"Jika aku berbalik, aku akan pergi dengan penyesalan. Aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri yang tak memiliki cukup keberanian"
***
Acha dan Angkasa baru saja sampai di SMA Garuda, seperti biasa mereka berangkat berdua menuju sekolah. Angkasa sedari tadi dalam perjalanan menuju sekolah lebih banyak diam, bukan karena ia tak ingin mengobrol dengan Acha tetapi karena ia memikirkan bagaimana Acha nanti di sekolah.
Pikirannya terus melaju ke arah artikel sebuah berita yang di lihatnya tadi pagi, Angkasa tidak sengaja membuka salah satu artikel yang ternyata isi di dalamnya memperlihatkan bagaimana bejatnya kelakukan papa Acha.
Di dalam artikel itu ada sebuah video dimana papa Acha dan selingkuhannya itu berbuat sesuatu yang tidak senonoh dan memalukan. Angkasa di dalam pikirannya terus bertanya, apakah Acha mengetahui tentang video itu?
Berita ini pasti sudah tersebar luas, ia tak mau Acha terluka atau di bully karena baginya itu semua bukan salah Acha. Ia akan menjaga Acha bagaimanapun juga karena sudah kewajibannya untuk melindungi Acha.
"Angkasa kamu kenapa? Kok dari tadi diem aja, ada masalah ya?" tanya Acha yang sudah turun dari motor dan melepaskan pengait helm yang di pakainya.
Bukan gue yang ada masalah Cha, tapi lo yang bakalan dapet masalah, batin Angkasa dalam hatinya.
Angkasa membantu Acha melepaskan pengait helm dan membuka helm dari kepala Acha secara perlahan.
"Gak ada masalah apa-apa kok Cha," ucap Angkasa tersenyum lalu menyelipkan seuntai rambut Acha ke belakang telinganya.
"Cantik," Angkasa tersenyum menatap Acha sambil mengusap puncak kepala Acha lembut.
"Kenapa sih? Lo aneh tau gak," Acha hanya terkekeh kecil membalas tatapan Angkasa.
"Lo itu kayak bunga Edelweis yang tumbuh di pegunungan Cha, semua orang ingin memetik lo karena lo itu bunga abadi. Meski Edelweis hidup di pegunungan tapi dia bisa bertahan dalam keadaan tanah yang tandus, ulah pendaki yang gak bertanggung jawab yang buat Edelweis hampir punah sekarang. Tetap jadi apa adanya meski semua orang ingin memetik lo, tetap bertahan sekuat apapun gak peduli kondisi yang lo alami sekarang. Jadilah seperti Edelweis meski waktu merubah semuanya,"
Angkasa memegang kedua pundak Acha menatap iris coklat tersebut mencoba masuk ke dalamnya, detik berikutnya ia memeluk Acha erat seakan-akan tidak ingin berpisah darinya.
Acha yang terkejut karena Angkasa memeluknya spontan pun membalas pelukan Angkasa, untung saja hari masih pagi jadi tidak terlalu banyak anak SMA Garuda yang berlalu-lalang.
"Makasih Angkasa, tapi bukannya gak ada yang abadi di dunia ini?" tanya Acha pelan membuat Angkasa melepas pelukannya spontan.
"Iya di dunia ini memang gak ada yang abadi, semuanya itu fana tapi cinta kita abadi kan?" Angkasa tersenyum menatap Acha, membuat dunia seakan berhenti seketika.
Andai saja semuanya berjalan baik-baik saja, andai saja semua ini tidak terjadi pastilah Acha akan menjadi perempuan paling bahagia di dunia.
"Iya cinta kita Abadi, selalu" ucap Acha sambil tersenyum membuat Angkasa selalu ingin menjaga senyumnya tak ingin senyum itu hilang berganti muram.
"Aku anterin ke kelas ya sekarang," Angkasa menggenggam tangan Acha membawa nya pergi dari parkiran karena sekarang sekolahan mulai tampak ramai.
"Iya, ayo ke kelas," Acha pun tersenyum membuat Angkasa mengeratkan genggaman nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/206322033-288-k554303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [Telah Terbit]
Genç Kurgu"Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu, aku ingin memberitahumu aku akan datang padamu dan memintamu untuk tinggal di sisiku." Ini kisah tentang Angkasa Kevin Pramudya lelaki berwajah tampan yang membuat siapa saja melihatnya terpana, cowok...