15. RUN!

473 73 41
                                    

"Kegelapan yang dibutakan cinta akan berkorban demi cahaya. Ia rela ditelan dengan bodoh karena ketulusannya sendiri. Itu gambaran kau dan aku."

-Leonick Agnelo-

-Leonick Agnelo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Halo, tim pertama dari SMA Angkasa Victory. Aku, Hades, pada tantangan kali ini akulah yang akan membimbing kalian. Jika lancar, kita akan bertemu lagi."

Sesaat setelah mengisi tenaga dengan makan dan beristirahat, keempat anak manusia itu-Leon, Gio, Zayan, dan Chastine-dihadapkan dengan orang baru. Kali ini pemandu game cukup unik. Kostumnya menyerupai jas bewarna hitam yang terbuat dari kulit kambing, dilengkapi topi kulit sebagai penanda status seorang ahli kesehatan, dan yang menjadi sorotan utama adalah masker topeng yang menyerupai kepala burung dengan paruh besar. Jangan lupa juga pada tongkat khasnya.

Zayan termenung seperti kehilangan akal. "Dia ... cosplay jadi Plague Doctor?"

"Mungkin dia belum move on dari abad-14," tambah Gio.

"Atau pengemarnya." Leon ikut memberi tanggapan.

Bocah keparat.

Orang di balik topeng itu berkeringat dingin. Mentalnya seakan terbang jauh dibawa angin sepoi-sepoi ke udara lepas. Namun kedatangannya secara langsung di hadapan empat bocah ini tidak bisa dielakan.

"Hei, Paman, harusnya kau mencari nama samaran lain. Masa jadi Dewa Alam Bawah, haha!" Entah narkoba jenis apa yang Zayan telan. Tumben-tumben anak itu tidak ketakutan. Oh, mungkin dia mulai percaya diri setelah sadar ada pembunuh unggul berwujud Gio di sisinya.

Bocah kurang ajar, batin Hades lagi. Ia meremas tongkat. Harus menenangkan diri. "Ehem. Apa kalian bersikap santai karena berpikir bisa mengalahkanku? Saling membunuh misalnya."

Leon bersidekap. "Membunuh Paman tidak akan membuat kami ke luar dari tempat terkutuk ini," ungkapnya cerdas.

Hades memiringkan kepala, menatap lamt-lamat iris hijau yang langka milik Leon di sana. "Tidak seperti dua pemandu lainnya, aku harap kalian mati dalam game ini," beo Hades tajam.

Wajah Leon mengeras. "Coba saja," tantangnya kelewat percaya diri. "Biar aku tebak. Pada game kali ini, kau pasti akan menguji kecerdasan dan kerja sama tim kami, right?"

Mata Hades membulat lebar, "Bagaimana-"

"Aku membaca polanya. Pemimpin kalian hanyalah maniak game," potong Leon dengan tersenyum miring. Ia tahu kali ini tidak akan mudah, tapi setidaknya presentase mereka untuk hidup lebih tinggi dari sebelum-sebelumnya, mungkin.

"Cih, bocah sombong." Hades mengalihkan tongkat dari tangan kiri ke tangan kanan. "Kalau begitu aku tidak akan menjelaskan panjang lebar. Akan kusediakan empat pintu, pilihlah dengan tepat pintu mana sebagai jalan ke luar, lalu pecahkan teka-tekinya. Jika salah, setidaknya salah satu dari kalian akan mati. Waktu memilih pintu 10 detik, waktu memecahkan teka-teki 30 detik. Lambat dari itu ruangan akan dijatuhkan, artinya kalian semua akan mati."

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang