"Kau yang hadir dalam penantian, hadir saat awan kelabu berubah perlahan"
***Angkasa melepas pelukannya dengan Acha, di tatapnya perempuan cantik di hadapannya saat ini lalu ia tersenyum. Acha yang melihat Angkasa tersenyum hanya menatap Angkasa dengan heran.
"Kenapa tiba-tiba senyum?" tanya Acha lalu ikut tersenyum.
"Gue beruntung udah punya lo di hidup gue Cha," Angkasa lalu mengusap puncak kepala Acha pelan membuat rambut Acha sedikit berantakan.
Seandainya lo tau kalau yang ada di foto itu adalah gue, apakah gue bakal buat hidup lo hancur untuk kedua kalinya? Batin Acha dalam hatinya, ia tak sanggup melihat Angkasa terluka.
Biarlah Acha sendiri yang akan mencari tau tentang Angkasa sebenarnya, ia harus mencari tau juga tentang alasan kenapa dirinya pernah membuat hidup Angkasa hancur. Rahasia ini biarlah ia pendam sendiri karena ia takut menceritakannya sekarang akan membuat Angkasa pergi jauh darinya.
"Sekarang gimana kalo kita ke kantin, masih ada 10 menit sih hehe," Angkasa melirik jam tangan di tangan kirinya lalu menarik tangan Acha pelan.
Di genggamnya tangan Acha lalu mereka pun beranjak pergi dari situ, Acha hanya tersenyum kecil dirinya tidak ingin Angkasa berubah ia ingin Angkasa tetap seperti ini menjadi orang yang tulus padanya.
Setelah mereka turun dari rooftop sekolah, mereka berdua pun berjalan berdampingan ke arah kantin.Terdengar bisik-bisik dari beberapa fans Angkasa dan juga banyak lirikan mata yang menatap mereka dengan tatapan tak suka.
"Eh Angkasa masih mau ya sama Acha? Bukannya dia anak tukang selingkuh," bisik seseorang cewek kepada temannya yang menatap Acha dengan sinis.
"Kalau gue kasian banget sama Acha udah di tinggal mamanya eh malah papanya selingkuh haha," tawa seorang cewek di belakang Angkasa yang membuat tangan Angkasa terkepal kuat.
"Mau bangkrut tuh sih Acha, kalo jadi gembel mungkin tinggal di buang sama Angkasa," bisik kecil terdengar di samping Acha membuat Acha menunduk ke bawah tak kuat mendengar semuanya.
"Papanya itu pengusaha tapi banyak banget utangnya, pantesan mau bangkrut," banyak lirikan mata dan bisikan serta sindiran yang di layangkan kepada Acha membuat Angkasa melotot dan menatap tajam ke arah mereka.
Angkasa pun langsung menutup kedua telinga Acha dengan tangan nya, ia lalu menunduk sedikit untuk menyamakan tingginya dengan Acha.
"Jangan dengerin orang lain, mereka itu cuma pengen buat diri lo jatuh. Buktiin kalo lo itu gak lemah, kita bakal bungkam semua mulut mereka nantinya dan buat mereka menyesal," ucap Angkasa tegas menatap mata Acha.
"Sekarang ayo kita makan di kantin," Angkasa lalu menarik Acha menjauh dari tatapan pemangsa bermulut buas.
Rintik hujan tiba-tiba jatuh membasahi bumi, baru saja Angkasa hendak melewati lapangan yang di seberang nya ada kantin sekolah terpaksa berhenti untuk berteduh dulu.
~Hujan ~
Aku merangkai banyak hal
Dari setetes Racun
Seperti butiran Embun
Di permukaan Daun
Menceritakan banyak hal
Dari ratusan Pantun
Buang pedoman tuk tentukan
Mana buruk mana Santun

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [Telah Terbit]
Roman pour Adolescents"Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu, aku ingin memberitahumu aku akan datang padamu dan memintamu untuk tinggal di sisiku." Ini kisah tentang Angkasa Kevin Pramudya lelaki berwajah tampan yang membuat siapa saja melihatnya terpana, cowok...