“Alasan kenapa manusia kukatakan lebih hebat dari malaikat dan iblis adalah karena manusia bisa menjelma jadi keduanya.”
-Leonick Agnelo-
“Bagas, apa misi khususmu?” Lagi-lagi Keanu menanyakan hal yang sama. Membuat temannya itu menampilkan wajah jengahnya.
“Sudah ku bilang rahasia! Kau sudah dengar sendiri dari pemandu itu!” sahutnya disertai emosi yang mengalir lancar seperti air terjun kembar pengantin.
“Heh, santai saja, dong. Aku hanya penasaran,” sergah Keanu tidak terima. Ia menyalakan pemantik untuk rokoknya. Mereka masih berada di kelas tapi begitu bebas melakukan apapun entah apa alasannya. Mungkin ada kekuatan pendorong di belakang tim ini.
Bagas melirik kesal. “Masalahnya kau menanyakan hal terlarang hampir setiap saat. Aku sampai bingung harus menjawab apa lagi,” jelasnya tidak santai.
Keanu terkekeh kecil sebagai respon. “Hei, apa misi khususmu?” jahilnya sengaja menggoda Bagas lagi. Membuat wajah temannya itu memerah manahan amarah. Ini lucu, Keanu sampai tertawa pulas.
“Makanan datang!”
“Membicarakan apa? Kelihatannya seru sekali.”
Faint dan Key memasuki kelas XI B seusai memborong cemilan dari kantin, atau lebih tepat disebut dengan memalak? Keduanya segera menyusun meja dan menghamburkan hasil jarahan tadi di atas sana merasa bangga. Mereka berempat pun makan dengan senang riang gembira. Sesekali, Keanu lagi-lagi menggoda Bagas sebagai lelucuan barunya.
“Oh, iya, Keanu, kau tidak tahu?” Tiba-tiba Faint mengalihkan topik.
“Apa? Misi Bagas? Ya, jelas aku tidak tahu.” Keanu segera mendapat tabokan ringan di kepalanya oleh Bagas.
“Hentikan itu!”
“Haha!”
Setelah berhenti tertawa, Faint ingin meluruskan apa yang dibicarakannya tadi. “Tanya saja pada Key, kami tadi mendapat tontonan menarik.”
Key menjetikan jarinya. “Oh, itu! Benar! Jalan pulang dari kantin ada hal yang pasti menarik bagimu!”
Wajah Keanu langsung berseri kembali. “Apa itu? Ceritakan.”
Faint memberi kode untuk Key agar dia yang bercerita dengan menepuk pundak temannya itu.
“Oke. Jadi setelah dari kantin, aku dan Faint sengaja mengambil rute memutar, kan. Itu melewati bangunan anak kelas XII—”
“Terus? Terus?” tanya Bagas yang malah memotong cerita tanpa sadar.
“Diam dulu, woi!” gemas Faint bercampur geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN || Mental Game
Mystery / Thriller[COMPLETE] WARNING! Bagi yang masih di bawah umur tidak dianjurkan membaca ini.) Ketika mental dan psikologis manusia dijadikan mainan semata. Sisi gelap dari dunia dengan pertumpahan emosi serta keringat berdarah. Di mana membunuh atau dibunuh menj...