Renia baru saja terbangun dari pingsannya. Saat membuka mata, yang ia lihat hanyalah barang rongsokan yang sudah tak terpakai. Renia bisa menyimpulkan bahwa sekarang ia sedang disekap di gudang.
"TOLONG!!!! TOLONGGG!" Teriak Renia kencang namun tak ada satupun yang mendengar teriakan Renia. Itu disebabkan karena Renia disekap di tempat yang sepi
Air mata Renia mulai keluar secara perlahan. Saat ini ia benar-benar merasa takut berada di tempat seperti ini sendirian. Saat Renia sedang menangis, terdengar suara seseorang sedang berdebat.
"Lepasin dia sekarang." Ucap seorang pria dari balik pintu
"Lo ngelepasin dia sama aja lo ngekhianatin keluarga kita." Ucap pria lainnya
"Buat apa? Buat apa lo nyekap dia hah? Apa papa bakal balik kalo lo nyekap dia kaya gini? Iya?" Tanya pria tadi
"Balas dendam."
"Udah gila lo, minggir sana gue pengen bebasin dia sekarang juga."
"Pergi gue bilang, atau lo mau liat kematian wanita itu di depan mata lo?"
"Lo jangan macem-macem, dia gak bakal mati, tapi lo yang bakal mati di tangan gue."
"Daniel, denger ucapan gue. Buang semua perasaan lo itu, itu cuma bakal nyusahin lo." Ucap pria itu yang membuat Renia langsung menganga tak percaya
"Gue pengen ngelepasin dia bukan karena perasaan gue ke dia, tapi karena gue manusia, masih punya hati. Nggak kaya lo, hati udah kaya sarang iblis." Ucap Daniel telak
"Udah berani kurang ajar ya lo sama gue."
"Kenapa? Lo pikir selama ini gue diem aja karena gue takut sama lo?" Nggak, sama sekali nggak." Ucap Daniel lantang
"Daniel, tolong bebasin aku Daniel. Tolong, aku salah apa sama kalian." Ucap Renia sambil menangis
Daniel yang mendengar suara Renia langsung merasa bersalah atas perbuatan abangnya. Daniel berjanji, dia akan melepaskan Renia dari sini secepatnya.
"Daniel tolong." Ucap Renia lagi
"DIEM!" Bentak Abang Daniel, ia juga menendang pintu gudang itu dengan kencang
Renia yang mendengar gebrakan itu langsung tertunduk takut. Ia tak henti-hentinya menangis. Bagaimana jika ini adalah hari terakhirnya di dunia ini? Bahkan ia belum sempat mengucapkan salam perpisahan kepada keluarganya.
"Mama, Papa, tolongin Renia, Renia takut." Ucap Renia terseduh-seduh
"Maafin Renia karena selama ini nggak jadi anak yang berbakti sama Mama Papa, maafin Renia karena belum bisa banggain kalian. Renia harap kalian bakal hidup bahagia meskipun tanpa Renia." Lanjut Renia
Setelah itu, terdengar suara perkelahian dari balik pintu sana. Renia segera mendekat ke arah pintu untuk melihat dari lobang pintu.
"Brengsek, berani-beraninya lo nyekap cewek gue." Ucap seorang pria dan Renia tau itu suara siapa, itu adalah Raden kekasihnya
"Kenapa? Gak suka hah? Ini semua karena salah bokap dia yang udah sok jadi pahlawan buat nyelametin nyokap lo itu, dan lo tau apa yang terjadi setelahnya? Bokap gue milih buat bunuh diri karena dia ngerasa dia nggak bisa hidup tanpa nyokap lo. Bokap gue cinta sama nyokap lo, dan itu udah jadi obsesi yang tinggi sampai dia berusaha untuk milikin nyokap lo seutuhnya." Ucap Abang Daniel dengan penuh emosi
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...