32. Camilo Family

301 45 12
                                    

Aku terjatuh pada keindahan bernama kamu, kemudian takdir membunuhku.

-Ardelle Chastine Garneta-

Jadilah egois, seseorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadilah egois, seseorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Karena dengan begitu, seseorang bisa berhenti berekspetasi pada orang lain, pada dunia, bahkan pada semesta.

“A-apa katamu?” gagap Zayan dengan wajah horor, memandangi Leon seolah temanya itu adalah seorang penyihir yang ingin membakar habis seluruh permukaan bumi.

“Kenapa tiba-tiba? Apa karena sesuatu di dalam flasdisk itu? Kau yakin dia tidak mencoba menipu kita lagi?” timpal Gio menyerang Leon dengan pertanyaan.

Pemuda bermata emerald itu melipat tangan di depan dada lalu menggeleng pelan. “Aku sudah memastikan isinya asli.”

Zayan dan Gio tidak memiliki pilihan lain lagi, mereka  juga sudah terlalu lelah berada di bawah dan menjadi bahan mainan.

“Aku tidak akan memaksa kalian untuk ikut, karena ini adalah murni masalahku dengan keluargaku.” Leon memberi saran, jalan yang ia pilih adalah tempat yang kotor dan busuk. Hanya iblis saja yang sanggup menyusurinya sampai akhir.

I’m in,” sambar Gio langsung, ia tidak merasa perlu untuk memikirkan hal begituan dengan panjang lebar.

Sedangkan Zayan masih terlihat ragu. “Kau … yakin ingin menghancurkan keluargamu sendiri?” Ia kembali bertanya, si Penakut masih tidak habis pikir kalau itu adalah jalan terbaik.

Leon menoleh ke samping, menatap ke luar dari balik jendela kamar di asramanya. “Selama ini, rasanya aku seperti hidup di atas tumpukkan mayat. Ah, tidak, lebih tepat lagi jika dikatakan aku bisa hidup sampai sekarang dari tumpukkan mayat tidak bersalah itu. Merepotkan sekali,” ungkap remaja itu dengan tatapan sendu.

Ia dapat melihat sosok dirinya yang berdiri dengan senyuman bahagia sambil menginjak puluhan atau bahkan ratusan mayat.

“Sekarang Zayan,” ucap Leo tiba-tiba lagi. Ia menoleh. “Sebenarnya siapa keluargamu? Sekeras apapun aku mencari, melacak ke sana ke mari, membobol sistem informasi sekolah, identitasmu sangatlah terbatas. Zayan Cleon C. aku bahkan tidak tahu kepanjangan dari singkatan C pada namamu,” sambarnya seperti petir di siang bolong.

Karena kerahasiaan khusus di sekolah ini, mereka memang dilarang untuk menanyakan apalagi mencari tahu identitas sesama murid, akan tetapi situasi  sekarang jelas sudah berbeda.

“Karena aku rasa kau akan tetap bergabung dalam rencana ini, kau harus mengungkapkan identitasmu,” tambah Leon lagi. “agar semua adil.”

“Adil?” Zayan menunjuk ke arah Chastine. “Kalau begitu selanjutnya adalah dia?” Sungguh Zayan masih penasaran asal usul makhluk cantik bengis tersebut.

Gadis yang dari tadi hanya duduk diam di pojokan itu pun akhirnya menunjukkan eksistensi diri. “Iya, aku akan cerita,” jawabnya enteng.

Leon tidak pernah berpikir begitu, ide spontan Zayan ternyata boleh juga. Kalau begini semuanya bisa jadi lebih jelas tanpa repit-repot lagi.

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang