Rasa sayangku
Membuat diriku gelisah
Ketika dirimu terluka-Reza agustin-
Hari Senin adalah hari yang paling dibenci seluruh siswa sekolah. Termasuk juga Renia. Ia paling tidak suka hari senin, karena ia harus melaksanakan upacara di hari yang panas terik seperti ini.
Namun, untuk hari ini, Renia tidak membenci hari Senin, karena saat ini ia sedang baris bersebelahan dengan Raden. Kenapa bisa? Alasannya simpel. Renia hanya ingin modus dengan Raden, sehingga ia menyusup ke barisan kelas Raden.
Raden yang daritadi fokus menunduk pun belum tau bahwa di sebelahnya terdapat Renia sehingga ia terlihat biasa saja, sampai Renia mulai menyapanya.
"Hai!" Sapa Renia
"Ngapain lo?" Tanya Raden yang mulai mengangkat kepalanya
"Upacara lah." Jawab Renia
"Balik ke barisan lo sana." Perintah Raden
"Gakmau ah, di sana panas." Tolak Renia
"Lo pikir di sini gak panas?"
"Setidaknya di sini kan ada penyejuk, contohnya kamu." Ucap Renia mulai menggombal
Merasa tidak berguna meladeni Renia, Raden memilih untuk diam lagi. Daritadi Renia tak henti-hentinya mengajaknya mengobrol, namun tak dihiraukannya.
Sampai Renia mulai berbicara ngelantur bahwa ia ingin pingsan, dan meminta tolong agar Raden bisa membopongnya ke UKS.
"Raden, kepala aku pusing banget." Ucap Renia
"Alay."
"Serius Raden, mata aku juga berkunang-kunang."
"Berisik."
"Ihh ini kenapa sih? Tubuh aku mau oleng nih." Setelah mengucapkan itu, tubuh Renia hampir saja terjatuh, kalau tidak ditahan oleh Raden.
Raden segera membopong Renia ke arah UKS. Ia sudah memasang wajah kesal karena Renia telah menyusahkannya. Padahal hari masih pagi.
Orang-orang yang melihat kejadian itu, terlihat iri kepada Renia. Raden benar-benar terlihat keren saat menggendong Renia ala bridal style.
"Emang kerjaannya nyusahin doang ni bocah." Gerutu Raden
Akhirnya Raden sampai di depan pintu UKS, ia segera memanggil petugas PMR untuk memeriksa Renia.
Ternyata alasan Renia pingsan karena ia belum makan dari malam kemarin. Raden terlihat kesal, apa di rumah gadis itu tidak ada makanan? Sehingga dia melewati jam makannya
Selang beberapa menit, Renia membuka matanya perlahan. Bibirnya terlihat pucat, dan tubuhnya pun lemas. Melihat Renia yang sudah terbangun, Raden langsung menyodorkan bubur yang baru saja ia minta belikan kepada petugas PMR.
"Makan." Ucap Raden menyodorkan sebuah bubur kepada Renia
"Loh Raden ngapain di sini?" Tanya Renia bingung
"Menurut lo?" Tanya Raden Balik
"Kamu ya yang bawa aku ke sini?"
"Gak usah geer. Cepet makan."
"Iyaaa."
"Di rumah lo gak ada beras?" Tanya Raden tiba-tiba
"Maksudnya?" Tanya Renia bingung
"Kenapa belum makan dari malem tadi hah?"
"Ahhh kamu kok perhatian gitu sih. Kan aku jadi malu." Ucap Renia yang sepertinya jiwa bar-bar nya tetap melekat meskipun masih sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...