Part 24

4.7K 161 18
                                    


"Tidak ada yang mendesak daripada sekarang, karena nantinya mungkin tidak akan pernah datang. Hidup ini tidak cukup lama untuk berbicara tentang kesempatan berikutnya, daripada sekarang itu di depan mata kita."


****

Mama Acha sekarang sedang berada di sebuah perusahaan ternama yang berada di Jakarta, ia harus menjelaskan semuanya sebelum terlambat. Lelaki itu satu-satu nya harapan yang ia punya.

Dengan menghela napas berat, kaki Anita pun melangkah masuk ke dalam kantor. Ia pun mendatangi meja administrasi dan menanyakan tentang keberadaan lelaki tersebut.

Petugas administrasi pun lalu menelepon seseorang di seberang sana, dan di jawab dengan anggukan oleh petugas tersebut.

"Baik ibu, silahkan ikuti saya biar saya antarkan," ucap petugas wanita itu ramah dengan senyum manis di bibirnya.

Dan tibalah mereka di sebuah ruangan, membuat langkah Anita seketika saja terhenti dan tangan nya terkepal kuat. Ia tidak tau apa yang harus di lakukan nya saat ini, ia ingin menjelaskan semuanya meluruskan kesalah pahaman selama ini.

"Baik ibu silahkan masuk ini ruangan nya saya permisi dulu," pamit petugas wanita tadi meninggalkan Anita yang sedari tadi diam tidak bergeming dari tempat nya.

Setelah memikirkan apa saja yang akan di bicarakan, Anita pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

TOK,TOK...

Anita mengetuk pintu itu pelan, lalu terdengar suara berat seorang lelaki dari dalam ruangan yang menyuruh nya masuk. Dengan langkah hati-hati Anita masuk ke dalam ruangan yang di dominasi dengan warna hitam dan putih dengan sentuhan beberapa dekorasi klasik yang mampu memanjakan mata.

"Duduk," perintah lelaki tersebut dengan wajah datar ketika melihat Anita datang.

Anita pun langsung duduk berhadapan dengan lelaki tersebut, dengan tatapan bersalah ia menatap mata pria itu lekat tak ingin lelaki itu membenci dirinya.

"Kenapa anda jauh-jauh datang kemari ? Apa sudah merenungkan segala kesalahan yang anda perbuat ?" tanya lelaki itu membuat Anita skak mat, tenggorokan nya terasa tercekat tak mampu untuk berbicara.

"Saya.... mau meluruskan semua kesalahpahaman ini," ucap Anita satu bulir keringat mengalir dari pelipis nya ia sangat gugup saat ini.

Lelaki itu tersenyum kecil di sudut bibir nya, lalu detik berikut nya ia tertawa sangat kencang hingga membuat Anita merinding mendengar nya.

"Saya meminta maaf atas kesalahan yang dulu saya perbuat, waktu itu saya harus meninggalkanmu bukan tanpa alasan, percayalah saya sampai saat ini sangat menyayangimu...." ucapan Anita terhenti karena air mata nya tumpah, dan membuat lelaki di hadapannya diam seketika.

"Saya di jodohkan dengan pria lain, dan kamu tau saya tidak bisa memilih antara kamu dan dia, ingin saya membunuh waktu saat itu agar semua ini tidak terjadi tapi apalah daya saya seorang manusia biasa...." Anita menatap lelaki di hadapan nya dengan tatapan nanar.

"Saya tidak pernah berharap kamu lahir ke dunia ini !!! tapi saya tidak bisa membunuh kamu!!!" ucap Anita lancang tepat di depan wajah pria itu yang langsung terkejut mendengar ucapan Anita.

"Maaf saya sudah gagal menjadi seorang ibu bagi kamu, saya tau seharusnya saya tidak meninggalkamu sendirian hidup tanpa kasih sayang orang tua, Arghhhhh......" teriak Anita frustasi sambil memegang kepalanya.

"Cukup!!!" bentak lelaki itu melihat kelakuan Anita yang mulai tak bisa di kontrol.

Keringat Anita sedari tadi bercucuran turun berlomba dengan air mata nya yang menetes, ia merasakan nyeri di bagian dada nya dan napas nya terasa sesak.

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang