"Visious words hurt like a bullet"
~Day6~
***
Jam istirahat sudah berlalu sekitar lima menit yang lalu, tetapi Acha dan Lita masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. Mereka berdua tidak biasanya seperti ini, Acha sedari tadi membujuk Lita untuk ke kantin tetapi ia selalu menolaknya dengan berbagai alasan.
"Gue gak mau ke kantin males," ucap Lita acuh tak acuh tanpa sedikitpun menoleh ke arah Acha yang sedari tadi sibuk mengajak dirinya ke kantin.
"Lo kenapa Lita? Gue salah apa sama lo?" tanya Acha sambil menarik pelan lengan baju Lita.
"Masih nanya salah lo apa? Gara-gara lo yang lain natap gue sinis, pagi ini aja gue udah di kerjain sama kak Bella!!" suara Lita naik satu oktaf, pandangannya beralih dari buku yang dibacanya ke arah Acha.
"Gue gak mau ya di bully karena temenan sama lo!!" tunjuk Lita ke wajah Acha membuat Acha terkejut setengah mati.
Lita adalah sahabat baiknya, bagaimana mungkin seseorang yang selalu baik dengannya berubah seketika karena omongan orang lain.
"Maafin Lita lo menderita gara-gara gue, tapi please lo jangan gini. Papa gue itu pasti ada alasan kenapa dia berubah, karena yang gue tau papa itu sayang banget sama mama," Acha mencoba meredam emosi Lita yang menatap nya ganas.
"Udahlah Cha, gak ada guna gue ngomong sama lo. Misi gue mau lewat!" Lita pun lewat melewati Acha dan menyenggol bahunya kasar lalu pergi entah kemana.
Acha menatap punggung Lita yang semakin menjauh, sunyi dan sepi sangat di rasakan nya sekarang karena ia sedang seorang diri di kelas. Angkasa tadi memberinya pesan tak bisa mengajak ke kantin karena ada urusan dengan anak Black Shadow.
Mau tak mau ia pun ke kantin sendirian, tapi sepertinya Acha berpikir dua kali untuk ke sana. Ke kantin sama saja membuat dirinya terlibat dalam masalah apalagi dirinya sedang di bully saat ini.
Acha pun melipat kedua tangan nya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya di sana, melupakan sejenak masalah yang sedang datang di hidupnya. Detik berikutnya ia terlelap ke alam mimpinya tanpa sadar seseorang sedang mengawasinya dari balik pintu lalu melesat pergi.
Satu senyuman terukir di sudut bibirnya, ia pun pergi melangkahkan kakinya jauh dari sana membiarkan Acha sendiri tanpa berniat menganggunya.
***
Angkasa mendapat pesan dari anak Black Shadow tentang kasus papa nya Acha, mereka memberitahu Angkasa kalau ada sesuatu yang tak beres dari kasus tersebut.
Dengan langkah tegap nya Angkasa melangkahkan kaki nya ke lantai atas Cafe Senyala Jingga, di lihatnya teman-temannya sudah berkumpul di sana termasuk Raka.
"Sorry telat, macet banget tadi di jalan," Angkasa pun langsung duduk di kursi di sebelah Nico untuk mulai membicarakan kasus tersebut.
"Santai aja, yang lain barusan aja dateng," ujar Nico sambil merapikan rambut nya yang sedang di sisirnya.
"Jadi gimana? Apa yang gak beres dari kasus papanya Acha?" tanya Angkasa to the point menatap semua teman-temannya.
"Gue kan minta bantuan temen gue yang katanya hacker gitu, dia bilang semua yang nulis artikel tentang papanya Acha itu satu orang tapi dia gak bisa ngelacak orangnya. Dia pernah sih ngelacak lokasinya dan ternyata lokasinya ada di salah satu perusahaan ternama di jakarta," tutur Raka panjang lebar.
Anak Black Shadow mengernyitkan dahinya heran, bagaimana mungkin pelakunya cuma satu orang?
"Yakali satu orang, dalam satu hari aja itu hampir ratusan artikel nya. Hari ini aja masih betah tuh berita jadi trending topik," balas Nico sambil menoleh ke arah Angkasa yang sedang berpikir keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [Telah Terbit]
Roman pour Adolescents"Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu, aku ingin memberitahumu aku akan datang padamu dan memintamu untuk tinggal di sisiku." Ini kisah tentang Angkasa Kevin Pramudya lelaki berwajah tampan yang membuat siapa saja melihatnya terpana, cowok...