Dia orang yang selama ini kau benci
Ternyata adalah orang yang patut kau balas Budi-Raden Dwipa jaya-
Ternyata Raden membawa Renia ke rumahnya sendiri. Raden pikir, tidak mungkin membawa gadis itu pulang ke rumah dia, dapat dipastikan ia akan diculik malam ini juga.
"Kamu ngapain bawa aku ke sini?" Tanya Renia bingung
"Diem." Bukannya menjawab, Raden malah menyuruh Renia untuk diam
"Kamu mau ngenalin aku ke calon mertua ya?" Tanya Renia menggoda
"Sinting." Maki Raden
"Ih kamu mah kasar. Kan aku sukanya sama yang lembut-lembut." Ucap Renia
"Suka-suka gue." Ucap Raden
"Raden, aku mau pulang aja deh. Aku gerah pengen mandi." Ucap Renia
"Mandi sini aja." Ucap Raden santai
"WHAT? MANDI DI SINI?" Ucap Renia tidak santai
"Jangan bilang lo mikir?" Tanya Raden
Pipi Renia saat ini terlihat merah karena malu. Sungguh, Raden benar-benar membuat jantung Renia bisa lepas jika berlama-lama di sini.
"Maksud gue mandi di kamar mandi. Masa gitu aja masih harus mikir sih?" Kesal Raden
"Ohh gitu yah. Aku mandi di rumah aja deh Raden." Ucap Renia lagi
"Nggak bisa. Malem ini lo nginep di sini." Ucap Raden tiba-tiba
"ASTAGHFIRULLAH, KUATKAN IMAN HAMBA YAALLAH." Ucap Renia. Kali ini ia berteriak
"Apasih lo? Udik banget."
"Yakali aku nginep di sini, kita kan belum mukhrim. Kalo kamu mau sih, malem ini aja kita langsung ke penghulu." Ucap Renia malu-malu
"Emang dasar otak lo udah geser." Kesal Raden
"Kamu kenapa sih nggak izinin aku pulang? Takut kangen ya?" Goda Renia
"Gak usah kegeeran. Ntar lo juga tau." Ucap Raden
"Yaudah aku mau mandi, bajunya gimana?" Tanya Renia
"Tunggu, gue ambilin baju mama gue." Ucap Raden lalu naik ke atas untuk mengambil baju.
Setelah Raden memberikan baju kepada Renia, Renia segera mandi. Ia tidak tau alasan Raden membawanya ke sini dan tak mengizinkannya pulang. Yang ia tau, pasti ada yang tidak beres.
Saat Renia selesai mandi dan keluar untuk menemui Raden, wajah Raden terlihat panik. Ia langsung menarik tangan Renia untuk menuju ke mobilnya.
"Loh, kok narik-narik? Mau kemana sih Raden?" Tanya Renia bingung
"Ikut aja." Ucap Raden
Dari mulai di rumah sampai menuju ke rumah sakit jiwa, wajah Raden terlihat benar-benar panik. Ia takut terjadi sesuatu oleh mamanya.
Renia yang melihat mereka sedang berada dimana, hanya bisa memasang wajah bingung. Ia tidak berani bertanya kepada Raden, karena saat ini Raden benar-benar terlihat berantakan.
Raden langsung membawa Renia berlari cepat untuk mencari kamar pasien. Saat mereka sudah sampai di pintu, Renia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang mengamuk di dalam sana.
Raden langsung masuk ke ruangan itu untuk menenangkan wanita itu. Wajahnya benar-benar panik saat ini. Renia yang masih diselimuti wajah bingung, mencoba menghampiri wanita itu, berniat untuk menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...