Hatimu mulai mencair
Namun, diriku berniat menjauh-Renia Safira putri-
Renia memilih untuk pergi ke kantin sendiri. Tadi Jihan sempat mengajaknya untuk pergi bersama, namun Renia tidak merespon ajakan itu dan langsung pergi meninggalkan Jihan.
"Loh, Renia sama Jihan kok duduknya misah sih?" Tanya Doni penasaran
"Iya juga ya." Ucap Dino menambahkan
"Berantem kali." Ucap Reza
"Lo gak niat nyatuin mereka?" Tanya Doni
"Buat apa?" Ucap Reza acuh
"Jangan gitu lah bro. Dia itu kan sahabat lo dari kecil." Ucap Dino
"Bodo." Ucap Reza lalu kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda
Di sisi lain, Renia memilih untuk duduk di bangku paling ujung. Ia memilih untuk makan sendiri, agar ia bisa berpikir sejenak.
Saat ia sedang berpikir, seorang pria datang menghampiri mejanya. Laki-laki itu adalah Raden. Pria itu langsung mendudukkan bokongnya tepat di hadapan Renia.
"Pergi." Usir Renia
"Idih, emang ini kantin punya lo?" Tanya Raden
"Aku duluan yang dateng." Ucap Renia
"Terus gue harus peduli?" Ucap Raden acuh
"Yaudah aku aja yang pergi." Ucap Renia tidak ingin berbicara lagi
"Lo kenapa sih?" Tanya Raden
"Gapapa." Jawab Renia
"Duduk." Perintah Raden dengan tatapan tajam, Renia pun terpaksa duduk kembali.
"Gue ada salah sama lo?" Tanya Raden
"Nggak." Jawab Renia
"Terus kenapa lo marah?" Tanya Raden lagi
"Siapa yang marah?" Tanya Renia balik
"Kalo gak marah, kenapa pergi pas gue dateng ke sini?"
"Emangnya gak boleh?"
"Gak boleh lah. Gue kan mau makan bareng lo." Ucap Raden
"Sayangnya aku gak mau tuh makan bareng kamu." Ucap Renia
"Lo sakit?" Tanya Raden
"Nggak." Jawab Renia
"Ada masalah?" Tanya Raden
"Bukan urusan kamu."
"Ceritain ke gue sekarang." Ucap Raden tegas
"Emang kamu siapa?" Tanya Renia savage
"Lo kenapa sih jadi songong gini?" Tanya Raden
"Mulai sekarang jangan deket-deket sama aku lagi." Ucap Renia tiba-tiba
"Kenapa?" Tanya Raden
"Ya aku gak suka." Ucap Renia
"Sayangnya gue gak mau tuh jauhin lo." Ucap Raden
"Yaudah aku aja yang jauhin kamu." Ucap Renia lalu pergi meninggalkan Raden
"Kenapa sih tu anak? Padahal kan tadi baik-baik aja." Ucap Raden frustasi
~•~•~•~•~•
Selama pelajaran, Jihan terus meilirik ke arah bangku Renia. Ia bingung harus melakukan apa sekarang ini. Renia benar-benar terlihat menjauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction"Gak bisa Raden, ntar aku mati kalo gak di samping kamu. Kamu kan separuh aku." Ucap Renia Bagaimana rasanya jika menyukai pria dingin, jutek, berbicara seadanya menurut kalian? Tentu sulit bukan untuk mendapatkannya? Lalu bagaimana dengan Renia ya...