Bab 48

2.9K 295 15
                                    


Jika ada yang mengatakan bahwa kembalinya masa lalu -mantan- adalah awal sebuah kehancuran sepertinya benar adanya. Move on bertahun-tahun berakhir sia-sia hanya dengan satu pelukan dari mantan.

Cih! Hina sekali.

Bayangkan saja dia yang dulu di puja setengah mati bisa berpaling hanya karena jiwa jalangnya yang meronta-ronta ingin memiliki pria lain yang notabenenya adalah sahabat dekat kekasihnya.

Setelah itu apa? Dia menghilang meninggalkan luka menganga lebar mengoyak rongga dada.

Hati yang dulu berbunga-bunga kini layu bak diserang hama. Semua kepedihan dan kesakitan yang pernah dirasakan akibat ditinggal mantan perlahan sembuh meski memerlukan waktu bertahun-tahun tapi harus diakui luka itu mulai memudar mungkin efek waktu yang berlalu.

Tapi kehadiran sosok lain membawa warna kembali warna cerah yang dulu pernah menaungi hidup. Kedatangannya bagai oase di gurun yang kering.

Dan ketika hati sudah memantapkan diri menerima sosok lain ini dan bertekad untuk saling membahagiakan lalu kenapa masa lalu yang suram bernama mantan itu kembali datang.

Dan dengan tidak tahu malunya masa suram itu memeluk bahkan menangis tersedu-sedu di dadanya padahal jelas dada itu sudah menjadi milik yang lain.

Dadanya bukan lagi untuk menampung air mata palsu mantan tapi dadanya hanya akan menjadi tempat sandaran satu nama yaitu Prilly.

Seketika kesadarannya datang dengan cepat Ali mendorong tubuh Rola menjauh dari dirinya.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan sialan?"Desis Ali tanpa repot-repot Ali menyembunyikan kebenciannya.

Rola tersentak kaget, Ali yang dulu bertutur sapa lembut berubah layaknya singa ganas dan membayangkan perbuatannya dulu pernah menyakiti pria yang rela menggadaikan diri demi dirinya semakin membuat relung hati wanita itu terluka.

"Ali maaf. Hiks."Ujarnya diiring isakan yang terdengar memilukan setidaknya ditelinganya sendiri sedangkan di telinga Ali isakannya mungkin tak lebih dari nyanyian yang memuakkan.

Semua terlihat jelas di wajah Ali. Pria itu benar-benar muak padanya.

Berbeda reaksi dengan Ali, sebagai wanita Winda bisa merasakan kesakitan yang sedang dirasakan oleh Rola.

Ah Rola sosok manis yang dulu sempat diharapkan olehnya menjadi menantu idamannya. Rola yang cantik, modis dan supel dalam bergaul benar-benar bisa dijadikan calon menantu idaman untuk seorang Ibu sepertinya.

Tapi sayang sekali semua berubah ketika Ali datang dengan wajah penuh luka mengadu mengiba padanya bahwa ternyata Rola yang sangat dicintai oleh putra kesayangannya tak lebih dari seorang pengkhianat.

Winda kecewa jelas saja bahkan kala itu dia berniat mencari Rola dan membuat perhitungan dengan wanita yang berani-beraninya menyakiti putra kesayangannya tapi ketika berfikir dengan kepala dingin dia seharusnya bersyukur putranya dijauhkan dari wanita-wanita hina seperti Rola.

Tapi sekarang setelah mendengar rangkaian cerita Rola tadi sedikit banyaknya pandangannya pada Rola berubah.

Menahan diri agar tidak membuka suara dan menambah kekisruhan yang ada Winda memilih memundurkan langkahnya membiarkan Ali menyelesaikan apa yang seharusnya diselesaikan putranya.

Jujur saja bayangan Rola yang pernah dia idamkan menjadi menantu idamannya terpatahkan oleh senyum ketulusan seorang gadis mungil yang sudah memikat putranya juga dirinya.

Ah, rasanya dia ingin segera bertemu kembali dengan calon menantunya itu.

**

Ali melirik sekilas bayangan Ibunya yang menghilang ke dalam ruangan sang Ayah sebelum fokusnya beralih sepenuhnya pada wanita yang sedang menangis tersedu-sedu di hadapannya.

Ali tersenyum miris, dulu ketika Rola menangis dia akan kelimpungan sendiri mencari cara agar wanita kecintaannya berhenti menangis. Karena baginya setiap tetes air mata yang jatuh di pipi Rola adalah tanda ketidakmampuannya membahagiakan wanita yang sangat dicintai olehnya dulu.

Dulu benar itu dulu tapi sekarang tangisan Rola bak nyanyian setan yang membuatnya merinding sekaligus muak. Di matanya tangisan Rola terlihat seperti di buat-buat untuk menarik perhatian darinya.

Oh ayolah! Bukannya dulu Rola yang mati-matian menolak berhubungan dengannya. Rola mengatakan itu secara terang-terangan bahkan tepat di depan muka Ali.

"Gue nggak suka anak Mami jadi mending lo jauh-jauh deh dari gue. Eneg gue liat muka lo!"

Ali kembali tersenyum miring ketika bayangan Rola dengan angkuhnya meminta dirinya menjauh tepat ketika dirinya sedang sayang-sayangnya pada wanita itu.

Lalu kenapa sekarang wanita itu kembali mencari dirinya? Ah mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang sudah dibuang olehnya dulu.

Cih! Mimpi saja.

Tapi kenapa ada bagian kecil dalam sudut hati Ali yang masih menerima Rola. Sialan! Tidak bisa dibiarkan dia tidak bisa mempertaruhkan Cinta Prilly hanya untuk seorang wanita yang pernah menyakitinya dulu.

Tenang Ali! Tenanglah mungkin itu hanya efek dari rasa kaget karena kedatangan Rola yang tiba-tiba. Benar dia hanya shock maka pikirannya melantur kemana-mana.

Dan sebelum kewarasannya semakin dipertanyakan lebih baik Ali pergi dari sini.

Dengan cepat Ali berbalik meninggalkan Rola yang masih menangis. "Tunggu Ali!"

Refleks Ali menghentikan langkahnya, dia berjalan berlawanan dengan kamar Ayahnya. Ali ingin meninggalkan rumah sakit ini.

"Tolong aku! Aku mohon tolong aku Ali."Rola mengiba ditengah isak tangisnya yang tidak mereda.

"Aku tidak menolong orang yang tidak tahu diri."jawab Ali dingin sebelum melanjutkan langkahnya.

"TAPI ORANG YANG TIDAK TAHU DIRI INI PERNAH KAMU CINTAI SETENGAH MATI DULU ALI!"Rola berteriak sebelum kembali menangis.

Ali mengeraskan wajahnya dengan cepat dia berbalik lalu menghampiri Rola dengan kasar Ali menjepit wajah wajah Rola dengan sebelah tangannya.

"Dan itu hanya masa lalu suram gue sialan! Lo tahu salah satu masa tersial dalam hidup gue yang bakal gue sesali sampai mati adalah pernah mencintai lo dengan sangat Rola! GUE MENYESAL MENGGADAIKAN CINTA GUE PADA JALANG SEPERTI LO!!"Ali mulai kewalahan mengontrol emosinya.

Dia sudah tidak perduli jika akan datang satpam yang akan mengusirnya sebentar lagi. Dia juga tidak perduli pada Rola yang menepuk tangannya wanita itu jelas kesakitan karena himpitan tangan Ali diwajahnya.

"Lo mengabaikan gue membuang cinta gue dengan angkuhnya demi bajingan bernama Denis lalu kenapa sekarang dengan tidak tahu malunya lo berani menampakkan wajah sialan lo didepan gue hah?! Maksud lo datang menemui nyokap gue itu apa? JAWAB GUE SIALAN! JAWAB!"

Rola tidak bisa menjawab entah karena sakit wajahnya dihimpit Ali atau dia tidak memiliki pembelaan atas apa yang Ali tuduhkan padanya.

Ali tersenyum miring saat melihat wajah Rola yang berubah pucat pasi. "Gue peringatkan jangan berani-beraninya lagi lo nampain wajah lo di depan gue apalagi keluarga gue atau gue benar-benar akan ngebuat lo menyesal seumur hidup lo karena pernah mengenal gue! Camkan itu Rola!"

Ali bersiap berbalik namun suara dentuman di lantai membuatnya berbalik dan matanya melotot kaget saat melihat tubuh langsing Rola tergeletak di atas lantai rumah sakit.

"Ya Tuhan Rola.."

*****

Bagi yang berminat pdfnya silah kan list yaa 081321817808

Kak kenapa harus list? Ada yang penasaran sama jawabannya gk? 😆😆😅

Warisan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang