Part 7

5.7K 204 18
                                        

"Dekat sama lo itu kayak belajar dengan guru killer, banyak banget cobaannya"

***

Angkasa sudah berganti pakaian dan bersiap untuk pulang karena hari yang sudah semakin sore, ketika keluar dari toilet ia sudah tidak menemukan Acha di manapun bahkan di lapangan basket.

"Bagus tuh cewek gak ada, tenang hidup gue," ucap Angkasa lalu beranjak pergi ke parkiran.

Baru saja ia sudah sampai di parkiran dan hendak mengambil kunci motornya yang ada di tas. Ada suara ribut-ribut dan sedikit gaduh dari halte depan gerbang sekolah.

Tanpa berpikir panjang Angkasa pun bergegas menuju kesana, dirinya merasa aneh mana mungkin ada keributan karena semua anak SMA Garuda sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Ketika sampai di sana Angkasa cukup terkejut karena ada beberapa anak SMA Cendrawasih, dan lebih terkejutnya Angkasa karena di situ ada Acha.

"LEPASIN!!" ucap Angkasa dengan suara beratnya menginterupsi, di tatapnya tangan Acha yang dicengkram kuat secara paksa.

Lalu tatapannya beralih ke cowok berrambut keriting yang mencengkram tangan Acha, di tatapnya cowok itu dengan tatapan membunuh dan aura dingin yang di pancarkan oleh Angkasa membuat suasana hening dan mendadak beku seketika.

"Eh... Angkasa, lo ngapain disini?" ucap anak Cendrawasih yang mencengkram tangan Acha, cowok itu pun kikuk lalu melepaskan tangan Acha secara perlahan.

"Pergi lo dari sini atau gue habisin lo SATU PERSATU!!" ucap Angkasa dingin, sambil mengeja kata terakhirnya dengan penuh penekanan.

Mereka pun langsung pergi tanpa memberikan perlawanan, bisa-bisa mereka bonyok dengan Angkasa.

"Lo gak papa?" tanya Angkasa dengan wajah datar nya, matanya sekilas melirik pergelangan tangan Acha yang memerah akibat cowok sialan tadi.

"Gue gak apa-apa makasih ya, kalo gak ada lo mungkin gue udah di seret-seret secara paksa sama mereka, kalo gue kenapa-kenapa gimana? pasti orang tue gue....." ucapan Acha terhenti karena Angkasa tiba- tiba pergi ke gerbang sekolah.

Bisa sakit telinga Angkasa jika ia berdiri di dekat acha. Ia pun bergegas ke parkiran dan mengambil motornya.

Acha pun bingung dan ia hanya diam di halte tanpa berniat mengejar Angkasa.

"Naik, cepetan gue gak ada waktu!" ucap Angkasa yang sedang duduk di motornya.

Sebenarnya ia malas mengantar Acha pulang tapi dilihatnya hari yang semakin sore dan tidak ada angkutan umum yang melintas satu pun, akhirnya dengan sangat terpaksa Angkasa mengantarkan Acha pulang.

"Lo mau nganterin gue pulang seriusan?" tanya Acha mata nya berbinar tidak percaya menatap Angkasa.

"Bisa gak lo gak banyak tanya sehari aja, lo itu cerewet ngerti?" Kata Angkasa kesal, dirinya heran dengan Acha mungkin mamanya ngidam Toa waktu hamil.

Acha pun langsung duduk di jok belakang sambil tersenyum senang, Angkasa pun melaju kencang membawa motornya.

***

"Di mana rumah lo?" tanya Angkasa, nada bicara nya tidak sedingin biasanya.

"Di jalan Cempaka No 17 Blok A No 8," jawab Acha dengan senyumnya yang lebar.

Lalu mereka pun terdiam hening seketika, dan inilah kesempatan Acha untuk bertanya tentang Angkasa.

Eh gak boleh barbar Acha, entar tuh manusia dingin malah pengen bunuh lo, mending basa-basi dulu, batin Acha dalam hatinya.

"Angkasa lo kenal sama anak yang tadi ?" tanya Acha yang kembali memulai percakapan.

"Gak," ucap Angkasa datar.

"Terus kenapa mereka liat lo langsung pada kabur semua kayak ngeliat setan?" tanya Acha masih kepo.

"Lo bilang gue mirip setan, gitu?" Kata Angkasa kembali dingin.

"Eh eh bukan gitu tapi mereka kan bertiga, tapi pas liat lo mereka langsung lari aneh banget kan?" tanya Acha yang penasaran.

"Entah bukan urusan gue," ucap Angkasa sebal, nih cewek lama lama ngeselin pikirnya.

"Angkasa asal lo darimana?" tanya Acha pelan, takut jika pertanyaannya mengganggu Angkasa.

"Maksud loh?" ucap Angkasa dingin, matanya menatap sengit ke arah spion.

"Maksud gue lo asli orang sini atau enggak? Kan gue baru pindah di sini jadi kurang tau soal jakarta," ujae Acha.

"Dah sampe, TURUN!!" ucap Angkasa dingin sedikit teriak. Menurut Angkasa cewek seperti Acha ingin sekali ia lakban mulutnya, sudah cerewet ditambah lagi kepo ingin sekali Angkasa menyumpal mulutnya.

"Eh.. udah sampe yaah," ucap Acha sedikit cemberut padahal ia ingin sekali berlama-lama dengan Angkasa.

"Mau mampir dulu gak?" tawar Acha sembari turun dari motor Angkasa.

"Gak gue langsung pulang," ucap Angkasa datar.

"Jangan pulang dulu ngapa? Masakan mama gue enak loh.. loh loh Angkasa mau kemana!!!" teriak Acha, dilihatnya Angkasa sudah pergi meninggalkannya.

Motor hitam itu pun melaju kencang meninggalkan rumah Acha, sang pemilik motor itu pun sama sekali enggan menoleh ke belakang.

"Dasar manusia es!! Untung dia udah nolongin gue tadi, kalau enggak gue lempar tuh orang pake sepatu," ucap Acha sebal.

Lalu sepersekian detik kemudian ia tersenyum karena telah di antar pulang oleh Angkasa, dirinya pun langsung senyam senyum tidak jelas. Dengan bersenandung kecil Acha pun masuk kedalam rumahnya.

***

Pagi ini Acha sudah datang ke sekolah ia pun langsung menuju ke kelasnya. Suasana SMA Garuda masih lumayan sepi, hanya sedikit penguhinya yang baru datang.

Setelah sampai di kelas, Acha langsung di tatap horor oleh Lita. "Ya ampun Lita! Kaget gue, kenapa lo natap gue kayak gitu horor banget tau gak?"

"Ya iyalah lo itu banyak hutang cerita sama gue," ujar Lita lalu menarik tangan Acha untuk duduk.

"Eh tapi sebelum lo cerita, gue cuman mau ngasih tau kalo berita Angkasa kemarin nyamperin lo ke kelas udah kesebar luas satu sekolah," ucap Lita geregetan.

"Terus emang nya kenapa?" Tanya Acha dengan polosnya.

"Ya ampun Acha capek deh ngomong ama lo," ucap Lita gemas.

"Bisa-bisa lo kena amuk sama fans Angkasa, lo tau kan dia itu siapa most wanted sekolah kita Acha!!" kata Lita sambil kedua tangannya memegang pundak Acha.

"Yaah.. kalo begitu gue tinggal hindarin fans Angkasa aja, gampang kan?" ucap Acha.

"Seterah loh deh Cha capek gue ngasih taunya," ujar Lita yang kesal.

"Eh eh jangan kesel gitu dong, gue ceritain deh kenapa kemarin Angkasa datang ke kelas," kata Acha sambil menatap Lita supaya tidak kesal dengannya.

"Iya iya, gue gak kesel lagi. Cepet cerita beneran deh gue kepo," ucap Lita sedikit memaksa sambil cengengesan.

Baru saja Acha ingin bercerita tiba tiba ada tiga orang cewek yang masuk ke kelasnya.

"Eh lo!! Anak baru kan?" tanyanya langsung mengampiri meja Acha.

"Jadi lo anak baru itu?" tanyanya lagi dengan tatapan sinis.

"Emm iya kenapa ya?" Tanya Acha, sedangkan Lita tak berani bicara ia hanya menyenggol lengan Acha kecil tapi tak di respon sama sekali dengan Acha.

"Jadi ini anak baru yang sedang rame dibicarain, ngapain Angkasa nyamperin lo kemaren?" ucapnya dengan tatapan tak suka, lalu memandang Acha dan meneliti dandanan Acha dari atas ke bawah.

"KALO GUE NANYA YA DI JAWAB, PUNYA MULUT GAK SIH!!!" ucap cewek tersebut lalu menggebrak meja Acha cukup kencang.

***

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang