Part 21

4.6K 178 4
                                    


"Bumi tanpamu seperti kiamat, dan Jakarta tanpamu seperti kota mati, dunia memang kejam terlena sedikit saja kau yang akan jatuh ke dalam nya"


***

Seluruh anak Black Shadow sekarang sedang berkumpul di Cafe Senyala Jingga, kabar kecelakaan yang merenggut salah satu anak Black Shadow sudah tersebar luas.

David Yudhayana Respati, salah satu korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan tabrak lari yang di sebabkan oleh Dark Angel. Sekali lagi Black Shadow harus kehilangan sahabat, keluarga, sekaligus wakil ketua Black Shadow.

Sang ketua Black Shadow tengah duduk sedari tadi, pandangan nya kosong seakan tidak ada semangat hidup. Bagaimana tidak, ia merasa tidak bisa bertanggung jawab terhadap David, teman seperjuangan nya.

Lalu detik berikutnya ia bangkit dari duduknya, dengan tangan terkepal kuat ia pun mulai berbicara.

"Gue tau kalian semua pasti kecewa sama gue sebagai ketua, andai aja yang ikut balapan waktu itu gue dan bukan David, pasti David masih ada di sini ngumpul bareng kita," ucap ketua Black Shadow dengan nada yang penuh penyesalan.

"Bukan salah lo bang, kita di sini gak ada yang nyalahin lo," Nico yang sedari tadi diam akhirnya membalas perkataan ketua Black Shadow.

"Iya bang, semua rencana licik itu udah di atur sama Dark Angel," Angkasa menimpali perkataan Nico.

"BERENGSEK!!" teriak ketua Black Shadow, matanya menandakan amarah yang sudah sangat memuncak.

"Gue gak mau tau, pokoknya jangan sampe Dark Angel bisa ngancurin kita, semua harus saling rangkul inget jangan gegabah sebelum bertindak!!!" ucap ketua Black Shadow tersebut dengan tegas, di tatapnya semua anak buahnya dengan tatapan tajam.

Lalu tanpa menjelaskan apa-apa lagi, ketua Black Shadow tersebut pergi. Menghilang bagai kecepatan cahaya tanpa ada satu pun orang yang tau dirinya pergi kemana, dari aura nya terlihat kesedihan yang amat mendalam hingga membuat orang bisa menebak tentang perasaan hatinya yang hancur sekarang.

Dia memang seperti refleksi bayangan, jika dalam gelap akan membunuh lawannya tanpa ampun bak bayangan hitam yang melesat masuk ke dalam diri dan menusuk kalbu. Tapi dia juga seperti cahaya, menerobos masuk memberi kehangatan seperti keluarga.

Padahal rumor yang beredar ia ditinggalkan oleh ibunya sejak kecil, dan inilah alasannya ia membentuk Black Shadow karena cuma Black Shadow lah arti keluarga yang sesungguhnya.

Angkasa termenung saat ini ketika dilihatnya punggung sang ketua menjauh, ia sangat tau bagaimana kedekatan David dengan ketua Black Shadow tersebut. Ia mendengar kabar dari Nico kalau ketua Black Shadow menangis ketika jasad David di bawa ke keluarganya.




Seorang penguasa jalanan menangis? Hati manusia itu terlalu rapuh, bagaimanapun juga ketua Black Shadow adalah manusia biasa, terkadang hidup itu penuh kejutan dan misteri yang tidak bisa di pecahkan dengan logika. Waktu saat itu egois, tapi takdir tetaplah takdir mau bagaimanapun juga ini adalah jalannya. Kehilangan orang yang sangat berharga itu bak di hunus pedang samurai milik kesatria rasanya seperti mau mati, tapi tak bisa berhenti.





***

Pukul 10:15 WIB, semua keluarga David dan seluruh anak Black Shadow telah berkumpul untuk menghadiri proses pemakaman. Suasana pemakaman berjalan dengan lancar, terdengar isak tangis sedari tadi dari sudut kiri di mana ibunda David yang belum bisa menerima kenyataan bahwa David tulang punggung keluarganya telah pergi meninggalkan untuk selama-lamanya.

Sang ketua Black Shadow ikut membantu proses pemakaman, terlihat peluh keringat yang menetes dari pelipisnya. Aura kesedihan masih terpancar jelas dari wajahnya, tapi dia berusaha tegar tak mau berlarut-larut dalam kesedihan.

Setelah prosesi pemakaman selesai, satu persatu orang mulai pergi kembali ke rumah nya masing-masing. Dan tinggalah sekarang ketua Black Shadow dengan Angkasa, ketua Black Shadow sengaja menyuruh Angkasa untuk tinggal lebih lama di pemakaman.

"Maaf kalo buat lo nunggu lama di sini," ketua Black Shadow mulai membuka pembicaraan sambil menatap mata Angkasa dengan tatapan yang sangat sulit untuk di tebak.

Entahlah Angkasa saat ini, tak bisa membaca jalan pikiran dari penguasa jalanan tersebut. Terlalu rumit untuk memikirkan isi kepala jenius ketuanya.

"Iya bang, gak papa kok lagian gue juga mau ngucapin salam perpisan buat bang David," ucap Angkasa sambil memandang batu nisan yang berada di dekatnya.

Ketua Black Shadow pun mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin matahari, dari saku celana nya. Di tatap nya kalung itu cukup lama lalu di genggam dengan erat.

"Ini adalah kalung David, lambang nya matahari karena dia adalah pusat semesta tanpa dia Black Shadow bukan apa-apa," ucap ketua Black Shadow tersebut lalu tangan kirinya mengeluarkan kalung dari dalam kemeja nya dengan liontin bergambar rasi bintang Orion.

"Kalung gue ini lambang nya Orion artinya sang pemburu, David yang milihin waktu itu" ujar ketua Black Shadow sambil tersenyum miris.

"Gue mulai detik ini serahin semua tugas David ke lo sebagai wakil yang baru," ucap ketua Black Shadow sambil menarik tangan Angkasa.

Diberikan nya kalung itu dan di taruh di telapak tangan Angkasa, sedangkan Angkasa hanya bergeming di tempat nya tidak tau harus melakukan apa. Ia cukup terkejut dengan keputusan ketua yang begitu mendadak.

"Tapi bang, gue....."

"Gue gak suka di bantah, sekarang lo orang kepercayaan gue pokoknya lo harus jaga diri dan lindungin semua anak Black Shadow karena gue udah gak becus sebagai ketua," ucap ketua Black Shadow sambil menatap mata Angkasa dengan tatapan nanar.

Detik berikutnya ketua Black Shadow menepuk pundak kiri Angkasa, lalu ia pun pergi meninggalkan Angkasa yang masih tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

Angkasa mengehela napasnya berat, akankah ia sanggup menerima tugas sebesar ini. Ia pun lalu memasang kalung itu di lehernya, di genggam nya kalung itu sambil menatap makam David.

"Gue bakal jaga kepercayaan lo bang sebagai wakil, dan gak akan gue biarin Black Shadow hancur!!" ucap Angkasa tegas, setelah pamit ia pun pergi dari makam tersebut karean rintik hujan satu persatu mulai turun membasahi bumi.

***

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang