Part 28

4.2K 151 6
                                        

"Tolong jangan tertawa bila ini membosankan, duniaku hanya tertuju padamu dan pikiran ku tidaklah sekosong itu"


***

Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, murid-murid SMA Garuda pun mulai berhamburan keluar dari kelas nya dan pulang ke rumah masing-masing. Tetapi tidak dengan Acha dan Lita yang kini masih berada di kamar mandi.

Lita yang curiga karena Acha yang tidak pulang ke kelas pun menyusul ke kamar mandi setelah mengumpulkan tugas. Ketika sudah sampai di kamar mandi ia malah mendapati Acha yang sedang menangis di sudut kamar mandi.

"Cha udah dong nangis nya, kita pulang ya?" bujuk Lita sambil mengelus punggung Acha.

"Gue gak mau kalo Angkasa tau keadaan gue yang sekarang, dia bisa salah paham," ucap Acha yang mulai tenang dan mengusap air mata nya.

"Lo jelasin aja ke dia apa yang terjadi, lo itu gak pantes buat di sakitin Cha. Sekarang kan Angkasa pacar lo dia berhak tau apa yang terjadi sama lo," kata Lita panjang lebar sambil menatap mata Acha, ia pun lalu menarik Acha untuk bangkit dari duduknya.

"Tapi gue takut Angkasa bakalan marah," ucap Acha sambil menunduk melihat sepatu nya yang basah.

"Lo kan pawang nya, gak bakalan Angkasa marah," ucap Lita, lalu menarik lengan Acha pelan dan keluar dari kamar mandi untuk menuju kelas nya.

"Beneran kan Angkasa gak marah? Kalo dia tiba-tiba marah gimana?........"

"Marah kenapa?" tanya seorang cowok dengan suara berat nya menginterupsi.

DEG, langkah kaki Acha dan Lita pun seketika berhenti. Lalu detik berikutnya mereka menoleh ke belakang dan mendapati Angkasa sedang berdiri dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana.

"Lo-ngapain disini?" tanya Acha sedikit gugup, lalu mencoba tersenyum ke arah Angkasa.

"Mau ngajak lo pulang bareng, eh-tunggu dulu kok baju lo basah semua?" Angkasa pun menatap Acha dari atas hingga ke bawah, lalu memegangi kedua pundak Acha.

"Siapa yang udah bikin lo kayak gini Cha, bilang sama gue!" teriak Angkasa kecil sambil menatap mata Acha, tetapi Acha malah menunduk tak berani menatap mata Angkasa.

"Eh udah udah, entar dia pasti cerita mendingan sekarang lo anterin pulang nih anak daripada masuk angin," ucap Lita mencoba mencairkan suasana yang tegang.

"Yaudah, Acha mendingan lo pake baju olahraga gue aja. Soalnya gue tadi gak belajar olahraga karena gurunya sakit," tawar Angkasa sambil mengeluarkan baju olahraga dari dalam tas nya.

"Tapi, entar gue ngerepotin lo," Acha pun melihat baju olahraga dari Angkasa yang kini sudah di keluarkan nya dari dalam tas, tanpa ada sedikit pun niat untuk mengambil nya.

"Gue gak terima penolakan, gue gak mau sampe lo sakit ngerti!" ucap Angkasa lalu mengambil sebelah tangan Acha dan memaksa Acha untuk menerimanya.

"Terima aja Acha, cepetan entar gue di jemput mama gue," Lita yang sudah tidak kuat melihat adegan romeo juliet ini pun lalu memaksa Acha untuk mengambil nya.

"Ya udah deh, gue pinjam baju lo dulu ya entar pasti gue balikin," Acha pun tersenyum sambil menatap mata Angkasa.

"Mau lo ambil juga gak papa, selemari juga bakalan gue kasih," ucap Angkasa sambil membalas senyuman Acha yang selalu bisa membuat nya luluh.

"Ayok Cha ganti baju buruan!!!" teriak Lita lalu menarik lengan Acha untuk segera menuju kelas dan mengganti baju nya.

"Gue ganti baju dulu, lo tunggu sini aja," teriak Acha kepada Angkasa yang masih berdiri di tempat nya.

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang