26. Just For Fun

334 46 14
                                    

Saat Fajar menyentuh karang,
Ketika semilir angin tak lagi bertiup,
Biarlah kebenaran memelukmu,
Tiada lagi celah untuk kita pergi.

-Ardelle Chastine Garneta-

Hari keempat sejak mereka berada di sekolah ini, sebuah berita menggemparkan membuat pihak sekolah harus memulangkan murid-muridnya ke asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari keempat sejak mereka berada di sekolah ini, sebuah berita menggemparkan membuat pihak sekolah harus memulangkan murid-muridnya ke asrama. Begitu banyak desas-desus yang beredar sehingga tidak dapat dipastikan kejadian apa yang sebenarnya telah menimpa sampai-sampai para guru dan jajarannya terlihat begitu gentar.

"Hei, kudengar ada empat mayat yang ditemukan di gubug belakang," bisik seorang siswa dengan sebagian wajah yang ditutupi poni.

"Eii ... bukannya ada di gedung aula? Ada banyak mayat di sana!" timpal temannya yang berambut cepak.

"Gudang belakang katanya ada juga."

"Gila-gila, bukannya kita dilarang kalau korbannya murid sekolah ini?"

"Entahlah, mungkin saja mereka mencari masalah dengan orang yang salah."

Keduanya menenteng tas sambil berjalan bersisian. Asyik mengobrol, tidak menghiraukan ketiga laki-laki yang berada tidak jauh dari keduanya sedang menguping pembicaraan.

"Padahal gubug belakang adalah tempat membuat video porno terbaik, sejak kapan dijadikan tempat pembunuhan? Duh, aku harus apa kalau uang bulanan tidak diberikan Bos?" Laki-laki yang berambut cepak tadi menngurut keningnya, frustasi.

Temannya si rambut poni menatap khawatir. "Mau ikut denganku? Buat video tentang perkelahian atau penyiksaan saja," usulnya serius.

"Kau gila? Aku tidak sekuatmu!" Namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah.

"Pilihannya hanya itu, kan? Masa kalian bercinta di asrama?"

"Diam kau! Bikin pusing saja!"

Di belakang mereka tadi ada tiga pemeran utama kita yang juga sedang berjalan menuju asrama. Mendengar percakapan itu membuat wajah Zayan berubah masam, ia melirik ke arah Gio dengan tatapan mata yang meminta penjelasan tapi Gio malah melirik Leon, seakan melempar pertanyaan itu. Sedangkan Leon hanya memasang wajah cengar-cengir yang menyebalkan.

"Oh, come on guys, I can explain that later!"

Di asrama baru ini, Leon, Gio, dan juga Zayan untungnya satu kamar. Namun ketika mereka baru saja melangkah masuk, ketiganya disambut dengan kehadiran Chastine yang hanya mengenakan handuk di atas lutut dengan rambut yang masih basah. Tubuh dengan kulit yang putih pucat tersebut begitu terekspos bebas.

Disuguhkan pemandangan langka, ketiganya ada yang setengah terkejut, setengah malu, dan setengah naik nafsu. Berbanding terbalik dengan Chastine yang memasang wajah datar tanpa emosi, seolah tindakannya itu adalah hal biasa. Seperti keluarga, ketika adik perempuan baru mandi di hadapan ketiga kakak laki-lakinya. Masalahnya hubungan mereka tidak seperti itu.

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang