1. Pemilik Mata : Permata Emerald

4.3K 339 453
                                    

Aku adalah cahaya yang menemukan kegelapan tak berujung.

-Leonick Agnelo-

-Leonick Agnelo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika cahaya bulan sabit ditutupi tanpa perlawanan yang berarti oleh gumpalan air yang menguap ke atas, seorang gadis dengan tubuh mungilnya tapi tetap terlihat tangguh melangkahkan kaki, bergerak congkak secara profesional menyelinap masuk di antara kegelapan malam ke dalam sebuah gudang sekolah yang terbengkalai.

Mengabaikan bunyi gemuruh pertanda awan-awan kelabu yang akan segera menumpahkan isinya, si gadis berambut hitam legam dengan mata bak serigala yang tajam menarik sudut bibirnya ke atas. Merasa bahwa dirinya telah bersatu dengan suasana alam-badai-yang sebentar lagi datang.

Retra matanya yang bulat sempurna membesar secara mengerikan menangkap seksama pemandangan yang menurutnya indah dan sayang untuk dilewatkan. Bukan, itu bukanlah pemandangan alam dengan dua gunung dan sawah yang di terangi matahari di antara kedua gunungnya seperti gambar yang anak tk buat. Bukan pula pemandangan estetik dari sebuah ruangan tua berlumut dengan isi besi karatan tak terawat yang sudah diabaikan sang pemilik.

Pemandangan indah bagi gadis luar biasa aneh itu adalah di mana kini di hadapannya tengah terbaring sesosok mayat dengan darah yang mulai mengental dan sosok pembunuh yang tengah menyesali atau malah berbangga hati atas perbuatan kejinya.

Napas sang pembunuh tak beraturan, tubuhnya yang gemetaran entah karena ketakutan atau malah terlalu senang begitu ketara. Sosok di dalam kegelapan itu nampak begitu rapuh dan mungkin akan segera meledak hancur berkeping-keping jika didekati. Seperti bom.

"Perempuan berambut pirang, ya?" bisik si gadis yang berhasil memergoki-mengintip pembunuhan tidak sengaja yang orang lain lakukan. Lazimnya hal apa yang akan manusia lakukan jika menjadi saksi dari sebuah pembunuhan? Melapor? Lari? Menghentikan? Menonton? Atau--

"Jangan bercanda." Gadis itu menyibak rambut panjangnya yang sempat terkulai ke depan menghalangi penglihatan. "Ini bukan dunia yang ditinggali manusia biasa." Mungkin maksudnya manusia normal? Iya. Dia juga tidak normal. Percayalah.

Bukankah gudang yang mereka tempati sekarang adalah salah satu dari bangunan sekolah luar biasa? Sekolah elit dengan fasilitas tingkat tinggi yang kadang di luar akal sehat. Sekolah yang menjamin masa depan cerah bagi para siswanya. Sekolah yang tidak pernah gagal mencetak murid-murid berprestasi dari segala bidang kehidupan. Apakah ... ada rahasia lainnya?

"Sstt ..., perempuan itu akan segera memulai pestanya."

Di saat itulah mata si gadis yang berpenampilan seperti hantu dengan rambut hitam legam yang sangat panjang tersebut terbuka lebar. Pupilnya membesar dan bergetar. Ia sangat bahagia hanya dengan menjadi penonton di dalam kegelapan dari aksi yang lebih gelap lagi.

Penasaran apa yang dilihatnya?

Si pelaku pembunuhan tersebut ... mengeluarkan cutter dari saku seragamnya. Dengan senyuman yang sangat lebar. Ia menusukkan cutter kecil itu pada wajah tampan si mayat-tepat hidung mancungnya. Seakan tidak puas dengan tusukan saja, ia menekan cutternya dan menarik cutter tersebut ke bawah, membelah dua wajah tampan si mayat yang malang.

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang