Saat pulang sekolah tadi, Renia, David, dan Abdi sudah berada di ruang seni untuk latihan. Mereka latihan karena acara kampus itu akan dilaksanakan tidak lama lagi.
Namun, selama 15 menit Raden masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Renia sempat bingung karena Raden pergi tanpa memberinya kabar.
"Kita mulai aja deh latihannya. Kayanya Raden lagi ada urusan." Ucap Renia
"Yaudah yuk." Ucap David
Mereka pun memulai latihan. Selama 1 jam latihan, Raden masih tetap tidak datang. Renia menghembuskan nafas kasar karena Raden yang pergi tanpa memberi kabar yang jelas.
Saat ini perasaan Renia menjadi campur aduk. Ia marah, karena Raden tidak memberinya kabar. Namun ia juga khawatir takut terjadi sesuatu kepada Raden.
Renia mencoba untuk menelfon Raden untuk menanyakan kabarnya. Namun, tidak satu panggilan pun yang diangkat oleh Raden. Raden bahkan tidak membalas satu pesan pun yang telah dikirim Renia.
Renia menghela nafas kasar. Saat ini ia merasa lelah, jadi ia memilih untuk mencari taksi. Sebenarnya David dan Abdi sudah menawarkan tumpangan kepadanya, namun Renia merasa tidak enak. Renia merasa David dan Abdi pasti merasa lelah karena sehabis latihan tadi.
Saat sedang duduk di halte dekat sekolah, tiba-tiba ada seorang pria yang berhenti di hadapan Renia. Renia sedikit bingung dengan kedatangan pria itu.
"Lo belum pulang?" Tanya pria itu masih menutup wajahnya dengan helm
"Siapa ya?" Tanya Renia
Pria itu pun membuka helmnya. Dan saat terbuka, ternyata itu adalah Candra. Kakak kelas yang sempat naksir dengan Renia. Sudah lama sekali Renia tidak melihat kakak kelasnya ini. Mungkin faktor karena mereka sibuk mempersiapkan ujian.
"Mau pulang bareng gue?" Tawar Candra
"'Nggak usah." Tolak Renia
"Tapi ini udah mau malem loh." Ucap Candra
"Gapapa, aku lagi nunggu taksi." Ucap Renia
"Taksi gak ada lagi kalo udah jam segini. Mending pulang bareng gue aja, gue takut nanti lo kenapa-napa."
Renia sempat berfikir sebentar. Benar juga apa yang dikatakan oleh Candra. Bagaimana jika ia diculik oleh preman? Atau bagaimana jika ia diteror oleh hantu yang ada di sekolah ini?
"Yaudah, aku nebeng ya." Ucap Renia
"Yaudah, naik aja." Ucap Candra
Renia pun naik ke atas motor Candra. Selama di perjalanan mereka tidak berbicara apapun. Suasana benar-benar sangat canggung, itu karena mereka sudah jarang bertemu.
Renia menghela nafas lega saat ia sudah sampai di depan rumahnya. Ia benar-benar tidak tahan dengan keadaan canggung tadi.
"Makasih ya." Ucap Renia
"Iya."
"Kalo gitu aku masuk dulu ya, hati-hati."
"Iya, gue pulang dulu ya." Ucap Candra lalu mendapat anggukan dari Renia
Saat masuk ke rumah, Rani datang dari dapur. Ia menyuruh Renia untuk segera berganti baju. Rani akan membawa Renia pergi ke rumah sakit untuk menjemput Rudy.
Renia buru-buru mengganti bajunya. Ia benar-benar tidak sabar ingin menjemput papanya. Setelah 10 menit, akhirnya Renia selesai bersiap-siap.
Ia segera menemui mamanya yang sedang menunggu di ruang tamu.
"Ayo ma." Ucap Renia yang mendapat anggukan dari Rani
30 menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Mereka segera menuju ruangan tempat Rudy dirawat selama ini. Ternyata saat masuk, Rudy sudah siap untuk dibawa pulang. Barang-barang Rudy pun sudah dikemas oleh suster rumah sakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...