28. Titik Gelap yang Terang

230 41 6
                                    

Mata yang terikar janji menyusup halus di balik sepi,
Ribuan duri turun menghujam bumi,
Mengharap amerta hanyalah gambaran semu,
Seperti aku kepadamu.

-Ardelle Chastine Garneta-


-Ardelle Chastine Garneta-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




“Apa kalian tahu kisah The Black Crow and The White Rose?” Marco bertanya sembari memimpin jalan. Di belakang ada Lolly dan juga Hades serta sekretarisnya yang manis. Mereka diberi tugas terakhir untuk menjemput tim pertama, membawa anak-anak itu pada final game.

Lolly terlihat tertarik ia memutarkan wajah ke arah Hades dan bertanya, “Kau tahu?”

Namun Hades hanya menjawab dengan gidikan bahu.

“Bagaimana denganmu, Aria?” tanya Marco pada sekretarisnya dengan nada tengil.

“Saya tidak tahu, Tuan.” Aria tersenyum simpul.

“Hoho.” Marco tertawa dengan lagak. “Aku akan menceritakannya dari pada kita berdebat atau diam-diaman seperti pasangan yang sedang bertengkar.”

“Terserah.”

“Ceritakan!”

Hades dan Lolly menjawab secara bersaman. Maka, Marco yang masih betah mengenakan setelan serba putihnya itu mulai berdongeng.

The Black Crow and The White Rose

Pada zaman dahulu, di suatu tempat dalam sebuah hutan, hiduplah seekor Gagak Hitam yang berteman baik dengan Mawar Putih. Karena ikatan yang telah lama mereka jalin itu, sang Gagak jatuh cinta pada Mawar. Ia selalu berusaha menunjukkan perasaannya, tapi Mawar Putih tidak pernah mengerti. Akhirnya, Gagak pun memilih untuk menyatakan cinta secara langsung pada sang Mawar.

Gagak terlihat sangat gugup saat menemui Mawarnya. “Wahai Mawar Putih, aku ingin mengatakan sesuatu padamu.”

Mawar Putih pun menjawab, “Katakanlah.”

Setelah mengumpul segudang keberanian, Gagak akhirnya menyatakan perasaannya, “Aku jatuh cinta padamu, aku sangat menyukai dan menyayangimu, aku rela melakukan apa pun untukmu.”

Namun yang Gagak tidak ketahui adalah bahwa Mawar Putih sudah tahu semua itu. Ia selama ini hanya ingin memanfaatkan Gagak. Mawar Putih tidak mencintai Gagak, ia hanya menganggap hubungan mereka sebagai simbiosis mutualisme saja.

Dengan senyuman yang menawan, Mawar Putih menjawab, “Maaf Gagak, aku tidak bisa menerima perasaanmu hanya dengan kata-kata, aku perlu bukti.”

Bukti cinta? Gagak Hitam kebingungan, ia merasa telah melakukan segala cara dan begitu banyak hal untuk Mawar putih. “Katakan, apa keinginanmu?”

“Aku selalu iri dengan Mawar Merah yang indah.”

“Baiklah, aku akan membuatmu menjadi Mawar yang merah,” sanggup Gagak Hitam tanpa pikir panjang.

HIDDEN || Mental GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang