27

8.7K 279 7
                                    

Inikah yang kau mau?
Melihat ku berdiri sendiri tanpa adanya orang untuk melindung

-Renia Safira putri-



Pagi-pagi sekali, Daniel sudah datang untuk menjemput Renia. Renia yang melihat Daniel pun, terlihat menyunggingkan senyum.

Mereka berdua berangkat bersama ke sekolah. Saat di parkiran, mereka sempat bertemu dengan Raden, sehingga membuat Renia berpura-pura tertawa bahagia berada di samping Daniel.

Raden yang melihat pemandangan itu pun langsung memalingkan wajahnya. Jadi, begini rasanya sakit hati?

Daniel mengantarkan Renia sampai di depan kelas gadis itu, sehingga membuat para kaum hawa merasa iri melihat kejadian itu. Para siswi tak henti-hentinya melemparkan pandangan mereka ke arah Renia, namun Renia mencoba untuk bersikap tidak peduli.

Di kelas, Renia tidak mengobrol dengan siapapun. Ia memilih untuk menelungkupkan wajahnya. Ia benar-benar merasa kesepian saat ini. Biasanya ia akan mengobrol dengan Jihan, namun saat ini, ia tidak bisa melakukan itu.

Sampai bel istirahat berbunyi, Renia berniat pergi ke kantin sendirian. Namun, saat ia hendak keluar kelas, ia melihat Daniel yang sudah menunggunya di bangku depan kelas mereka.

"Hai!" Sapa Daniel yang hanya dijawab oleh Renia dengan senyuman

"Ke kantin bareng?" Ajak Daniel

"Ayok." Jawab Renia

Di kantin, Renia hanya fokus dengan makanannya tanpa berniat mengajak Daniel mengobrol. Di bangku ujung, Raden terlihat mengamati aktivitas Renia dan Daniel.

Raden menjadi kesal sendiri melihat Renia dan Daniel, ingin rasanya ia menghampiri meja itu, hanya sekedar untuk menonjok wajah Daniel.

Saat makan, Renia terlihat belepotan, sehingga membuat Daniel dengan lancangnya mengelap bibir Renia menggunakan tissue. Raden yang sudah tidak tahan melihatnya, langsung melangkah menuju meja itu.

"Berenti." Ucap Raden kepada Daniel

"Apa?" Tanya Daniel

"Pergi dari sini." Perintah Raden

"Lo siapa?" Tanya Daniel

"Pacarnya dia." Ucap Raden sambil menunjuk ke arah Renia, sehingga membuat kantin yang tadinya berisik menjadi hening layaknya kuburan

"Bener?" Tanya Daniel kepada Renia, namun Renia langsung menggeleng, tanda bahwa apa yang dikatakan Raden itu tidak benar

"Jangan ngaku-ngaku." Ucap Daniel

"Ikut gue." Ucap Raden kepada Renia. Karena tidak mendapat respon, Raden langsung menarik tangan Renia untuk pergi, namun langsung ditahan oleh Daniel.

"Kalo dia gak mau, gak usah dipaksa." Ucap Daniel

"Lo gak usah ikut campur." Ucap Raden

"Lepas." Ucap Renia

"Nggak." Ucap Raden kepada Renia

"Aku bilang lepas." Ucap Renia mulai kesal

"Jauhin dia." Ucap Raden menunjuk Daniel

"Kamu yang harusnya jauhin aku!" Ucap Renia lalu menuju keluar dari kantin. Sialnya, karena tidak melihat jalan, Renia sempat bertabrakan dengan Reza, sehingga membuat amarahnya bertambah besar.

Daniel berniat menyusul Renia tanpa sepengetahuan gadis itu.

Renia memilih untuk pergi ke taman sekolah. Ia benar-benar pusing saat ini. Harus sampai kapan dia seperti ini? Berlagak seolah-olah ia tidak peduli dengan orang yang ia sayangi

My cold boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang