43

5.3K 170 3
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi. Raden buru-buru berlari ke arah kelas Renia untuk menjalankan ide yang diberikan David tadi.

"Hai! Kantin bareng yuk." Ucap Raden saat melihat Renia keluar kelas bersama Jihan

"Nggak, aku bareng Jihan." Tolak Renia

"Yaudah." Ucap Raden dan berusaha untuk tersenyum

Saat Renia berjalan bersama Jihan, Radenterus mengikuti Renia. Saat Renia sadar kalau ia sedang diikuti, ia langsung bertanya kepada Raden apa alasannya mengikuti dirinya.

"Ngapain ngikutin aku?" Tanya Renia

"Siapa yang mau ngikutin kamu, orang mau ke kantin kok." Jawab Raden mengelak

Renia yang mendengar jawaban Raden langsung kembali membalikkan badannya. Ia berusaha untuk tidak menghiraukan Raden.

Saat di kantin, Renia memilih untuk membeli bakso. Saat sedang mengantre, ia melihat Raden yang sedang baris di belakangnya. Lagi, Renia berusaha untuk tidak peduli dengan keberadaan Raden.

Setelah selesai membeli bakso, Renia segera mencari bangku yang kosong untuk dirinya makan bersama Jihan. Saat ini suasana kantin benar-benar ramai, tapi untungnya masih tersisa satu bangku kosong di pojok kantin. Renia buru-buru pergi ke bangku itu, agar tempat itu tidak diambil orang lain. Tanpa sepengetahuan Renia, Raden juga mengikuti Renia ke bangku itu. Saat Renia duduk, Renia merasa bangku sebelahnya juga diduduki orang lain. Renia merasa bahwa yang baru saja duduk itu Jihan, sehingga ia tidak meghiraukannya.

Renia mulai memakan baksonya dengan lahap, dan ia masih belum sadar bahwa yang di sampingnya adalah Raden. Renia pun mulai bercerita tentang masalah dirinya dan Raden. Raden yang mendengar cerita Renia, memilih untuk diam dan menyimak agar ia tidak ketahuan oleh Renia. Saat Renia sedang sibuk bercerita, Jihan datang membawa semangkuk siomay. Raden yang melihat itu, langsung memasang tatapan memohon agar Jihan duduk di bangku lain, Jihan pun terpaksa mengiyakannya.

"Masa aku nelfon dia, tapi diriject terus. Cemburu ya cemburu aja, tapi jangan sampe kek gitu lah. Udah tau aku lagi dalam bahaya, masih aja gak mau angkat." Ucap Renia bercerita

"Tapi kan waktu itu Raden juga gaktau kalo lo dalam bahaya." Jawab Raden berusaha berbicara layaknya suara perempuan. Ajaibnya, Renia tidak menghiraukan suara Raden dan masih lanjut bercerita

"Iya juga sih, tapi ya tetep aja kan, harusnya tuh dia angkat telfon aku. Kalo dia angkat kan, pasti gak bakalan disekap." Ucap Renia tak terima

"Yang penting kan sekarang udah bebas, maafin aja kok susah sih." Ucap Raden lagi

Renia yang baru sadar bahwa suara Jihan berbeda pun langsung menoleh ke samping. Yang dilihatnya adalah Raden yang sedang tersenyum tulus kepadanya.

"Sejak kapan kamu di sini?" Tanya Renia

"Dari awal kamu duduk." Jawab Raden santai

"Bisa gak sih, gak ganggu aku lagi?"

"Nggak bisa lah, kamu kan separuh aku." Jawab Raden yang meniru perkataan Renia dulu

"Plis stop. Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, jadi kamu gak usah ngikutin aku lagi." Ucap Renia

"Suka-suka aku dong mau ngikutin kamu atau nggak." Ucap Raden

"Tapi kan aku gak suka." Ucap Renia tak terima

"Dulu kamu juga ikutin aku terus kan? Padahal aku udah marah berkali-kali. Terus sekarang kenapa aku gak boleh ngelakuin apa yang kamu lakuin?" Tanya Raden yang langsung membuat Renia sempat terdiam sebentar

My cold boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang