New Life || 02. Kakak [Revisi]

61.1K 3.9K 138
                                    

Mata bulatnya memindai setiap sudut kamarnya. Beberapa kali ia berdecak kagum pada interior juga ukuran kamar ini. Dengan warna pink yang mendominasi, dipadukan dengan warna putih. Sebenarnya dia bukan pecinta warna pink, ia lebih suka warna biru. Tetapi kamar ini sudah disiapkan seperti ini, tidak sopan bukan jika ia meminta ganti?

Kakinya melangkah menuju rak yang menempel di dinding. Disana berisikan banyak buku, entah buku apa saja ia tidak tahu. Tangannya mulai menyentuh buku-buku tersebut, disertai dengan mata yang melihat tulisan dan bibir yang menggumamkannya.

"Bahasa Inggris?" tanyanya entah pada siapa.

Bahasa Inggris. Bahasa lain yang ia ketahui setelah bahasa Indonesia. Itupun tidak banyak, ia hanya tahu kalau di dunia ini ada bahasa lain selain bahasa Indonesia. Hanya beberapa kata saja yang ia ketahui artinya. Beberapa novel yang pernah ia baca berjudul dengan bahasa asing, yang membuatnya tahu kalau ada bahasa lain, tetapi isinya bahasa Indonesia.

"Apa boleh nanti aku belajar bahasa asing itu?" tanyanya lagi. Ditangannya sudah ada sebuah buku dengan judul dan isi bahasa asing yang tidak dimengertinya. Namun ia tetap saja melihatnya, seolah tengah membaca buku tersebut.

"Memusingkan." gumamnya kemudian meletakan buku tersebut kembali ke tempatnya. Tangannya mengambil buku lain. Covernya berjudul bahasa Indonesia jadi isinya juga bahasa Indonesia kan?

"Novel?" tanyanya seraya membuka halaman buku tersebut satu-persatu. "Aku nggak akan kesepian." ucapnya seraya berjalan menuju ranjang.

Sebelum ia menaiki ranjang Queen size itu, matanya kembali menatap kagum benda dihadapannya. Ternyata ada ukuran ranjang sebesar ini. Jadi ini ukuran ranjang orang kata yang ia baca di novel. Bahkan untuk tidur lima orang juga cukup.

Sebenarnya dia ingin kembali melihat-lihat kamarnya, tapi ia juga lelah. Jadi, dia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya. Masih banyak waktu baginya untuk melihat-lihat. Sekarang lebih baik dia istirahat sambil membaca novel.

Lama Revika terpaku pada novelnya. Membaca sudah menjadi hobinya sejak ia mengenal itu. Dengan membaca, ia menjadi tahu beberapa hal baru. Dan juga, ia tidak akan mati kebosanan karena itu. Sampai ketukan pintu disusul dengan suara asing terdengar menginterupsi kegiatannya.

"Boleh Kakak masuk?" tanya seseorang diluar.

Ada perasaan takut saat mendengar suara asing itu. Karena sejak dulu, setiap ada orang masuk, maka dia biasanya akan mendapat hadiah. Tetapi ini berbeda, orang itu meminta izin.

"Masuk aja, nggak Vika kunci kok!" jawabnya. Meski begitu ia tetap merasa was-was. Mungkin saja yang masuk ada segerombol pria berpakaian serba hitam.

Cklek

"Hai,"

Bibir Revika terbuka sedikit, akan membalas sapaan tetapi lidahnya terasa kelu. Ada pancaran ketakutan dimatanya meski ia sendiri tidak tahu takut pada siapa. Apa dia takut pada laki-laki yang berdiri diambang pintu itu? Laki-laki yang ia rasa umurnya tidak terlalu jauh darinya, memakai baju putih abu-abu, seperti seragam yang sering disebut dalam cerita. Rambut sedikit acak-acakan, dan wajah- yah, ia tidak bisa berdusta jika wajah laki-laki itu tampan.

"H-hai." balas Revika setelah menemukan kembali suaranya. Suaranya terdengar kikuk.

"Jangan takut, aku Gava, anak Bunda Farah, kakak kamu." jelas Gava melihat jika adiknya itu terlihat takut.

"Aku Revika, anak Mamah Alina." ucap Revika mengikuti cara berbicara laki-laki bernama Gava itu. Mau bagaimana lagi, ia bingung mau berkata apa.

Gava terkekeh mendengar ucapan adiknya itu. Terdengar polos dan ragu. Tetapi ia merasa melakukan kesalahan, akibat dari kekehannya tadi, kepala adiknya menjadi tertunduk. Ah, seharusnya ia biasa saja tadi.

New Life (#1 Wiratama's) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang