Perpisahan bukanlah akhir tetapi proses sebelum membuka lembaran baru
-Revika Angela Wiratama-Hari berjalan begitu cepat. Seharian penuh tidak ada anggota keluarga Wiratama yang pergi untuk bekerja padahal hari ini hari Rabu. Semuanya terus berada dirumah dan mencoba mengambil perhatian si bungsu. Padahal seharusnya Revika tengah sibuk menyiapkan segala keperluannya tetapi para kakaknya menarik dia untuk berkumpul bersama di ruang keluarga. Dari semua saudara Revika, hanya Gava yang terlihat santai. Jelas saja begitu, karena dia akan pergi bersama adiknya. Jadi dia tidak akan berpisah dari kesayangannya itu.
Beberapa kali teguran diberikan oleh Alina akan tetapi tidak begitu mereka hiraukan. Yang ada dalam kepala mereka adalah, adik mereka akan pergi ke benua lain dalam jangka waktu yang lama. Jadi sebelum mereka berpisah jadi mereka harus memuaskan diri atas adiknya. Seperti sekarang contohnya. Gibran tengah menatap adiknya yang tertawa tanpa berkedip. Seolah tengah merekam hal tersebut dalam otaknya kemudian memutar rekaman itu kembali ketika merasa rindu.
Jika Gibran merekam dengan otak maka berbeda dengan Regan. Pria yang sedari tadi memegang kamera. Tak henti dia membidik wajah manis adiknya. Mengabadikan setiap momen bersama sang adik sekarang. Agar saat dia merasa rindu nanti, dia bisa sedikit mengobatinya dengan melihat foto adiknya.
Sosok Reza berubah 180 derajat hari ini. Tidak ada Reza berwajah datar, tidak ada Reza irit bicara, tidak ada pula Reza jarang tersenyum. Sejak bersama adik bungsunya, tak jarang pria itu menggoda adiknya. Tertawa bersama dengan sang adik. Memberikan gurauan agar adiknya merasa terhibur. Sangat bukan Reza sekali. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memuaskan dirinya atas sang adik. Dengan bersama adiknya saat ini, ia merasa tenang sekaligus takut. Takut tidak lagi merasakan hal ini. Ah, tidak seharusnya ia berpikir seperti itu.
Terakhir ada Galih. Pria yang memang sudah ramah sedari dulu kini tengah mencoba membuat adiknya senang. Tertawa bahagia bersama. Bermain alat musik sembari bernyanyi untuk adiknya. Hal yang begitu disukai oleh Revika. Bukannya dia ingin memonopoli, hanya saja memang Revika yang terus menempel padanya sejak tadi. Seolah tidak ingin mereka berpisah.
Berkumpul di ruang musik dan bernyanyi bersama. Menikmati hari yang terasa begitu indah hari ini. Jika biasanya Reza hanya akan melihat para saudaranya bernyanyi, sekarang ia ikut menyumbang suara akibat paksaan dari adiknya. Duduk bersebelahan dengan si bungsu yang sibuk melihat ponsel untuk membaca lirik.
There's a time that I remember, when I did not know no pain
When I believed in forever, and everything would stay the same
Now my heart feel like December when somebody say your name
'Cause I can't reach out to call you, but I know I will one day, yeah
Lagu Memories milik Maroon Five terdengar begitu indah ketika mereka berenam bernyanyi bersama. Walaupun tidak semuanya memiliki suara merdu, setidaknya tetap terdengar enak karena dinyanyikan ramai-ramai. Apalagi ketika wajah penuh senyum itu bernyanyi dengan begitu ceria. Membuat Galih sulit mengalihkan pandangannya padahal dia harus fokus memainkan alat musik.
Everybody hurts sometimes
Everybody hurts someday, ayy ayy
But everything gon' be alright
Go and raise a glass and say, ayyLagu bernada santai ini menjadi heboh ketika Gava terus bergerak kesana-kemari yang ditanggapi oleh Regan. Keduanya bernyanyi sembari terus bergerak menikmati lagunya. Hal yang membuat Revika tersenyum ketika melihatnya. Apalagi melihat wajah kesal Abangnya -Gibran- karena dua mahluk disebelahnya itu. Tadinya Gibran sudah akan pindah tapi ditahan oleh Regan. Jadilah dia terjebak diantara duo sableng ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life (#1 Wiratama's) [End]
General FictionWiratama Series 1. New Life 2. Nona Mantan 3. New Feeling Hidup tanpa tahu dunia membuatnya seperti mayat hidup. Bukan fisiknya yang terlihat mengenaskan, tetapi psikisnya. Seperti dongeng cerita seorang puteri yang dikurung dalam menara tinggi, beg...