4. Para Pewaris

881 173 172
                                    

Kau katakan aku akan selamat jika menggenggam bara api,
Kau berikan padaku mahkota berduri,
Kau merangkulku, dari balik jeruji besi.

-Ardelle Chastine Garneta-

-Ardelle Chastine Garneta-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada langit di atas langit. Kurang lebih pepatah berkata demikian. Pada kenyataannya, keluarga Agnelo bukanlah yang paling berkuasa di sekolah ini. Pada kenyatannya, sosok Leon bukanlah lelaki yang paling dipuja-puja. Masih ada lagi.

Masih ada para pewaris tahta dari petinggi-petinggi berbagai macam negara. Masih ada laki-laki yang lebih tampan, lebih populer, dan lebih pintar lagi. Di sekolah itu.

Namun pada dasarnya, manusia yang berada di atas tidak suka jika ada manusia lain yang berada di bawahnya, memiliki potensi untuk naik menyaingi mereka. Secara naluri, mereka akan menghentikan orang itu. Dengan berbagai cara.

Maka, ketika dua kubu itu bertemu dalam satu titik tumpu. Hal seperti apa yang akan terjadi? Bahkan di umur sebocah ini, mereka akan belajar apa arti dari kekuasaan. Lalu menggunakannya.

"Prince! Itu Prince!" jerit beberapa siswi dengan histeris. Suara mereka sudah seperti ibu monyet yang akan melakukan persalinan kembar sepuluh.

"Kyaaa!! Mereka bertemu! Mereka bertemu!" Dan tidak ada malu-malunya sama sekali. Mungkin urat malunya sudah putus?

"Ada apa ini ribut-ribut?" seorang siswi berpakaian olahraga ketat yang baru saja menyelesaikan aktivitasnya bergabung dengan kelompok berisik itu.

"Lihat di sana! Dua idola kita bertemu!"

"Visual yang sangat mematikan!"

"Sepertinya aku bisa hamil hanya dengan memandanginya saja!"

Siswi yang baru saja bergabung itu mengerutkan keningnya heran. Ia mengibaskan tangan ke leher jenjangnya. Masih berkeringat. Tentu saja. "Tapi mereka terlihat seperti akan berkelahi, tuh?"

"Itulah bagusnya!"

"Ketika dua makhluk Tuhan yang sempurna bertengkar, bumi ini akan bergetar!"

Lebaynya.

"Ini akan jadi tontonan langka!"

"Rekam! Cepat rekam!"

Menunjukan wajah datar. Siswi itu ingin sekali memukul satu-satu kepala teman-temannya ini. "Dasar gila."

"Kyaa!! Lihat itu! Zev menatap Leon dengan tajam!"

"Jiwa Fujoku! Akh! Toling selamatkan jantungku!"

Entah bagaimana asal mulanya. Tiba-tiba saja, di kantin sekolah nomor delapan belas, Zev beserta dua temannya menghampiri Leon dengan tatapan tidak bersahabat.

Zev Gregory, anak ke dua dari keluarga Gregory yang terkenal akan bisnis besarnya dalam berbagai bidang terutama industri. Sudah menjadi rahasia umum mengenai kejadian masa lalu di mana Agnelo mengakui kekalahannya terhadap Gregory. Entah sekarang, kedua keluarga tersebut tidak pernah berseteru lagi. Kecuali keturunan mereka pada generasi ini.

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang