Bab 38

4K 396 16
                                    


Prilly bangun lebih awal pagi ini karena dia menginap di rumah sakit maka pagi-pagi sekali dia kembali ke rumah untuk mengambil keperluan dirinya dan Maryam yang masih harus di rawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan.

Kondisi fisik Ibunya baik-baik saja hanya saja psikisnya sedikit terganggu setidaknya itu kata Dokter meskipun Dokter terus mengatakan kalau kondisi Ibunya baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan tapi tetap saja jauh di dalam lubuk hatinya Prilly sangat khawatir dengan kondisi Maryam.

Prilly terpaksa harus kembali menyerahkan toko bunga pada Siska dan Fatli karena untuk beberapa hari ini dia akan sibuk mengurus Ibunya di rumah sakit. Untunglah Prilly memiliki pegawai ulet dan telaten seperti Siska dan Fatli hingga di saat genting seperti ini keuletan mereka benar-benar sangat membantu Prilly.

Prilly kembali ke rumah sakit sekitar pukul 6 pagi dengan membawa dua tas jinjing berisi baju-baju Maryam dan keperluan dirinya sedangkan tas satu lagi berisi alat mandi dan beberapa make up miliknya.

Prilly membuka pintu secara perlahan, dia tidak ingin membangunkan sang Ibu yang tertidur begitu nyenyak. Semalaman Maryam begitu resah sepanjang tidurnya wanita itu terus meracau dan sesekali terisak tanpa suara.

Prilly benar-benar dibuat ketakutan dengan kondisi sang Ibu semalam untung saja beberapa orang perawat dan Dokter yang menangani Ibunya dengan sigap memberi bantuan.

Tentu saja perlakuan istimewa itu Prilly dapatkan karena Ali. Benar pria itu sengaja menggunakan kekuasaannya agar para perawat dan Dokter yang bekerja di rumah sakit ini menaruh hormat pada Prilly seperti mereka menghormati Ali dan usut punya usut rupanya rumah sakit ini adalah salah satu rumah sakit yang didirikan oleh Suryo Group jadi dengan kata lain rumah sakit ini adalah milik Ali.

Pantas saja mereka sangat menghargai Ali. Bahkan ketika Ali memaksa ingin keluar dari rumah sakit tidak ada satu orangpun Dokter yang berani membantah keinginan pria itu.

Dan Prilly pasrah saja ketika Ali memaksa dirinya untuk menerima semua keistimewaan yang pria itu berikan.

"Kamu kekasih hatiku calon istri aku jadi sudah sepantasnya mereka memperlakukan kamu sama seperti mereka memperlakukan aku."

Dan Prilly tentu saja memilih mengalah dari pada beradu urat dengan kekasihnya yang baru saja dia ketahui ternyata prianya itu sangat keras kepala.

Kembali lagi pada kondisi Maryam Ibunya setelah ditangani Dokter sekitar pukul 3 pagi akhirnya Ibunya bisa terlelap dengan damai. Dan Prilly tidak ingin Ibunya terbangun ketika baru 3 jam tertidur.

Meskipun dia sendiri hanya memejamkan matanya tidak lebih dari Ibunya. Prilly tidak bisa tidur nyenyak namun dia tetap memaksa memejamkan matanya dia takut jatuh sakit di tengah keadaannya yang seperti ini.

Prilly sudah selesai membersihkan diri lalu bersiap-siap sebentar. Prilly memoles wajahnya dengan make up natural untuk menutupi kantung matanya dan wajahnya yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

Prilly memoles lipstik pink pada bibirnya tersenyum puas ketika melihat hasil make up sedikit membantu dirinya terlihat lebih segar  meskipun tubuhnya terasa sedikit lemah. Efek kurang tidur sepertinya.

"Kamu mau kemana Nak?"

Prilly menoleh menatap Ibunya yang ternyata sudah bangun. "Ibu sudah bangun?"Maryam menganggukkan kepalanya. "Mau minum Buk?"Prilly berjalan mendekati ranjang Ibunya.

"Boleh Ibu juga haus."

Prilly menyodorkan segelas air putih untuk Ibunya. "Pelan-pelan Buk."

Maryam menyerahkan gelasnya yang sudah kosong pada Prilly. "Alhamdulillah."

Warisan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang