Jika aku mencintai orang karena kebetulan
Lantas aku mencintaimu karena keharusan-Renia Safira putri-
"Aduh, badan aku rasanya mau patah semua." Keluh Renia
"Sama, gue juga." Ucap Jihan
"Mending kita ke tukang urut aja Jihan, biar badan kita enak lagi." Saran Renia
"Ayok. Pulang sekolah nanti kita langsung cus ya." Ucap Jihan
"Oke."
Saat mereka berjalan di koridor, mereka bertemu dengan Raden, Abdi, dan David. Mata Renia langsung berbinar saat melihat Raden.
"Jihan, kayanya aku gak jadi deh ke tukang urut. Badan aku udah seger pas liatin Raden." Ucap Renia
"Dasar bucin akut." Ejek Jihan
"Pagi Raden!" Sapa Renia dengan senyuman terbaik
"Pagi darimana? Ini matahari udah terik gini lo bilang pagi?" Tanya Abdi heran
"Gapapa, kalo liat muka Raden, rasanya semangat pagi terus." Jawab Renia
"Wah wah mau dong jadi Raden." Ucap David yang membuat orang yang berada di sana merasa jijik.
"Eh Ren, tips biar bisa ngalahin musuh dong." Ucap Abdi
"Gaada tips, aku emang garang orangnya. Tapi kalo sama Raden, aku lemah lembut kok." Ucap Renia
"Uhh so sweet." Ucap Abdi dan David bersamaan membuat Renia senyum melihat tingkah mereka.
"Raden, gimana? Menang gak tanding tadi?" Tanya Renia
"Iya." Jawab Raden singkat
"Iya apa?" Tanya Renia kurang paham
"Menang."
"Wahhh bagus dong, untuk perayaan kemenangan kamu, pulang ini aku izinin kamu buat nganterin aku pulang. Gimana? Mau kan?" Ucap Renia
"Modus." Ucap Raden dan langsung pergi
"Ternyata selain garang, lo juga jago modus ya Ren. Salut gue." Ucap Abdi
"Iyaadong, namanya juga Renia." Ucap Renia dengan bangga
"Yaudah kita pamit ke kelas dulu ya. Bye" pamit David
"Bye!"
~•~•~•~•
"SAMBALA SAMBALABALA SAMBALADO, TERASA PEDAS TERASA PANAS." Suara ini berasal dari Abdi, sang raja dangdut.
Abdi dan David sibuk berjoget di atas meja, mereka semua sedang dalam keadaan bahagia, dikarenakan semua guru sedang mengadakan rapat, sehingga kelas mereka sedang jamkos.
Raden yang melihat temannya seperti itu, tidak ambil pusing. Ia segera menelungkupkan wajahnya, berniat untuk tidur.
Namun, baru saja ia ingin memejamkan matanya, kepala Raden terasa seperti dilemparkan sebuah buku kepada orang.
Ternyata yang melemparnya tadi adalah David, membuat Raden murka.
"Apa?" Tanya Raden sinis
"Ayo joget bareng. Biar nanti bisa disawer orang." Ajak David
"Ogah." Tolak Raden
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...