“Bahkan sejuta kebaikan dapat sirna karena setitik api setan. Arus balik tragedi miris yang memilukan.”
-Leonick Agnelo-
“Okey ….” Leon memandang kesekitar. Tidak terang tapi tidak gelap juga. Lagi-lagi hanya ada satu lampu pijar yang kali ini tidak berwarna kemerahan. Putih. Di samping kanan ada lemari kayu yang entah isinya apa. Di sebelahnya Ada jam dinding terbalik. Apakah memiliki makna tersirat?
Leon melangkah mendekat. Lalu meraih jam tersebut. “Mati,” tuturnya mendapati jam tadi jarumnya tidak bergerak sama sekali.
“Dapat petunjuk?”
Menggeleng pelan, Leon meletakan jam itu kembali. “Kita bahkan tidak diberi teka-teki. Maksudku seperti pertanyaan. Hanya disuruh scan untuk keluar jika salah kita mati. Jika lambat kita juga mati,” keluhnya dengan wajah datar seolah kata mati bukanlah hal yang tabu lagi.
“K-kalau begitu kita scan saja semua benda ini satu-satu dengan cepat?” Zayan memberi usul gila. “Siapa tahu benar … kan?”
Gio hampir saja membantah, tapi Leon malah menyetujui usul ekstrem tadi. “Mari kita uji dulu.”
“Apa? Seriously? Jika salah-salah … We gonna die, Leon!”
Leon menepuk pundak Gio. “As soon as possible,” candanya seakan ini hanya game ular tangga dengan tiga buah dadu yang mudah untuk dimenangkan.
Leon meraih lagi jam terbalik tadi. Melangkah menghampiri tempat scan. Lalu melepas jam tangannya sendiri. “Ini hanya tes. Menurut kalian kenapa benda di ruangan ini terbatas?” tanyanya bertele-tele.
Belum sempat di sahut, Leon menjawab pertanyaannya sendiri. “Menurutku, itu karena ada jeda waktu untuk melakukan scan.” Leon menscan jam dinding terbalik tadi. Setelah alat tersebut memindai selama tiga detik dan menunjukan gambar silang merah yang menandakan salah. Cahaya hijau yang memancar dari scan tadi tiba-tiba berubah warna menjadi merah menyala. Lalu tulisan angka dengan hitungan mundur muncul di pintu ke luar. “Lihat? Dia tidak bisa menscan ini,” tutur Leon yang sedang menscan jam tangannya tadi.
Mengejutkan, jeda waktunya adalah 5 menit. Cukup agar mereka bisa berpikir kembali. Cukup juga untuk menyalurkan lebih banyak gas kimia yang bisa meracuni mereka. “Ini juga pendapatku lagi. Setiap kali scan kita salah, maka jeda waktunya bertambah. Mungkin kelipatan lima,” tambah Leon lagi. Ia kembali pada kelompoknya.
Setelah meletakan jam tadi kembali pada tempatnya, Leon melirik Zayan yang sudah banjir keringat. “Caramu akan membunuh kita lebih cepat,” ungkap lelaki itu menusuk.
“Uhuk!” Chastine sudah merasakan gas kimia tadi mulai memperbanyak volumenya. Tenggorokan pun sudah mulai kering dan gatal. Mereka tidak bisa berlama-lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN || Mental Game
Mystery / Thriller[COMPLETE] WARNING! Bagi yang masih di bawah umur tidak dianjurkan membaca ini.) Ketika mental dan psikologis manusia dijadikan mainan semata. Sisi gelap dari dunia dengan pertumpahan emosi serta keringat berdarah. Di mana membunuh atau dibunuh menj...