"Cinta ini menyapa tanpa ku ketahui dan muncul tiba-tiba tanpa peringatan"
***
Acha masih menatap Angkasa dengan tatapan bingung, ia masih sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Angkasa.
Angkasa yang masih menatap mata Acha tajam Akhirnya pergi ke arah motornya berada, ia tau Acha masih belum bisa mencerna tentang apa yang di katakannya tadi.
"Buruan naik, gue gak ada waktu" ucap Angkasa malas masih dengan tatapan tajam nya di arahkan kepada Acha.
"Eh... kita mau kemana?" tanya Acha gugup, ia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Angkasa.
"Cepetan naik, lo mau disini terus emangnya?" tanya Angkasa dingin sambil memakai helm nya.
"Emm enggak, iya deh gue ikut lo" ucap Acha lalu segera naik ke jok motor Angkasa.
Angkasa pun langsung melajukan motornya untuk pergi dari tempat itu, tetapi ia tidak pergi ke SMA Garuda. Bisa-bisa Angkasa dituduh mengajak Acha untuk bolos dengan nya.
Angkasa pun mengajak Acha untuk pergi ke Cafe Senyala Jingga, dimana markas Black Shadow berada. Tidak sampai dua puluh menit Angkasa sudah sampai di markas Black Shadow.
"Turun!" bentak Angkasa hingga membuat Acha yang sedari tadi diam saja terkejut.
"Kita dimana Angkasa?" tanya Acha bingung, sembari turun dari motor sport milik Angkasa.
Acha melihat bangunan apik dengan gaya klasik itu dengan heran, sambil menatap Angkasa yang mulai berjalan masuk kedalam bangunan tersebut.
"Ehh, Angkasa tungguin dong!" teriak Acha, detik berikutnya ia langsung berlari mengejar Angkasa.
Angkasa dengan kaki jenjang nya menaiki tangga menuju lantai atas, setelah sampai disana ia langsung disambut oleh Nico yang melambaikan tangan padanya.
"Angkasa tumben banget masih pagi udah ke sini?" tanya Nico, yang kemudian menatap heran ke arah Angkasa karena di belakang nya ada seorang gadis cantik dengan langkah terengah-engah seperti habis lomba lari.
"Angkasa gila lo! cepet banget jalan nya kayak jet tempur" ucap Acha yang masih ngos-ngosan karena capek menaiki tangga.
"Wah wah ni cewek siapa? Pacar lo ya? Kok gue gak di kenalin sih" tanya Nico dengan banyak pertanyaan sambil beranjak dari tempat duduk nya dan berdiri.
"Kenalin gue Nico, temen nya Angkasa" ucap Nico, sambil tangan nya di ulurkan ke arah Acha.
"Gue Prisca, panggil aja Acha" jawab Acha sambil menyambut uluran tangan Nico dengan senyum manisnya.
"Eh lo jangan senyum dong, entar gue diabetes gimana?" tanya Nico sambil sedikit tertawa menampakkan barisan gigi nya yang rapi.
"Apaan sih lo, lepasin nih tangan kayak di kasih lem aja" ucap Angkasa kesal kepada Nico.
"Eh iya iya, untung aja punya temen kalo enggak udah gue embat" ucap Nico cekikan dan segera melepas jabatan tangan nya dengan Acha.
Acha yang mendengarnya hanya tersenyum kecil, banyak pertanyaan di dalam kepalanya sekarang yang belum terjawab tentang Angkasa sebenarnya.
"Acha lo disini bentar, gue mau pergi ada urusan" kata Angkasa sambil memakai jaket kulit hitam punya Nico dengan tulisan Black Shadow di belakangnya.
Baru saja Angkasa akan pergi kebawah ia lalu berhenti, dan berbalik kemudian menatap Acha dengan tatapan dalam bukan dengan tatapan tajam seperti biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu, aku ingin memberitahumu aku akan datang padamu dan memintamu untuk tinggal di sisiku." Ini kisah tentang Angkasa Kevin Pramudya lelaki berwajah tampan yang membuat siapa saja melihatnya terpana, cowok...