Part 16

5.1K 218 20
                                    


"Saat kau melihatku dan tersenyum rasanya hatiku mau berhenti, bagaimana denganmu?"


***

Angkasa baru saja keluar dari kantin SMA Cendrawasih, dan ia pun segera pergi menuju parkiran. Banyak bisikan dari para perempuan dan fans nya Angkasa, walaupun bukan di SMA Garuda tapi Angkasa tetap jadi sorotan.

Sedangkan seorang cowok yang berada di kantin bersama teman-temannya, hanya memasang muka datar dan tajam penuh amarah siapa lagi kalau bukan Bima. Ia tak bisa berani berkutik untuk menghajar Angkasa karena ia belum pernah melihat Angkasa semarah ini.

"Alvin lo cari tau info tentang anak Cendrawasih yang udah berani sama Angkasa, panggil dia di hadapan gue, SEKARANG!!" bentak Bima, ia merasa telah dipermainkan Angkasa karena telah di permalukan di wilayah nya sendiri.

"Eh... iya iya bos" ucap Alvin lalu memberi kode kepada kedua temannya dan segera berlalu pergi.

"Apaan lo semua liat-liat!! udah bubar woii!!" teriak Bima mencoba membubarkan anak-anak Cendrawasih yang masih setia menontonnya sejak kedatangan Angkasa tadi.

Lalu merekapun bubar karena di lihat raut muka Bima yang tidak bersahabat, mereka takut kena sembur Bima lebih parah lagi.

Tangan Bima terkepal kuat, Angkasa tidak boleh lebih hebat darinya. Ia ingin semua yang Angkasa punya menjadi miliknya.

"Inget lo Angkasa, gue bakal buat semua yang lo punya hancur, gue bakal cari tau kelemahan lo" ucap Bima dengan rasa amarah yang memuncak di hatinya.


***

Angkasa melajukan motornya ke Cafe Senyala Jingga, Ia ingin menjemput Acha dan membawanya pergi dari situ. Bisa habis Acha di goda oleh anak Black Shadow apalagi Nico.

Angkasa yang sudah sampai di parkiran langsung bergegas dan turun dari situ. Ia melangkahkan kakinya ke lantai dua Cafe tersebut.

"Cha buruan pergi dari sini" ucap Angkasa ketika dilihatnya Acha sedang ngobrol sambil tertawa senang dengan Nico, Angkasa yang melihatnya pun merasa sedikit kesal.

"Eh Angkasa kok buru-buru banget, lo darimana aja?" tanya Acha ketika melihat Angkasa datang.

"Bukan urusan lo, buruan!!" teriak Angkasa, ia pun lalu pergi ke bawah menuju parkiran.

"Angkasa tunggu! Eh gue duluan ya Nico" ucap Acha sambil pamit kepada Nico dan tersenyum ke arahnya.

"Iya Cha, hati-hati kalo Angkasa macem-macem bilang aja sama gue biar gue tonjok tuh orang!!!" teriak Nico sambil melambaikan tangan nya ke arah Acha.

Setelah Angkasa sampai di parkiran dan sudah duduk di motornya, Acha baru saja sampai di hadapannya dengan napas terengah-engah.

"Cepet banget lo jalan, ya ampun" ucap Acha dengan napas satu dua.

"Nih pake helm, cepetan naik" ucap Angkasa malas, dirinya tidak ada waktu untuk meladeni omelan Acha.

"Ehh iya, sabar kali gue masih capek" jawab Acha lalu diambil nya helm yang di berikan Angkasa.

Dipakai nya helm yang diberikan Angkasa tadi, karena masih capek mengejar Angkasa tadi Acha menjadi kurang fokus untuk mengaitkan pengait helm tersebut.

"Lama banget sih lo sini" ucap Angkasa lalu merendahkan tubuhnya sedikit dan memasang pengait helm Acha.

Lalu detik berikutnya Angkasa menatap mata Acha, jauh di dalam manik matanya ia merasa pernah mengenalnya.

Cantik, itulah kata pertama yang di ucapkan Angkasa di dalam hatinya ketika menatap Acha. Hatinya yang sudah lama beku seolah kembali mencair hanya dengan menatap mata Acha.

Sedangkan Acha yang ditatap Angkasa menjadi gugup, rasanya Acha malu sekarang karena Angkasa pasti bisa mendengar detak jatungnya yang sedari tadi tidak bisa di kondisikan.

"Ehem" Angkasa pun membuang muka nya memutuskan kontak mata dengan Acha, bisa-bisa gawat jika ia menatap mata Acha terus.

"Buruan naik" ucap Angkasa lalu ditatap nya Acha dari spion motor, Acha pun segera naik di jok belakang motor Angkasa.

Setelah Acha sudah duduk di belakangnya, Angkasa pun pergi melajukan motornya memasuki keramaian jalan yang mulai padat.

***

Angkasa berhenti di sebuah taman kota, yang terdapat danau buatan di tengah-tengahnya. Entahlah kenapa taman yang dipilih Angkasa dari sekian banyak nya tempat.

"Angkasa kenapa kita ke sini? Kamu suka ke taman ya?" tanya Acha, senyuman manis terukir di bibirnya.

"Gue juga gak tau, suka aja sih main ke sini" ucap Angkasa lalu turun dari motornya dan mulai berjalan ke arah taman.

Angkasa duduk di bangku putih panjang di sebelah pohon yang cukup rindang, membuat suasana nya semakin tenang. Acha pun hanya diam sambil mengikuti kaki Angkasa melangkah, dan duduk di sebelah Angkasa.

"Lo jangan pernah punya urusan sama anak Cendrawasih, mereka itu banyak anggota Dark Angel," ucap Angkasa memulai pembicaraan, nada bicaranya tenang namun tegas.

"Dark Angel siapa?" tanya Acha heran, di lihatnya Angkasa yang menatap lurus kedepan tak tahu apa yang sedang di pikirkan Angkasa.

"Pokoknya lo jangan pernah deket-deket sama anak Cendrawasih apalagi Bima!" ucap Angkasa, nada bicaranya sedikit tinggi ketika menyebut nama Bima.

"Emm iya iya, lo kok jadi perhatian gitu sih gue kan jadi makin sayang, eh...." ucap Acha keceplosan, di tutup mulutnya menggunakan kedua tangan. Acha sangat malu karena sudah keceplosan.

"Apa yang lo bilang tadi?" tanya Angkasa, kini Angkasa menatap mata Acha hingga Acha menjadi salah tingkah.

"Eh... gak ada kok, Angin tuh palingan lewat" ucap Acha sambil mengibas-ngibaskan tangan nya.

"Lo ternyata lucu juga" ucap Angkasa sambil tersenyum, senyum yang sangat langka bagi Acha.

Detik berikutnya Angkasa menepuk-nepuk puncak kepala Acha dengan lembut, entahlah kenapa Angkasa bisa bersikap seperti ini di hadapan Acha.

Ya tuhan ingin sekali Acha mengabadikan momen langka ini, manusia es itu tersenyum padanya. Jika ia hanya mimpi ia ingin mimpi ini jadi kenyataan. Senyuman Angkasa yang tulus membuat Acha meleleh, tidak ada tatapan tajam seperti Elang yang menusuk, tidak ada aura dingin yang di pancarkan Angkasa yang ada hanya senyum hangat yang terukir di bibirnya.

Sedangkan Acha makin salah tingkah, jantung nya sudah tidak bisa di kondisikan di tatap dengan senyuman Angkasa yang sangat manis baginya. Dia tampan? Memang, tapi senyuman itu sama seperti dia, lelaki yang membuat hati Acha jatuh untuk pertama kalinya.

***

Banyak banget yang minta Angkasa update, makasih ya udah baca dan udah vote, terharu karena ini cerita petama yang aku buat dan banyak yang suka, salam sayang dari author buat kalian ^-^

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang