Part 46

3.5K 157 9
                                    

"Terimakasih untuk keajaiban sebuah takdir yang telah menuntunku bertemu denganmu"


***

Acha masih menangis di dekapan Angkasa, lelaki itu melihat Acha berlari ke arah rooftop dan mengejarnya. Setelah melihat Acha yang hendak menjatuhkan diri ia pun langsung menarik Acha ke pelukannya dan menghentikan hal gila yang di lakukan Acha.

Dengan pelan Angkasa mengelus punggung Acha mencoba menenangkan Acha yang masih menangis sesenggukan, pikiran Angkasa saat ini kacau tapi ia berusaha untuk terlihat tenang di hadapan Acha agar membuat Acha tidak khawatir.

"Udah lo jangan nangis, lo mau buat gue terluka juga karna hal gila yang mau lo lakuin?" tanya Angkasa, membuat Acha yang masih menangis kini menatap matanya.

"Gue gak tau lagi kalo misalnya gue terlambat sedetik aja......"

"Gue gak mau kehilangan lo Cha, jadi jangan pernah lo ngelakuin hal gini lagi ngerti?" Angkasa menatap Acha dengan sendu, gadis itu mengangguk pelan lalu kembali memeluk Angkasa.

"Ma-af, gue ngerasa semua udah benci sama gue Angkasa. Dan tadi ada orang iseng yang nelpon gue terus dia bilang...." Acha menunduk membuat Angkasa melepas pelukan mereka lalu memegang kedua pundak Acha.

"Bilang apa?" tanya Angkasa sambil memegang dagu Acha membuat ia mau tak mau menatap mata Angkasa, tatapan sendu lelaki itu sangat jelas terlihat walaupun ia tampak baik-baik saja.

"Dia bilang....."

"Dia bakal ambil lo dari gue," ucap Acha pelan membuat Angkasa sedikit terkejut mendengarnya.

Dugaan Raka benar, ternyata orang yang selama ini membuat hidup Acha hancur menginginkan dirinya. Tapi apakah ada manusia seperti itu? Tega melakukan segala cara demi mendapatkan dirinya.

"Lo tenang aja Cha, gue itu punya lo dan gak bakalan ada orang yang bisa ambil gue dari lo. Karena apa? Karena gue sayang banget sama lo, gue bakal cari tau tuh orang yang udah berani bikin lo mau bunuh diri," tutur Angkasa sambil mengusap sisa air mata Acha di sudut pelupuk matanya.

"Makasih Angkasa lo udah ada di sisi gue, ketika semua orang benci sama gue tapi cuma lo yang tetep ada buat gue dan gak pergi," Acha tersenyum kecil mencoba meluapkan masalah yang selama ini ia rasakan.

"Iya Cha, gak usah makasih kali. Mungkin ya kalo ada kata di atas kata cinta buat ngungkapin semua rasa sayang gue ke lo itu gak bakal cukup," ucap Angkasa spontan sambil tersenyum.

"Kenapa emangnya?" Acha tertawa kecil walaupun sebenarnya itu tidak lucu.

"Karena CINTA gue ke lo itu lebih luas dari alam semesta, gue sih emang bukan tipe cowok yang suka bilang sayang sama cewek. Tapi, gue lebih suka nunjukin cinta gue ke lo itu dalam perbuatan bukan kata-kata,"

"Sekarang lo mau kemana? Kita jalan-jalan aja ya, sekolah bukan tempat yang baik buat lo sekarang," Angkasa pun akhirnya menarik tangan Acha di genggamnya tangan mungil itu lalu berjalan ke bawah pergi dari rooftop itu.

Acha hanya tersenyum sambil merasakan kehangatan dari genggaman lelaki itu, ahh andai saja semua berjalan baik-baik saja pasti ia bisa merasakan kebahagiaan yang begitu sempurna.

"Kita mau kemana?" tanya Acha ketika mereka berdua sudah sampai di parkiran.

"Ke mall aja gimana, jalan-jalan Cha pasti lo butuh refreshing biar lo tenangin diri lo dulu," Angkasa pun memakaikan helm ke kepala Acha dengan lembut lalu tersenyum.

"Ayo tuan puteri naik, pangeran mau berangkat," ucap Angkasa ketika ia sudah naik di motornya dan menyuruh Acha untuk naik di jok belakang motornya.

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang