Bilang padaku jika ada yang berani menyakitimu. Aku akan maju terdepan untuk melindungi mu
-Raden Dwipa jaya-
Saat ini para siswa sudah berkeliaran ke luar gerbang sekolah, karena bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Namun, tidak dengan Renia, ia harus latihan menari bersama timnya. Mereka harus latihan ekstra karena pagelaran akan dilaksanakan 2 hari lagi.
"Kamu pulang aja duluan, ntar aku naik ojol aja." Ucap Renia menyuruh Raden untuk pulang
"Nggakmau." Jawab Raden
"Kalo mau nunggu aku masih lama, kamu pasti bakalan bosen." Ucap Renia menjelaskan
"Gak bakalan bosen. Kan liatin wajah kamu terus." Ucap Raden yang membuat pipi Renia memerah
"Ih tapi aku nggak mau diliat kamu." Ucap Renia
"Kenapa?" Tanya Raden bingung
"Ntar aku nggak konsen. Kamu mau aku dimarahin karena gak konsen latihan?"
"Siapa yang berani marahin kamu? Biar aku marahin balik." Ucap Raden dengan wajah songong
"Udah mending kamu pulang aja ya." Ucap Renia
"Nyuruh aku pulang sekali lagi, aku cium." Ancam Raden yang membuat Renia langsung kicep
Setelah memiliki keberanian untuk berbicara lagi, Renia kembali menyuruh Raden untuk pulang.
"Pulang ih." Perintah Renia mendorong tubuh Raden
"Gini aja. Aku tungguin kamu di warung Buk Dewi. Mau?" Tanya Raden. Warung Buk Dewi ini terletak di belakang sekolah mereka. Biasanya warung ini dijadikan sasaran para siswa SMA pelita ini untuk bolos.
"Iyadeh. Yaudah, aku masuk dulu ya." Ucap Renia
"Iyaa, yang semangat latihannya." Ucap Raden sambil mengelus lembut kepala Renia
Renia latihan dengan bersungguh-sungguh. Kali ini mereka sangat serius, sampai tidak ada yang bermain-main. Mereka semua benar-benar ingin mempersiapkan penampilan ini dengan sangat matang agar saat tampil, orang tidak akan kecewa melihat mereka.
Setelah 1 jam lamanya latihan, akhirnya mereka selesai. Renia segera menuju ke warung buk Dewi seperti suruhan Raden tadi. Saat di sana, Raden terlihat sedang bermain game bersama teman-temannya. Banyak dari teman Raden yang sedang merokok, terkecuali dengan Raden. Renia tau bahwa pria itu memang tidak suka merokok. Itu merupakan salah satu alasan terbesar Renia kenapa bisa sangat begitu mencintai Raden.
"Udah selesai?" Tanya Raden saat melihat Renia
"Udah." Jawab Renia
"Yaudah yuk, aku pamit sama temen-temen dulu." Ucap Raden yang mendapat anggukan dari Renia
"Gue balik dulu bro." Pamit Raden kepada teman-temannya
"Itu siapa? Cewek lo?" Tanya seorang pria berambut acak-acakan yang sering dipanggil orang Burhan.
"Iya." Jawab Raden singkat
"Ternyata lo gak homo bro. Bangga gue." Ucap pria satu lagi yang bernama Agung
"Yaudah gue balik ya." Ucap Raden lagi dan segera membawa Renia pergi menuju motornya.
"Gimana?" Tanya Raden
"Apanya?" Tanya Renia bingung
"Capek?"
"Capeklah, Yakali nggak." Jawab Renia
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...