Memang benar kata orang benci bisa menjadi suka, sama halnya seperti aku kepada kata selamat tinggal.
-Leonick Agnelo-
“Aku akan membunuh adik Zay,” tutur Leon di hadapan Gio setelah membangunkan pemuda itu tengah malam begini. Mereka sedang berada di ruang khusus yang kedap suara.
Wajah Gio tentu tidak baik-baik saja. “Hei, apa maksudnya itu? Bukankah dia bisa menjadi kekuatan bagimu?” protesnya tidak mengerti. Apalagi membayangkan bagaimana perasaan Zayan, Gio tidak habis pikir lagi.
“Ingat email anonim yang waktu kita masih di asrama sebelum berangkat ke sini? Itu dari Zeine, aku sudah mengkonfirmasinya.”
“Bukankah itu bagus kalau dia calon pengantinmu atau apalah itu! Kenapa kau ingin menyingkirkannya?”
“Dengar, aku membicarakan ini denganmu agar kau membantuku menyembunyikan fakta dari Zay.”
“Tapi, Leon—”
“Wanita itu bisu, aku tidak suka. Dia hanya akan menjadi penghambat.”
Kata-kata yang langsung membuat Gio bungkam. Leon benar-benar dingin, atau manusia itu tidak memiliki hati nurani lagi.
“Menyembunyikan fakta bagaimana? Cepat atau lambat, Zay pasti akan tahu kalau saudaranya sendiri mati.”
“Tidak akan kalau kau ingin bekerja sama.” Leon bersidekap. “Akan kubuat Zeineku sendiri, pengantin yang sempurna untukku.”
Penjelasan Leon sangat ambigu, tapi Gio tahu ia tidak akan bisa mempertanyakan hal itu. Tidak sampai rencan Leon berjalan lancar mencapai tahap akhir.
“Baiklah, terserah. Aku akan mengikutimu saja.”
“Tentu kau harus.”
***
Detik bergulir jadi menit, menit akan bertambah menjadi jam, dan jam terus berganti hingga mengubah hari.
Chastine berdiri di depan kantor yang bertuliskan ruang kepala sekolah, ia dikirim ke sini dan baru sampai hari ini.
“Jadi kau adalah anjingnya Leon?” sapa Zeine dengan bahasa isyarat, ketika pintu terdorong ke depan, menampilkan sosok perempuan dengan wajah tanpa ekspresinya yang khas.
“Jadi kau pengantin yang bisu itu,” balas Chastine tidak kalah tajam.
Zeine terlihat tertawa tanpa suara. “Kau pasti kesal karena Leon memilihku dari sekian banyak kandidat, kan? Itu karena aku memiliki keistimewaan yang membuatnya tertarik, hingga akhirnya Leon jatuh dalam genggamanku. Makluk yang bernama pria itu memang sangat mudah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN || Mental Game
Mystery / Thriller[COMPLETE] WARNING! Bagi yang masih di bawah umur tidak dianjurkan membaca ini.) Ketika mental dan psikologis manusia dijadikan mainan semata. Sisi gelap dari dunia dengan pertumpahan emosi serta keringat berdarah. Di mana membunuh atau dibunuh menj...