Part 19

5K 164 6
                                    


"Kau sosok tak sempurna tapi bermakna"


***

Suasana Cafe di salah satu mall di Jakarta lumayan ramai, tetapi tidak dengan Anita dan seseorang lelaki yang kini tengah duduk berhadapan dengan nya. Mereka berdua terlihat diam satu sama lain dan membuat suasana berubah menjadi canggung.

Anita masih diam di tempat nya tidak tau harus memulai pembicaraan dari mana, dilihatnya lelaki di hadapannya juga diam sambil menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Saya tidak menyangka akan bertemu kamu sekarang," ucap Anita sambil tersenyum kecut menatap pria tersebut.

"Sepertinya takdir berkata lain, dia lebih pintar memainkan waktu dari saya" ucap lelaki itu tenang tapi pandangan nya masih kosong.

"Waktu itu saya tidak bisa memilih, jadi saya pikir meninggalkanmu adalah solusi yang terbaik" kata Anita sambil menggenggam tangan lelaki tersebut.

Lalu lelaki itu pun perlahan melepaskan genggaman tangan nya dari tangan Anita, ia tidak bisa percaya dengan perempuan itu lagi.

"Saya sudah cukup merasakan pahit dalam hidup, dan itu semua karena kamu" ucap lelaki itu sambil menatap wajah Anita dengan muka datarnya.

"Ini kartu nama saya, saya tunggu permintaan maaf darimu" ucap lelaki itu, segera beranjak pergi dan keluar dari Cafe tersebut.

Anita menatap punggung lelaki itu dengan tatapan nanar, semua adalah salah nya jika waktu bisa berputar kembali apalah arti sayang jika tak berarti.

***

Angkasa kini sedang membawa Acha ke taman belakang sekolah, di genggam nya tangan Acha sedari tadi tanpa berniat untuk melepaskan nya. Acha yang sedari tadi di genggam tangan nya hanya bisa pasrah, jantung nya sudah berdetak kencang tidak karuan.

Angkasa berhenti tepat di bangku taman dan melepaskan tangan Acha perlahan. Dilihatnya Acha yang memandang nya dengan tatapan heran.

"Duduk aja di sini dulu, daripada di sana ada Bima," ucap Angkasa lalu duduk di bangku taman.

"Eh..eh iya aku duduk," kata Acha lalu duduk di samping Angkasa.

Angkasa yang kini duduk berdua dengan Acha pun menoleh ke samping menatap Acha, dilihat nya perempuan itu sangat gugup duduk di dekat dirinya. Di perhatikannya tangan Acha yang sibuk meremas rok nya, dan kaki yang gemetar tak mau diam.

"Lo santai aja kali, gue gak makan orang" ucap Angkasa tepat di samping telinga Acha, membuat Acha menoleh terkejut.

"Apaan sih lo, ngagetin tau gak!" ucap Acha kesal, lalu cemberut.

"Lo kalo cemberut tambah manis ya," ucap Angkasa sambil terkekeh kecil.

Acha yang mendengarnya pun melotot tak percaya, lalu di tempelkannya punggung tangan Acha ke kening Angkasa. Ia ingin memastikan cowok di sebelahnya masih waras atau tidak.

"Angkasa lo itu dari kemaren sikap nya aneh banget tau gak, kadang dingin kayak es kadang suka gombal, kamu beneran gak papa? Kamu sakit ya?" tanya Acha panjang lebar sambil menatap mata Angkasa.

"Gue gak tau kenapa bisa kayak gini sama lo," ucap Angkasa lalu di tatap nya mata Acha yang indah itu, menerobos masuk kedalam nya.

"Eh.. maksud lo gimana?" tanya Acha, dirinya bingung dengan perkataan Angkasa tadi.

"Aneh aja sih, gue ngerasa waktu pertama kali ngeliat lo datang ke sekolah rasanya gue udah pernah ketemu sama lo," ucap Angkasa sambil menatap lurus ke depan.

"Entah kenapa lo itu selalu ada di pikiran gue Cha, lo itu kayak misteri dunia yang gak bisa gue pecahin, gue udah coba buang semua pikiran tentang lo tapi malah gue makin kepikiran sama lo," tutur Angkasa lalu dirinya menghela napas panjang.

"Gue bakalan jagain lo mulai dari sekarang, gue gak mau lo kenapa-napa karena ulah Bima, lo harus jauhin dia," ucap Angkasa tegas sambil menatap mata Acha.

"Kenapa gue harus jauhin Bima? Dia orang nya baik kok," ucap Acha.

"Heh, Bima itu depan lo aja baik di belakang nya munafik" ucap Angkasa kesal.

Acha yang mendengarnya terkejut, apakah benar Bima hanya baik di depannya. Apa maksud Bima selama ini yang sering mendekatinya.

"Pokoknya lo harus jauhin dia, kalau dia berani nyakitin lo bilang ke gue, biar gue habisin tuh orang!" ucap Angkasa tegas.

"Lo kenapa bersikap kayak gini sama gue Angkasa?" tanya Acha sambil menatap mata Angkasa lekat.

"Karena lo itu sekarang kelemahan gue Cha, dan Bima bakal menyadarinya" ucap Angkasa, di tatapnya perempuan cantik itu dengan tatapan yang sulit di artikan, dirinya tidak ingin Acha di sakiti oleh siapa pun.


***

Bima sekarang sedang berada di markas Dark Angel bersama teman-temannya yang lain. Hatinya masih dongkol karena Angkasa. Padahal maksud dan tujuan ia menantang Angkasa bermain basket adalah untuk menjatuhkannya.

"Bos, anak yang berani ngelawan Angkasa kemaren ternyata adek kelas kita dia juga anggota Dark Angel," ucap Alvin yang baru saja datang dan langsung duduk di sebelah Bima.

"Kemana dia sekarang?" tanya Bima kepada Alvin.

"Masih belum sekolah, di tonjok Angkasa makanya belum sembuh sampe sekarang," kata Alvin memberi penjelasan.

"Lo kasih tau dia kalo dia udah masuk sekolah, gue punya satu misi buat dia," ucap Bima lalu tersenyum menyeringai.

"Lo bilangin ke anak Black Shadow entar malam kita balapan!" perintah Bima kepada Alvin.

"Kita abisin mereka semua dan satu persatu orang yang ada di dekat lo bakalan ilang Angkasa hahaha" ucap Bima sambil tertawa, tak akan ia biarkan Angkasa punya semuanya yang ingin ia miliki.

"Kalian cari tahu juga soal Acha, cewek yang lagi deket sama Angkasa, gue gak mau tau caranya lo semua cari informasi tentang dia!!" teriak Bima hingga semua yang mendengarnya mengangguk patuh tak berani membantah.

"Sekarang kita cabut, susun rencana buat entar malem gue tunggu kalian di tempat biasa" ucap Bima lalu pergi meninggalkan markas tersebut. Tak banyak orang yang tau selain anak Dark Angel kalau Bima lah sekarang yang menjabat sebagai ketua.

Bima di dalam hatinya ingin sekali membuat Black Shadow hancur, jika ia sudah menghancurkannya maka Angkasa adalah lawan yang mudah baginya. Tapi sayang ketua Black Shadow sekarang yang menyelamatkan Angkasa waktu itu sangat sulit di taklukan, mereka bilang ialah penguasa jalanan.

Sebelas dua belas dengan Angkasa, ketua Black Shadow itu bersikap dingin dan jago bela diri. Membuatnya sangat di takuti oleh geng motor lain, sikap tegas dan pembawaan nya yang tenang membuat ia di sukai banyak orang. Tapi tidak semua orang suka dengan apa yang dia miliki termasuk Dark Angel.


***

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang