Maaf. Aku egois
Ingin memilikimu seutuhnya
Tanpa berniat ingin berbagi-Raden Dwipa jaya-
"Reza!" Panggil Renia
"Iya?" Tanya Reza
"Aku boleh nebeng?" Tanya Renia
"Boleh-boleh aja sih, tapi Radennya gimana?" Tanya Reza
"Raden gapapa kok, yuk pulang bareng." Ucap Renia sambil menggandeng tangan Reza
Saat di parkiran, Renia menunggu Reza yang sedang mengeluarkan mobilnya. Saat hendak masuk ke mobil, tangan Renia ditahan oleh seorang pria. Siapa lagi kalau bukan Raden?
"Mau kemana?" Tanya Raden
"Pulang." Jawab Renia
"Bareng gue." Ucap Raden
"Aku bareng Reza aja." Ucap Renia
"Disini yang jadi pacar lo siapa? Gue apa Reza?" Tanya Raden
"Reza sahabat aku."
"Sahabat rasa pacar? Gitu yang lo maksud?" Tanya Raden
"Aku lagi gak pengen berantem." Ucap Renia lemas
"Yaudah pulang bareng gue sekarang." Ucap Raden
"Aku naik ojol aja." Ucap Renia lalu berniat pergi meninggalkan Raden dan Reza yang berada di dalam mobil
"Pulang bareng gue apa susahnya sih?"
"Raden nyebelin." Ucap Renia jujur
"Lo juga sama." Ucap Raden
"Yaudah karna sama-sama nyebelin, kita nggak bisa pulang bareng." Ucap Renia
"Siapa bilang? Lo tetep bakal pulang bareng gue." Ucap Raden menarik tangan Renia
"Lepas, aku mau pulang sama Reza." Ucap Renia
Ucapan Renia tak dihiraukan oleh Raden. Raden langsung membawa Renia masuk ke dalam mobilnya. Saat ini, wajah Raden benar-benar sedang tidak bersahabat. Ia benar-benar kesal dengan Renia saat ini.
Di perjalanan, Raden berusaha menenangkan dirinya sendiri agar tidak tersulut emosi saat berbicara dengan Renia nanti. Dirasa sudah tenang, Raden mulai membuka suara.
"Mau kamu apa?" Tanya Raden lembut
"Gue gak suka diatur-atur." Ucap Renia kasar
"Pake aku kamu." Ucap Raden memperingati
"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?"
"Aku pacar kamu kalo kamu lupa." Jawab Raden masih berusaha sabar
"Oh iya lupa. Kirain majikan, soalnya suka nyuruh-nyuruh gak jelas." Ucap Renia menyindir
"Aku gak suka kamu ngomong gitu." Ucap Raden
"Kenapa? Emang bener kan?" Tanya Renia menantang
"Aku gak ada nyuruh-nyuruh kamu Renia." Ucap Raden mencoba memendam emosinya
"Kamu gak berhak larang-larang aku pulang bareng siapa aja. Terutama Reza, dia itu sahabat aku dari kecil. Sebelum kenal sama kamu, aku udah kaya kakak adek sama dia." Ucap Renia
Sudah cukup. Hati Raden sudah sakit mendengar ucapan yang terus keluar dari mulut Renia.
"Kakak adek macam apa yang memendam perasaan?" Tanya Raden
"Jangan sok tau." Ucap Renia
"Kenapa? Emang bener kan Reza naksir lo? Dan lo juga naksir sama dia?" Tanya Raden
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...