Bel pulang sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, namun Renia masih berada di sekolahnya untuk membahas masalah perform mereka nanti.
"Jadi kita bakalan bawa lagu apa nih buat perform nanti?" Tanya David memulai percakapan
"Terserah." Jawab Raden singkat. Ia sibuk memperhatikan Renia yang terlihat serius.
Abdi yang melihat Raden dan Renia secara bergantian, mulai memikirkan sebuah rencana. Saat ide muncul, Abdi langsung membuka suara.
"Gimana kalo lo nyanyi juga Den?" Tanya Abdi
"Ogah." Tolak Raden
"Kok ogah? Kan biar bagus. Jadi ntar si Renia nyanyi lagu gantung milik Melly Goeslaw, dan lo nyanyi lagu imagination miliknya Shawn Mendes. Gimana?" Tawar Abdi
Raden sempat berfikir sejenak, dan ia membayangkan apa yang terjadi nanti jika ia dan Renia bernyanyi bersama. Raden langsung mengangguk cepat sebagai jawaban.
"Gue setuju." Ucap Raden semangat
"Kalo lo gimana Ren?" Tanya David kepada Renia
"Terserah kalian aja." Ucap Renia
"Yaudah, karna lagunya udah ditentuin, sekarang kita tinggal nentuin jadwal latihan kita." Ucap David
"Setiap hari jam 7 malem di rumah gue." Ucap Raden
"Loh, kok setiap hari sih?" Tanya Renia protes
"Kenapa?" Tanya Raden
"Aku gak bisa kalo tiap hari. Mama pasti gak bakalan ngizinin." Jawab Renia
"Biar gue yang jemput lo setiap hari." Ucap Raden menawarkan diri
"Nggak perlu." Tolak Renia
"Gak nerima penolakan." Ucap Raden
"Gak bisa gitu dong." Ucap Renia
"Terus mau gimana?" Tanya Raden
"Aku dianterin Reza aja." Ucap Renia
"Nggak, lo masih jadi pacar gue, jadi gue berhak buat larang lo pergi bareng cowok lain." Ucap Raden
"Kita udah putus." Ucap Renia
"Itu menurut lo, kalo menurut gue belum." Ucap Raden
"Kamu kok kepala batu banget sih?"
"Kenapasih? Gue tau lo juga masih sayang sama gue, gak usah gengsi gitu." Ucap Raden PD
"Nggak usah sok tau." Ucap Renia
"Aku pulang duluan ya, udah dijemput sama supir aku." Ucap Renia pamit kepada David dan Abdi. David dan Abdi pun hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
Raden mengikuti Renia dari belakang secara diam-diam. Ia ingin melihat Renia selamat sampai menuju supirnya. Namun, saat di lorong yang sepi, Renia bertemu dengan Daniel, membuat Raden langsung maju untuk melindungi Renia.
Raden segera menarik tangan Renia untuk mendekat ke arahnya, lalu ia menatap mata Daniel tajam.
"Mau ngapain lagi lo?" Tanya Raden dengan tatapan mata tajam
"Gue mau minta tolong." Jawab Daniel
"Masih ada muka lo buat minta tolong sama Renia?" Tanya Raden menyindir
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...