"Dulu Papa menipu sahabat Papa demi kesejahteraan keluarga kita. Mama juga tidak berniat menegur Papa kala itu hingga semua berbuntut panjang sampai akhirnya sahabat Papa terkena serangan jantung dan meninggal."Ali meneguk sedikit demi sedikit alkohol di dalam gelasnya. Dia masih belum percaya dengan apa yang dikatakan orang tuanya tadi.
Ali meninggalkan kediamannya begitu saja dia harus menenangkan dirinya sebelum mengambil keputusan menerima atau menentang keputusan orang tuanya itu.
Ali menggelengkan kepalanya, memangnya seberapa banyak Papanya menipu sahabatnya itu sampai harus menyerahkan setengah dari saham Suryo Group milik mereka.
"Mama tidak keberatan dengan keputusan Papamu Nak. Jujur saja Mama sudah lelah hidup dengan dihantui rasa bersalah karena perbuatan kami dahulu. Jadi biarkan Papa menyerahkan setengah dari saham perusahaan kita untuk putri almarhum sahabat Papa karena secara tidak langsung itu memang haknya Nak."
Ali kembali menegak alkoholnya dalam beberapa kali tegukan gelasnya sudah kosong. Ali menghabiskan waktu disebuah club malam yang lumayan terkenal di kotanya.
Ali masih belum bisa menemukan jalan keluar dari masalah ini karena sampai kapanpun dia tidak rela saham keluarganya jatuh ke tangan orang lain. Apapun alasannya.
Jika almarhum sahabat Papanya sampai berhutang gara-gara ditipu oleh Papanya ya tinggal bayar saja hutang itu beres. Tidak perlu sampai memberikan setengah saham perusahaan mereka.
Aneh sekali pemikiran Papa dan Mamanya itu!
Tapi Ali benar-benar penasaran siapa anak dari teman Papanya itu, laki-laki atau perempuan?
Ali harus mencari tahunya dan dia juga harus memikirkan langkah apa yang akan dia ambil untuk menghentikan kekonyolan orang tuanya.
Benar. Ali harus segera bertindak.
**
Maryam sedang menyapu halaman rumah sewanya ketika sebuah mobil mewah berhenti di depan rumahnya. Maryam terlihat terbatuk-batuk sambil menatap mobil mewah itu.
"Siapa ya yang bertamu pagi begini."Gumamnya pada diri sendiri.
Prilly putrinya sudah ke toko sejak setengah jam yang lalu katanya hari ini ada yang ingin memborong bunga ditoko mereka.
Maryam menyipitkan matanya saat melihat sepasang sepatu mengkilap yang diyakini Maryam harganya mencapai puluhan juta turun dari mobil itu.
Dan seketika wajah penasaran Maryam berubah pucat ketika melihat sosok yang baru saja turun dari mobil mewah yang mulai menarik perhatian tetangga-tetangganya.
"Mas Aji.."bisiknya tak percaya.
Dengan cepat Maryam melempar sapu di tangannya lalu beranjak berlari ke dalam rumahnya. Dia tidak ingin bertemu dengan pria itu. Tidak dia tidak ingin melihat Aji Suryo.
Pria jahat yang sudah menghancurkan hidupnya.
Aji segera berlari menyusul Maryam namun kalah cepat ketika pintu rumah Maryam tertutup tepat didepan wajahnya.
Tok.. Tok..
"Maryam buka pintunya! Aku ingin membicarakan sesuatu. Maryam tolong buka pintunya."Aji terus menggedor pintu rumah Maryam.
Di dalam rumah terlihat tubuh Maryam yang meluruh di lantai dengan wajah memucat. Dia benci Aji Suryo!
Dia benci pria yang sudah menghancurkan kebahagiaannya, pria jahat itu yang membuatnya menjadi janda dan putrinya menjadi yatim.