"I don't wanna lose you, Be without you anymore"
***
"Lo siapa sih sebenernya?" tanya Acha sambil menatap Thalia dengan penuh tanda tanya.
"Gak perlu tau tentang gue entar juga lo tau sendiri, oh iya gue udah peringatin lo kan waktu di telpon. Gue akan ambil semua yang lo punya," ucap Thalia sinis sambil melipat kedua tangannya di dada dan kemudian berjalan mengitari Acha.
"Kasain banget ya jadi lo sekarang, Angkasa udah tau siapa lo sebenarnya. Cinta pertama yang udah ninggalin dia dan buat dia menderita hahaha," tawa Thalia menggema membuat Acha hanya terdiam bisu dan melotot tak percaya atas apa yang di ucapkan Thalia barusan.
"LO- tau dari mana?" mata Acha membulat tak percaya, gadis di hadapannya ini seperti tau segala yang terjadi di hidupnya.
"Apa yang gak gue tau tentang lo Acha, kan gue udah bilang gue akan ambil Angkasa dari lo jadi lo siap-siap aja menanti hari itu tiba," Thalia berjalan ke samping Acha menatapnya dengan tatapan sinis dengan sebuah senyum jahat di sudut bibirnya.
"Good luck baby," ucap Thalia sambil menepuk pundak kanan Acha lalu pergi dari situ.
Acha menatap ke belakang menyaksikan punggung Thalia yang semakin menjauh, hingga satu bulir air mata Acha turun dari pelupuk matanya. Ia tak akan membiarkan Angkasa di rebut oleh gadis itu, mau sebenci apapun Angkasa terhadap dirinya ia akan terus berusaha agar Angkasa memaafkan dirinya.
Angin semilir berhembus pelan menerpa wajah Acha membuat sebagian rambutnya ikut tertiup angin, air mata yang mengalir ia hapus secara kasar. Menangis adalah hal yang malas untuk ia lakukan saat ini, dengan tekad kuat yang ada di hatinya Acha pun pergi melangkah keluar dari sana.
"Gue harus cari Angkasa sebelum semuanya terlambat," ucap Acha kecil lalu ia pun pergi dari sana, mencoba untuk menemui Angkasa dan menjelaskan kesalahpahaman ini.
"Tapi gue gak tau Angkasa dimana sekarang, apa gue coba chat dia aja ya? Tapi mana mungkin dia mau bales," Acha mengetik sesuatu di layar Hp nya lalu ia pun berpikir sekali lagi sebelum mengirimkan pesan itu kepada Angkasa.
Acha : Angkasa lo dimana? Bisa kita ketemu, gue mau ngomong sesuatu yang penting sama lo
5 Menit
10 Menit
30 Menit
Acha menunggu sedari tadi tapi nihil Angkasa sama sekali tak membalas pesannya, jangankan di balas di read pun tidak. Musnah sudah harapan Acha untuk meminta maaf pada Angkasa.
Acha saat ini sedang menunggu di halte yang berada di dekat taman, dilirik jam tangan di pergelangan tangan kiri nya yang sekarang menunjukkan pukul 17:10. Hari sudah lumayan sore ia berharap Angkasa ada di Cafe Senyala Jingga karena itu adalah markas Black Shadow yang merupakan tempat biasa Angkasa ngumpul dan nongkrong bareng teman-temannya.
Sembari menunggu angkutan umum yang lewat Acha sesekali melihat layar notifikasi di hp nya berharap Angkasa membalas pesannya.
"Neng mau naik kagak?" kata supir angkot yang lewat di depan halte tanpa Acha sadari.
"Eh-iya pak," ucap Acha lalu naik ke dalam angkutan umum itu dan duduk di dalamnya.
Dalam pikirannya Acha terus berpikir kata-kata apa yang akan di ucapkannya bila ia bertemu Angkasa nanti, ia takut Angkasa tak mau mendengar penjelasannya dan yang lebih buruk nya lagi Angkasa malah nanti akan meminta putus.
Acha menggelengkan kepalanya, berusaha menepis semua pikiran negatif yang ada di bayangannya saat ini. Entah kenapa perasaan Acha saat ini tak enak ketika beberapa ratus meter lagi ia akan sampai di Cafe Senyala Jingga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu, aku ingin memberitahumu aku akan datang padamu dan memintamu untuk tinggal di sisiku." Ini kisah tentang Angkasa Kevin Pramudya lelaki berwajah tampan yang membuat siapa saja melihatnya terpana, cowok...