Satu bulan sudah berlalu, Ali masih belum menceritakan apa pun pada Prilly perihal kedatangan Rola dan lebih parahnya saat ini dia sedang menampung Rola di salah satu apartemen miliknya.Perihal restu, Ali sudah benar-benar lega apalagi ketika Maryam datang menjenguk Ayahnya. Semuanya menangis haru meskipun Aji hanya merespon dengan bunyi detak jantungnya.
Prilly memeluk Ali erat kala itu dan sekarang mereka sedang mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan acara pernikahan mereka. Winda yang mengetahui perihal Rola selalu di landa ketakutan ketika melihat Prilly.
Dia takut Prilly akan membenci Ali jika Prilly sampai tahu kalau Ali menolong Rola. Winda tidak bisa mengatakan apa pun terlebih semakin hari dia bisa melihat Ali begitu mencintai Prilly bukan Rola dan dia tahu putranya hanya bermaksud menolong Rola tidak lebih.
Pagi ini Ali dan Winda mendapatkan kabar baik ketika Aji perlahan membuka matanya. Benar, kondisi Aji semakin membaik setelah kedatangan Maryam dan Ali benar-benar bahagia saat mengetahui hari bahagianya bersama Prilly akan dilewati bersama Mama dan Papanya.
"Mama kangen Pa."Winda terlebih dahulu berhambur ke dalam pelukan suaminya.
Aji tersenyum lemah entah berapa lama dia tertidur sampai-sampai dia begitu merindui istri dan puteranya.
Ali dan orang tuanya terlibat percakapan mereka membahas banyak hal lebih tepatnya berbagi cerita dengan Aji. Aji tentu menyambut antusias pernikahan Ali dan Prilly dia sangat setuju ketika Ali mengatakan akan menikahi Prilly.
"Jadi Rola ada di apartemen kamu?"Aji begitu kaget saat Ali menceritakan tentang Rola.
"Jangan main-main Mas! Rola bukan perempuan baik-baik apapun alasannya kamu salah jika menampung perempuan lain apalagi tanpa berdiskusi dengan Prilly."Aji benar-benar tidak habis fikir dengan jalan pikiran putranya.
"Mas hanya menolong sesama manusia Pah. Rola akan bunuh diri jika sampai Ali meninggalkannya. Ali kasihan pada janin tidak bersalah itu Pah."Ali tidak tahu kenapa dia bisa selemah ini hanya saja dia tidak bisa membayangkan jika Rola benar-benar nekad membunuh bayi tidak berdosa itu.
"Kamu kasihan bayi Rola tapi kamu tidak kasihan pada calon istrimu?"Aji kembali mengeluarkan penolakannya atas tindakan Ali.
"Apapun alasannya kamu salah Mas. Bisa kamu bayangkan jika Prilly sampai tahu masalah ini? Hatinya akan terluka Mas."Aji benar-benar menyayangi Prilly dan dia tidak ingin putranya menyakiti gadis itu.
"Sudah Pah. Papa jangan banyak fikiran dulu Papakan baru sadar."Winda menengahi perdebatan suami dan anaknya.
Ali menundukkan kepalanya. Dia tahu dia salah tapi dia hanya berniat menolong terlebih semakin hari Rola semakin berubah lebih baik. Wanita itu tidak lagi berusaha menggoda dirinya seperti awal pertemuan mereka.
Dia yakin Rola sudah berubah dan apa salahnya jika dia membantu wanita itu. Bahkan Rola bersedia memberinya informasi jika dalang di balik permasalahan perusahaannya adalah Denis.
Ali nyaris membunuh Denis jika tidak mengingat Prilly. Ali ingin menikahi gadisnya dan dia yakin Prilly tidak sudi menikahi seorang pembunuh maka dia menyerahkan semuanya pada polisi.
Dan sekarang fokusnya benar-benar pada pernikahan mereka. Semoga saja tidak ada masalah, Ali tidak bermaksud membohongi Prilly dia hanya ingin menjaga perasaan Prilly dan dia berjanji akan menceritakan semuanya pada Prilly nanti setelah mereka menikah.
Dia yakin Prilly akan mengerti.
Perihal pengalihan saham perusahaan Ali juga sudah melakukannya Prilly jelas menolak tapi berkat bujukan Mamanya akhirnya gadis itu menerimanya. Jadi sekarang Prilly menjadi salah satu pemegang saham terbanyak di Suryo Group.