"Selamat pagi Tante."Winda buru-buru menoleh sambil menyeka air matanya. "Ya Tuhan sayangku."Winda beranjak dari kursinya dan segera memeluk Prilly.
Prilly mendekap erat wanita yang sudah melahirkan Ali-nya ke dunia ini. Tangisan Winda pecah dalam dekapan Prilly. Begitupula Ali yang tanpa sadar meneteskan air matanya.
Prilly mengusap lembut punggung Winda yang bergetar karena tangisnya. "Ssstt.. Tante harus kuat, Prilly yakin Om Aji akan baik-baik saja."bisik Prilly sambil menyeka air matanya.
Hatinya ikut bersedih melihat orang-orang yang disayanginya tampak begitu terluka terutama Ali-nya. Prilly menoleh menatap Ali yang menundukkan kepalanya, perlahan sebelah tangan Prilly terangkat mengusap lembut pipi kekasihnya.
Ali menoleh saat merasakan sentuhan hangat dari telapak tangan Prilly di pipi kirinya. "Kuat Sayang. Kuat."Ucap Prilly meskipun hanya lewat gerakan bibirnya saja tapi Ali tahu apa yang dikatakan kekasihnya.
Perlahan senyuman Ali mengembang dia memilih menggenggam tangan Prilly sebelum dibawa ke mulutnya dan di labuhkan satu kecupan hangat di tangan mungil itu.
"Insya Allah Sayang."
Prilly tersenyum meskipun air matanya meleleh dengan cepat Ali menyeka air mata kekasihnya. Winda melepaskan pelukannya pada Prilly dengan wajah sembabnya dia tersenyum menatap Prilly.
"Calon menantu Mama."bisik nya dengan senyuman tulus. Mau tidak mau wajah Prilly bersemu merah karena malu dan juga bahagia hingga tawa Winda dan Ali pecah saat melihat wajah merona Prilly.
"Iihh jangan ketawa!"Tanpa sadar Prilly merengek pada Ali.
Bukannya berhenti tawa Ali malah semakin besar. "Iihhh Mas Ali!!"Prilly kembali merengek kali ini disertai dengan serangan cubitan di perut Ali hingga membuat pria itu mengaduh kesakitan.
"Aduh sakit Love."keluh Ali sambil mengusap-usap perutnya yang terasa sakit akibat cubitan kekasihnya.
"Biarin!"Rajuk Prilly dengan wajah manyun.
Winda tersenyum melihat interaksi putranya dan Prilly. Keduanya seperti larut dalam dunia mereka hingga sama sekali tidak menyadari kalau mereka sedang diperhatikan oleh Winda.
Winda berharap semoga Prilly bisa menjadi tawa bahagia putranya.
"Gimana keadaan Om Aji sekarang Tante?"
Winda mengerjap beberapa kali lalu tersenyum lembut pada gadis manis yang sempat disakiti oleh keegoisan dirinya dan suami.
"Tante minta maaf Sayang."Winda bukan menjawab pertanyaan Prilly justru meminta maaf matanya kembali berkaca-kaca menatap Prilly penuh penyesalan.
Prilly sedikit terkejut namun dengan cepat dia menguasai dirinya. "Tidak ada yang perlu dimaafkan Tante. Prilly sudah mengikhlaskan semuanya termasuk menerima semua yang terjadi pada almarhum Ayah dan Prilly dengan setulus hati memaafkan semua kesalahan Om Aji."Ujar Prilly dengan senyuman penuh ketulusan.
Winda menangis sesenggukan melihat ketulusan gadis manis dihadapannya ini. Ali segera membawa dua wanita kesayangannya ke dalam pelukan hangatnya.
Semoga ini menjadi awal baik untuk hubungan mereka kedepannya.
**
"Makan yang banyak Sayang."Ali kembali menambahkan nasi kedalam piring Prilly.
"Mas ini kebanyakan nasinya."protes Prilly sambil menarik piringnya menjauh dari jangkauan Ali.
Ali langsung cemberut. "Aku gini biar kamu tetap sehat Sayang. Kamu harus jagain Ibu dirumah sakit terus aku juga nggak boleh kesana nemenin kamu jadi aku harus benar-benar perhatiin makanan kamu biar kamu nggak sakit setelah ini."Cerocos Ali panjang lebar dengan wajahnya yang benar-benar cemberut.