Bab 35

3.6K 397 26
                                    


Ali menyeringai lebar ketika melihat wajah pias Bima setelah dirinya mengakui diri sebagai calon suami Prilly.

Rasain lo!

"Lo nggak salah ngomong tuh? Jangan-jangan lo cuma ngaku-ngaku lagi sebagai calon suami si cantik."Bima berusaha berkelakar namun justru tawa sumbang yang terdengar dari mulutnya.

Ali mengedikkan bahunya dengan gaya santai padahal di dalam hati dia sedikit deg-degan dia sedikit khawatir Prilly terbangun disaat sandiwara yang dilakoninya belum ending.

Sedangkan Rama memilih diam sambil mengupas jeruk yang dibawakannya untuk Ali. Hitung-hitung cemilan ditengah tontonan ftv gratis didepannya yang dilakoni oleh dua pria yang sialannya sama-sama rupawan.

Cih! Si Bima gatel itu meskipun duda tapi rupanya jangan di tanyakan lagi dengan brewok yang berjajar rapi memenuhi rahang tegasnya.

Cucok meong cyn!

Dan Ali pesona dan karismanya sebagai seorang pria dengan wajah dingin dan tatapan tajamnya benar-benar mampu membuat lutut kaum hawa bergetar karenanya. Ketampanan Ali tidak perlu diragukan lagi dengan susunan alis yang berjejer rapi layaknya barisan semut ditambah mata tajamnya yang dinaungi bulu lentik yang tentu saja membuat kaum hawa iri dan dengan semua kelebihannya tentu semakin membuat pria itu terlihat tampan dan seksi disaat bersamaan.

Setiap melihat Ali bawaannya pengen ajak kawin aja! Huh..

"Jangan buat gue tertawa dengan lelucon lo dong bro!"Kembali suara Bima terdengar sambil melangkah mendekati Ali.

Rama mengerjap pelan, ck! Berapa lama dia melamun sih? Ish! Pasti banyak adegan seru yang dia lewatkan tuh! Menyebalkan.

Rama sibuk menggerutu sendiri. Sedangkan Ali dan Bima sudah terlibat dalam pandangan sengit keduanya tampak tak ada yang mau mengalah.

"Mulai hari ini gue ingetin lo Bim!"Ali kembali menyeringai, "Buang jauh-jauh keinginan lo untuk miliki dia karena dia."Ali mengalihkan pandangannya dari Bima menatap Prilly sejenak sebelum memfokuskan kembali pandangannya pada Bima.

"Milik gue."sambung Ali kembali dengan seringaian lebarnya.

Bima mengepalkan tangannya, sedari dulu dia dan Ali selalu terlibat dalam persaingan meskipun tidak bisa dikatakan musuh mereka juga tidak cukup dekat untuk disebut teman. Mereka hanya kebetulan berada disatu sekolah yang sama sebelum terpisah dan melanjutkan pendidikan di jurusan masing-masing.

Berbeda dengan Rama, bencong itu benar-benar supel dalam bergaul hingga tidak heran dia memiliki banyak kenalan ya walaupun teman dekatnya hanya Ali saja selebihnya hanya teman atau kenalan-kenalan biasa.

"Lo berdua pada ngapain sih? Rebutin gue iya? Udah pada bubar sana! Gue nggak doyan cowok-cowok muka pas-pasan macam lo berdua gini! Hush sana!"Rama dengan gemulai mempraktikkan gaya manja salah satu artis cantik idolanya.

Ali dan Bima sontak menoleh menatap Rama lalu memasang wajah jijik disaat bersamaan.

"Bangke lo pada!"Maki Rama kesal setelah melihat ekspresi wajah Ali dan Bima yang menatapnya seolah dia kotoran kuda.

Ali memilih melengos tanpa memperdulikan Rama sedangkan Bima terkekeh kecil. "Cepetan periksa gue! Terus minggat dari kamar gue secepatnya!"Ketus Ali menatap Bima tajam, bukan apa-apa dia tidak suka setiap kali mendapati wajah Bima yang berbinar-binar layaknya anak anjing ketika mencuri pandang pada Prilly.

Tambol juga nih lama-lama!

Bima melakukan apa yang dikatakan Ali, bukan apa-apa dia juga malasa berada dalam radius sedekat ini dengan pria temperamen buruk seperti Ali ini.

Setelah selesai Bima buru-buru ingin keluar namun kakinya melangkah mendekati Prilly dia ingin melihat wajah gadis itu dari dekat namun langkahnya terpaksa harus berhenti ketika Ali berseru keras.

"Jangan coba-coba dekati calon istri gue! Kalau lo nggak mau botol infus ini masuk ke mulut lo!"

**

Prilly mengerjapkan beberapa kali sebelum membuka mata sepenuhnya. Dia masih berusaha mengenali sekitarnya sampai mata sayu khas bangun tidurnya bertubrukan dengan mata tajam milik Ali.

Seketika Prilly terlonjak kaget. Ya Tuhan dia lupa kalau dirinya tertidur di dalam kamar inap Ali.

Prilly buru-buru mendudukkan dirinya karena baru bangun tidur dan buru-buru beranjak Prilly merasakan sakit di bagian kepalanya terutama lehernya yang terasa begitu kaku. Tubuhnya seperti remuk redam.

Meringis pelan Prilly beranjak dari sofa. Dia sudah melihat Ali dan Ali sudah sadar sepertinya pria itu juga terlihat baik-baik saja jadi dia ingin kembali ke ruang Ibunya.

Ali yang berfikir Prilly marah buru-buru menurunkan kakinya dari ranjang saat melihat Prilly beranjak dari sofa padahal Prilly beranjak dari sana karena ingin menghampiri Ali dan menanyakan kondisi pria itu sebelum dia kembali ke kamar Ibunya.

Prilly mengernyit bingung saat melihat Ali yang terkesan buru-buru beranjak dari ranjangnya. "Kamu mau kemana Mas? Buru-buru gitu ke kamar mandi? Sanggup jalan mau aku bantu aja?"Prilly bertanya sambil berjalan mendekati Ali.

Mendengar suara lembut Prilly yang terkesan begitu perhatian membuat kaki Ali berhenti melangkah. Dia hanya menunggu Prilly yang tinggal beberapa langkah lagi sudah berdiri di hadapannya.

"Muka kamu kenapa tegang begitu Mas? Nahan pup ya kamu?"Tanya Prilly dengan polosnya.

Ali mengerjap pelan sebelum rona merah perlahan menjalar di wajah yang biasa datar itu. Ali merasa malu saat Prilly berbicara tentang pup padahal dia sedang menahan nafas bukan nahan pup.

Sumpah, Ali benar-benar menahan nafas dan juga nafsunya ketika melihat Prilly yang berada begitu dekat dengannya dan sialannya kenapa gadis itu semakin terlihat cantik dan menarik saat baru bangun tidur begini?

Menurut teori sesatnya Rama, wanita selalu terlihat mengerikan ketika bangun tidur, rambut mereka layaknya kandang burung yang ditinggal mudik oleh pemiliknya tapi Prilly rambut gadis itu memang berantakan dan bisa dikatakan kusut tapi kenapa rambut kusut itu sama sekali tidak mengurangi pesona gadis ini.

Oh untunglah dia tadi benar-benar berhasil mengusir Bima dan juga Rama meskipun setengah pria Rama tetap saja masuk ke dalam list waspada Ali.

Bisa-bisa kebencongannya hilang kalau melihat wanita secantik Prilly. Hah, untungnya lagi hanya dirinya yang berada diruangan ini jadi hanya dirinya yang diizinkan Tuhan melihat keindahan ciptaan-nya ini.

Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan Ali!

Ali buru-buru menggelengkan kepalanya ketika suara Rama tiba-tiba memenuhi kepalanya.

Prilly kembali mengernyitkan dahinya ketika melihat Ali yang seperti orang linglung di depannya. Ini Ali kenapa sih?

Belum sempat Prilly mengutarakan kebingungannya tiba-tiba Ali menyeletuk, "Kalau aku minta kamu jadi calon istri aku. Kira-kira kamu mau nggak?"Tanya Ali dengan wajah polos bak pantat bayi.

Dan seketika Prilly megap-megap di tempat.

*****

Warisan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang