7. Tuan Pelayan : Tipu Daya

610 148 65
                                    

Boomerang paling mematikan itu adalah nafsu yang dijungjung tinggi menembus logika semesta.

-Leonick Agnelo-


SMA Angkasa Victory

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Angkasa Victory. Sekolah dengan fasilitas luar biasa. Sekolah yang diam-diam mencetak manusia-manusia jenius di muka bumi ini. Sekolah yang memilih muridnya. Hanya mereka yang spesial mampu menjadi kandidat. Sekolah yang hanya mewajibkan muridnya untuk menekuni satu bidang. Sekolah idaman sekaligus penuh kemisteriusan. Tiada insan yang boleh buka suara perihal sekolah khusus ini pada media. Baik siswa maupun pihak orang tua. Mereka diminta bungkam dan duduk manis menikmati hasil didikan.

“Palsu. Image sekolah. Tujuan sekolah ini. Semua hanya omong kosong.” Chastine tersenyum simpul di balik wajah putih pucatnya. Helaian rambut panjang tersebut kembali menutupi paras menawan itu.

Gio membeku untuk beberapa sekon. Mana bisa ia memungkiri paras asing rupawan ini. Untung tak lama kemudian, akal sehatnya perlahan kembali. Wanita cantik benar-benar racun dunia, dan birahi laki-laki adalah sasaran paling empuknya. Sialan. Rahang Gio mengeras. “Siapa sebenarnya kau?”

“Sekolah ini hanyalah penampungan anak-anak terbuang.” Menghiraukan pertanyaan Gio, Chastine menetap dengan argumennnya sendiri.

“HA!” Gio berdecak kesal. “Apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan? Aku tidak suka berbasa-basi.”

Kali ini Chastine menatap lurus pada Gio. Walau pandangan mereka terhalang oleh rambut lebatnya lagi. “Pinjamkan aku tanganmu,” pinta gadis suram ini pelan. “itupun jika kau masih ingin menggunakannya," sambungnya dramatis.

Bailah. Gio tahu sekarang di mana posisinya. Orang di hadapannya saat ini bukan makhluk bodoh biasa. “Kau pasti salah satu dari anak istimewa itu.” Gio tergelak di akhir kalimat. “Baiklah. Katakan, apa yang kau ingin aku lakukan?” Sekarang Gio berpikir liar. Apakah Chastine sengaja mendekati Leon untuk mendapatkan dirinya? Tidak mungkin begitu. Pasti ada sebab lain.

Chastine merasa puas. Sungguh tidak percuma ia tidak tidur selama 72 jam menggali informasi. “Menyelamatkan, Leon.”

Kening Gio mengerenyit. “HA?’ Permintaan tersebut sungguh di luar ekspetasinya. Gio hanya berpikir permintaan Chastine adalah membunuh seseorang atau sekelompok orang. Bukan menjadi malaikat penolong begini.

“Apa maksudmu Leon dalam bahaya?” Bagaimana mungkin? Orang gila mana yang ingin menyentuh penerus langsung dari keluarga besar itu? Ini Leon, lho, Leonick Agnelo. Keluarga Agnelo.

“Membunuh pembunuh.” Lagi. Chastine kembali mengatakan hal yang sukar dicerna oleh otak kecil Gio. Mungkin jika Chastine bukan wanita, Gio sudah mencekiknya sekarang.

“Tenang saja.” Chastine melangkah mendekatkan wajahnya. “Kau hanya perlu bergerak sesuai instuisiku.” Setelah mengatakan demikian ia memberikan isyarat agar Gio mengikuti langkahnya.

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang