34. Little Chastine : Happy Family

340 43 27
                                    

Ada seseorang yang menarikku dari kegelapan. Lalu karenanyalah aku harus menghilang. Setidaknya kelopak mataku tertutup di antara bintang-bintang.

-Ardelle Chastine Garneta-


-Ardelle Chastine Garneta-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tercatat 21

Bola mata dengan warana hitam pekat itu membola besar menatap fenomena tak biasa di hadapannya ini. Seorang pria dewasa, berpakaian bak pengantin berjas rapi yang membeku di dalam bongkahan es besar.

“Papa?” lirih suara dari pemilik mata tadi. Tangan mungilnya yang memeluk boneka kelinci abu-abu terkulai lemas. Boneka itu pun mencium lantai dengan nahas.

“Benar. Itu adalah Papa yang kamu cari-cari selama ini,” balas seorang wanita dengan surai pirang bergelombang bak emas.

Ruangan khusus seperti akuarium raksasa ini terlihat begitu kelam semenjak kedatangan dua orang itu, padahal aslinya terang benderang. Hawa keberadaan yang bukan main kuat eksistensinya.

“Sudah puas? Saatnya kita latihan lagi.”

“Tapi Mama—"

My little sweetheart, Chastine.” Wanita itu berjongkok, menyesuaikan tingginya dan sang anak. Ia menangkup wajah mungil Chastine dan tersenyum sangat lembut. Iris hijau miliknya yang khas menyala-nyala.

“Kalau kamu tidak latihan, maka hal yang terjadi pada Papa akan dialami oleh Leon juga. Kamu mau?”

Pupil gadis kecil itu langsung membesar. “Leon akan mengalami hal sama?” ulangnya  memastikan.

Wanita itu mengangguk. “Iya, sayang.”

Chastine menggeleng-geleng. “Tidak Mama! Aku tidak mau! Tidak boleh!” rengeknya mencengkram tangan orang yang melahirkannya itu dengan kuat guna menyalurkan rasa takut.

Wanita tersebut malah menyeringai. “Jadi kamu mau latihan lagi?”

Chastine mengangguk di tengah deraian air mata.

“Meski itu sakit?”

“Tidak apa-apa. Mama bilang rasa sakit itu teman, bukan musuh.”

Sang ibu tergelak ringan. “Meski itu melelahkan?”

“Mama bilang aku harus melindungi Leon, tidak ada hal yang lebih penting dari itu!” sahut bocah yang sepantaran dengan anak kelas empat sekolah dasar itu dengan lantang.

“Benar, anakku.” Dia mengusap pelan kepala Chastine. “Untuk itulah Mama melahirkanmu,” beonya. “Kamu ada di dunia ini untuk Leon. Apa kamu suka Leon?”

“Iya, Mama. Sangat suka, sebesar ini!” Chastine membentangkan tangan lebar-lebar dan tersenyum ceria.

Sang ibu mengusap titik air yang masih tersisa di pinggir mata anaknya. “Pelajaran kali ini, kekebalan terhadap racun. Kamu suka jarum suntik?”

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang