Hari ini adalah hari dimana Renia, Raden, David, dan Abdi akan manggung di kampus. Saat ini mereka sedang berada dalam perjalanan. Suasana benar-benar terasa canggung, itu karena Renia dan Raden yang masih belum berbaikan.
"Maaf maaf aja nih gue ngomong gini, tapi kalian kenapa nggak mau baikan aja sih?" Tanya David
"Berisik." Ucap Renia dan Raden bersamaan
"Tuh kan kompak, mending baikan aja." Ucap Abdi mendukung David
"Lo berdua bisa diem nggak sih? Alay tau nggak." Ucap Raden
"Iyadeh iya kita diem. Tapi kita minta nanti pas manggung kalian harus profesional." Pinta David
"Gue tau." Ucap Raden
15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di kampus tempat mereka manggung. Di sana sudah ramai orang-orang yang akan menonton kompetisi ini. Renia sedikit gugup saat melihat banyaknya penonton yang akan menonton mereka.
Mereka segera menuju ke arah backstage untuk bersiap-siap. Mereka adalah kontestan urutan pertama, sehingga mereka adalah opening acara.
Saat nama mereka di panggung, Renia menelan ludahnya dengan sulit. Ia sangat gugup, tiba-tiba sebuah tangan besar mengelus tangannya. Ternyata itu adalah tangan Raden yang berusaha untuk menenangkan dirinya.
Dalam hati Renia tersenyum. Mau bagaimanapun mereka bertengkar, Raden pasti akan selalu menaruh perhatian kepadanya.
Akhirnya Renia naik ke atas panggung dengan suasana hati yang lebih baik. Ia sudah siap untuk menunjukkan hasil latihan mereka selama ini.
Pertunjukan berjalan dengan sangat sukses. Banyak yang menyukai penampilan mereka. Renia tersenyum senang saat melihat para penonton bertepuk tangan untuk mereka. Setelah selesai, mereka segera turun dari panggung dan kembali ke backstage.
"Akhirnya selesai juga." Ucap David lega karena mereka telah menyelesaikan penampilan mereka
"Lo berdua tadi keren banget." Puji Abdi kepada Renia dan Raden
"Udah biasa gue denger kata-kata itu." Ucap Raden sombong
"Nggak usah sombong gitu jadi orang" ucap Renia menasihati
"Kok sewot?" Tanya Raden
"Aku kan pacar kamu, jadi wajarlah kalo aku sewot." Ucap Renia
"Pacar kok doyan selingkuh." Sindir Raden
Renia memilih untuk diam. Jika ia terus membalas, perdebatan itu tidak akan selesai. Ia sudah mengetahui sifat Raden yang jutek, namun saat marah ia akan sangat judes.
Saat mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, tiba-tiba seorang pria yang sedikit lebih tua dari mereka datang menghampiri mereka.
"Hai!" Sapa pria itu yang mendapat jawaban dengan senyuman dari mereka semua
"Kenalin, gue Bara. Gue ketua penyelenggara acara ini. Gue ke sini pengen ngucapin terima kasih karena kalian semua udah buat acara gue jadi sukses." Ucap pria itu
"Iya sama-sama." Ucap David
"Terutama lo, tadi lo keren banget. Gue suka penampilan lo." Ucap Bara menunjuk Renia
"Cuma suka penampilan kan? Bukan suka orangnya?" Tanya Raden
"Kalo boleh sih gue juga suka sama orangnya." Goda Bara
Parah. Apa Bara tidak tahu bahwa Renia ini adalah pacar Raden? Bara benar-benar minta pelajaran kepada Raden.
"Boleh kok boleh. Minta aja nomornya, pasti dikasih." Ucap Raden yang membuat Renia langsung mengernyit bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...