Bukannya aku peduli
Hanya saja, aku merasa kasihan-Raden Dwipa jaya-
Malam ini Renia memilih untuk menginap di rumah Jihan. Ia takut kalau-kalau peneror itu menemuinya di rumah. Jika itu terjadi, ia tidak tau harus berbuat apa, karena ia hanya sendiri di rumah, sedangkan mamanya sudah bekerja kembali. Bik Surti? Ia terlalu tua untuk melawan peneror itu.
"Gak usah dipikirin, Lo cuma perlu rileks." Ucap Jihan seakan tau bahwa Renia sedang memikirkan sesuatu
"Aku tuh pusing. Banyak banget masalah." Keluh Renia
"Lo bisa cerita ke gue semuanya." Ucap Jihan
"Masalah aku terlalu banyak buat diceritain." Ucap Renia
"Yaudah gak usah diceritain dan gak usah dipikirin."
"Aku bingung."
"Bingung kenapa lagi?" Tanya Jihan
"Gimana kalo Reza beneran ngejauhin aku?" Tanya Renia
"Gak bakal. Dia tuh sayang banget sama lo." Ucap Jihan
"Beneran?" Tanya Renia
"Iya. Percaya sama gue." Ucap Jihan
"Yaudah, aku tidur dulu ya, aku capek soalnya." Ucap Renia
"Oke. Goodnight." Ucap Jihan lalu mematikan lampu kamar, dan segera tidur.
~•~•~•~•
Pagi tadi Renia bertemu dengan Reza di koridor, namun Reza sama sekali tidak menoleh ke arah nya. Apakah Reza benar-benar akan menjauhi Renia?
Sekarang sedang jam istirahat, Renia memilih untuk mencari Reza, sedangkan Jihan, ia izin ingin ke WC.
Reza terlihat sedang asik mengobrol bersama Dino dan Doni, sampai Renia menghampiri mereka, Reza langsung terdiam.
"Reza!" Panggil Renia, namun tidak mendapat balasan dari Reza
"Za, dipanggilin tuh sama calon bini." Ucap Doni. Mereka memang tidak tahu bahwa Renia dan Reza dalam mode bertengakar
"Reza kenapasih?" Tanya Renia
"Berisik." Ucap Reza
"Kan aku cuma tanya." Ucap Renia
"Bukan urusan lo." Ujar Reza
"Yaudah terserah kamu aja. Capek aku mikirinnya." Ucap Renia lalu pergi meninggalkan meja Reza, ia memilih untuk membeli bakso, Karena ia benar-benar lapar saat ini.
Setelah selesai membeli bakso dan es jeruk, Renia mencari bangku kosong untuk ia duduki. Bangku itu berada di dekat arah bangku Raden, namun ia tidak peduli. Daripada kelaparan, lebih baik ia duduk di sana.
Renia makan sendiri di sana, tidak ada Jihan juga tidak ada Reza yang menemaninya. Orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh, namun ia tetap tidak peduli.
"Kasian tuh si Renia, makan sendirian. Temenin gih." Ucap Abdi kepada Raden
"Ogah." Tolak Raden
"Lo mah bener-bener gak punya hati." Ucap Abdi
"Suka-suka gue lah." Ucap Raden
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...