Gimana nih? Pada ikhlas nggak kakak-kakaknya Vika punya pacar? Kasian loh Reza udah tua belum juga punya pacar wkwk. Atau ada yang mau daftar jadi ceweknya Reza? Kali aja ada yang suka sama kakak sulung Vika ini.
Kalian ada dikubu mana nih? Dukung kakak-kakaknya Vika pacaran atau enggak?
Mari kita lihat ciwi-ciwi yang dibawa kakak-kakaknya Vika. Kalau ada unek-unek sampein aja ya? Wkwk
Happy reading!
*****
Hari Sabtu menjadi hari dimana Gava akan bersantai dirumah. Dulu, sebelum adiknya ini kembali, jarang dia ada dirumah saat hari libur. Tetapi sekarang berbeda, dia malah malas keluar rumah. Kalaupun pergi, inginnya dia pergi bersama sang adik. Teman-temannya banyak yang mengolok dirinya yang menjadi anak rumahan sekarang. Untung saja telinganya sudah biasa mendengar hal-hal kurang enak sejak dulu. Jadi sudah biasa baginya, omongan orang bukan masalah lagi baginya.
Pagi ini dia bersama dua saudaranya -Gibran dan Revika- tengah berkebun. Tadinya kedua ibu mereka juga ikut, tetapi mereka pergi karena ingat ada acara dirumah tetangga. Jadi mereka pergi untuk menghadiri acara tersebut. Kedua ayah mereka tengah pergi memancing bersama, menikmati liburan tapi berdua saja. Katanya yang satu generasi.
Tiga saudara lainnya? Mereka tengah pergi untuk menjemput pacar mereka. Ucapan kedua ibu mereka semalam tidak main-main. Lagipula sudah lama kedua wanita yang merawat mereka sejak kecil itu meminta sesuatu, sulit bagi para putranya untuk menolak. Oleh karena itu, meski berat hati mereka tetap menuruti kemauan ibu mereka.
"Kak itu cacing ya?" tanya Revika pada kedua kakaknya. Tangannya menunjuk hewan kecil yang tengah menggeliat di tanah.
Gava adalah orang pertama yang mendekati adiknya itu. Sedangkan Gibran diam mematung di tempatnya. Firasat pria itu buruk.
"Iya dek cacing." jawab Gava setelah ikut berjongkok di sebelah adiknya. Diliriknya sang kakak yang hanya diam saja, kemudian dia mendekat pada sang adik untuk membisikkan sesuatu.
Dahi Revika berkerut mendengar bisikan sang kakak. Untuk beberapa saat dia terdiam, kemudian matanya menatap Gibran yang sekarang tengah menyiram bunga.
"Abang! Sini deh!" seru Revika seraya melambaikan tangannya, memberi kode pada sang kakak untuk mendekat.
"Kenapa Ngel?" tanya Gibran. Sebenarnya dia enggan untuk mendekat. Jadilah dia hanya berdiri di belakang adiknya, dengan jarak sedikit jauh.
"Kok cuma disitu sih Bang? Sini deketan!"
"Apa sih Ngel?" dilihatnya sang adik yang tengah menunduk. Kemudian adiknya itu berdiri dan berbalik menghadapnya.
"Lucu ya Bang?" tanya Revika seraya mengangkat hewan kecil yang panjangnya hanya sejari.
"Argh!" teriak Gibran spontan. Pria itu langsung berlari menjauh dari sang adik. "Buang Ngel! Jorok kamu!" perintahnya. Matanya menatap ngeri hewan yang kini menggantung dengan badan yang dijepit jari adiknya.
Tawa Revika pecah. Apalagi Gava yang sedari tadi tengah menahan tawanya. Dia tahu kakaknya itu geli mungkin juga jijik dengan hewan kecil itu. Tak dia sangka setelah memberitahu fakta itu pada adiknya, adiknya ini akan menakut-nakuti Abangnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life (#1 Wiratama's) [End]
General FictionWiratama Series 1. New Life 2. Nona Mantan 3. New Feeling Hidup tanpa tahu dunia membuatnya seperti mayat hidup. Bukan fisiknya yang terlihat mengenaskan, tetapi psikisnya. Seperti dongeng cerita seorang puteri yang dikurung dalam menara tinggi, beg...