Bel istirahat baru saja berbunyi, membuat Renia dengan cepat langsung menarik tangan Jihan untuk segera menuju kantin. Ia harus membujuk Raden agar tidak lagi marah kepadanya.
Saat sampai di kantin, seperti dugaan Renia, sekarang Raden sedang makan bersama Abdi dan David.
"Jihan, kamu pesen makan duluan aja ya, aku ada urusan sebentar." Ucap Renia kepada Jihan
Jihan hanya bisa mengangguk pasrah. Setelah itu, Renia segera berjalan ke arah meja Raden. Raden yang melihat Renia pun langsung berpura-pura fokus dengan makanannya.
Saat baru duduk di bangku, Renia meminta David dan Abdi untuk meninggalkannya berdua dengan Raden. David dan Abdi pun mengangguk patuh dan langsung pergi.
"Serius banget makannya, kaya lagi ujian aja." Ucap Renia namun Raden hanya diam, enggan untuk menanggapi ucapan Renia.
"Mau sampai kapan?" Tanya Renia menggantung
"Apanya?" Tanya Raden
"Ngambeknya."
"Mau sampai kapan?" Tanya Raden tanpa menjawab pertanyaan Renia
"Apanya?"
"Selingkuhnya."
"Siapa yang selingkuh sih?" Tanya Renia kesal
"Siapa lagi kalo bukan lo?"
"Raden aku serius." Ucap Renia
"Gue juga serius."
"Jangan ngomong pake gue lo dong. Pake aku kamu aja biar lebih so sweet." Ucap Renia
"Bodoamat."
"Raden, jangan kaya bocah deh, ngambek-ngambek gak jelas." Ucap Renia mulai kesal
"Suka-suka gue lah, kok lo yang sewot." Ucap Raden tak peduli
"Kan tadi aku udah jelasin semuanya, kok masih marah sih?"
"Sekarang gini aja deh. Nanti pulang sekolah kalo gue anterin temen cewek gue pulang, lo bakalan marah gak?"
"Kok gitu?"
"Kenapa? Kan cuma nganterin dia pulang, lagian itu kan cuma temen gue."
"Tapi kan gak gitu juga."
"Tapi kan lo gitu. Alasannya selalu bilang cuma temen, tanpa tahu hati gue sakit liat lo sama yang lain."
"Yaudah aku minta maaf." Ucap Renia meminta maaf
"Basi."
"Terus aku harus ngapain?" Tanya Renia
"Lo pikir aja sendiri."
"Apanya yang harus dipikirin?" Tanya Renia bingung
"Apa aja." Jawab Raden
"Raden, jangan kaya gini dong. Aku minta maaf banget ini. Aku ngaku aku yang salah, InsyaAllah aku gak bakal ngulangin lagi." Ucap Renia memohon
"Ini udah kali keseribu lo bilang itu ke gue." Ucap Raden memasang wajah bosan
"Kok udah seribu aja, orang baru dua kali." Ucap Renia tak terima
"Mau dua kali kek, seribu kek, tetep aja gue bosen dengernya." Ucap Raden
"Ah pusing banget, terserah kamu aja deh. Dibujuk nggak luluh-luluh juga. Mending mati aja sana." Kesal Renia, lalu ia pergi dari meja Raden dengan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai
Raden hanya mengedikkan bahunya acuh dan kembali melanjutkan acara makannya yang tadi sempat tertunda.
Sedangkan Renia memilih untuk menghampiri meja Jihan. Saat sampai di meja, Renia langsung merampas es jeruk dan juga bakso yang baru saja dipesan oleh Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...