"Kepakan sayap kecilmu mencuri perhatianku, gerak tanganmu seakan menuntunku untuk mengikutimu"
***
Siang ini cuaca nya sangat terik, salah satu warung yang berada di samping SMA Cendrawasih sangat ramai dikunjungi oleh anak-anak yang mayoritas nya laki-laki.
"Eh Bos lo tau gak? kemaren gue berhenti di SMA Garuda. Ada anak cewek cantik banget lagi nunggu di halte," ucap Alvin Zio Ravino. Cowok berambut keriting itu sedang duduk sambil makan gorengan.
"Serius, siapa?" Tanya cowok tersebut yang merupakan Bos dari Alvin.
"Gue gak tau. Tapi pas gue mau ngajak tuh cewek pergi eh tiba-tiba aja Angkasa datang," ujar Alvin.
"Angkasa? Ngapain dia tiba-tiba datang?" tanya cowok tersebut sambil menatap Alvin.
"Gue gak tau Bos, lo tau lah Angkasa gimana. Natap gue aja kayak mau bunuh orang," ucap Alvin. "Pas dia datang ya gue langsung kabur," ucap Alvin lagi sambil cengengesan.
"Payah banget lo ketemu Angkasa langsung kabur," ujar cowok tersebut.
"Iya Bos, entar gue pulang gak selamat gimana? Entar mak gue nyariin," ucap Alvin sedikit malu.
"Yaelah lebay banget lo. Ayok cabut sekarang ke markas!!" Kata cowok tersebut.
"Semuanya kita sekarang ke markas!!!" teriak cowok tersebut sambil berdiri, tanpa diperintah lagi anak-anak cowok yang ada di situ langsung beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
***
Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, anak-anak di kelas Acha sudah banyak yang pulang. Tinggal Acha dan Lita berdua di kelasnya yang belum pulang.
"Lo pulang beneran sendiri? Gue khawatir tau gak. Dari tadi siang aja lo belum makan," ujar Lita sambil memandang Acha yang terlihat lemas.
"Gue baik-baik aja kok Lita. Lo tenang aja," ucap Acha sambil tersenyum. Ia tidak ingin merepotkan orang lain apalagi Lita.
"Lo gak mau bareng gue aja Cha? Entar lo pingsan gimana?" tanya Lita kepada Acha, dirinya tampak khawatir saat ini.
"Ya ampun Lita beneran gak papa kok. Yuk kita ke depan sekarang entar mama lo nungguin," kata Acha yang segera menarik tangan Lita pelan untuk beranjak pergi dari situ.
Suasana SMA Garuda saat ini lumayan sepi, hanya ada beberapa anak yang berlalu lalang. Kebanyakan dari mereka adalah anak yang mengikuti ekstrakurikuler seperti OSIS, Basket, Pramuka, dll.
Acha dan Lita berjalan keluar sekolah menuju halte, tepat di saat itu sebuah mobil putih berhenti di depan gerbang sekolah.
"Acha, mama gue udah jemput. Lo sama gue aja barengan entar lo kenapa-napa gimana?" Ajak Lita sedikit memohon.
"Gue pulang sendiri aja Lita. Cepetan sana mama lo entar nunggu," ujar Acha sambil mendorong paksa Lita untuk masuk kedalam mobilnya.
"Yaudah gue gak bisa maksa. Hati-hati Acha kalo ada apa-apa telpon gue jangan lupa," kata Lita sambil mengarahkan tangannya ke telinga seperti orang yang sedang menelpon.
"Iya iya bawel banget lo," ucap Acha.
Akhirnya Lita pun masuk kedalam mobil, dibuka jendela mobilnya dan nampaklah di sebelah Lita ada mamanya.
"Kami duluan ya nak Acha Hati-hati," ucap mama Lita sambil tersenyum dan segera mengemudikan mobilnya.
"Acha inget telpon gue kalau ada apa-apa!!" ucap Lita heboh, dengan mobilnya yang sudah melaju sedari tadi.
Acha yang melihatnya hanya tersenyum geli dan melambaikan tangannya ke arah Lita, dan Lita pun membalasnya.
Sekarang tinggalah ia sendiri, menunggu angkutan umum di halte sekolahnya. Mamanya sedang ada rapat dengan klien, dan tidak bisa menjemput dirinya.
Acha memegang perutnya yang sedari tadi berbunyi, ia dari tadi siang belum makan dikarenakan tidak mau ke kantin karena di sana pasti banyak fans Angkasa, di tambah lagi Bella kakak kelasnya.
Bisa-bisa Acha di bully jika ia makan di kantin, dan Bella bisa bersikap seenaknya apalagi fans Angkasa pasti mendukung Bella untuk membully Acha.
Dan tiba-tiba saja ada sebuah motor sport bewarna merah berhenti di depan halte.
Acha yang sedari tadi melamun tiba tiba memperhatikan motor itu, baju seragamnya persis seperti anak SMA kemarin yang mengganggunya.
Ia pun was-was takut jika benar itu adalah orang yang kemarin mengganggunya, detik berikutnya ketika helm pengendara motor tersebut dibuka...
GLEKK
Seorang cowok dengan paras tampan sedang tersenyum ke arahnya, ia tersenyum manis lalu meletakkan helm di motornya.
Rahangnya tegas bak dewa yunani, hidung mancung di tambah alisnya yang tebal, dan muka yang oriental membuat cowok itu pasti digilai kaum hawa.
Acha tercekat melihat cowok tampan itu datang menghampirinya, ia terkejut dengan kedatangan cowok tersebut.
Detik berikutnya cowok itu duduk di sebelahnya, tanpa menghilangkan senyum manis di bibirnya.
"Hai! Kenalin gue Bima Candrawinata anak SMA Cendrawasih," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Eh... gue Prisca Aqila Syaqila. Panggil aja Acha," kata Acha sambil menyambut uluran tangan cowok tersebut.
"Gue baru tau kalo ada bidadari di SMA Garuda," ucapnya sambil menatap mata Acha.
"Maksud lo? Bidadari apanya?" tanya Acha heran.
"Iya bidadari. Gue baru tau kalau ada cewek secantik lo, pasti lo anak baru ya?" tebak Bima.
"Iya gue baru pindah beberapa hari yang lalu," ucap Acha sambil tersenyum.
"Oh iya boleh minta id line lo gak? Siapa tau kan kita bisa temenan," ujar Bima.
"Boleh kok, mana hp lo?" Kata Acha.
"Nih hp nya," ucap bima sambil mengeluarkan hp dari saku celananya.
Acha sedang mengetik id line nya di hp Bima, tapi sedari tadi Bima malah asyik memandang Acha.
"Nih udah. Gue chat juga udah masuk kok," ujar Acha lalu memberikan hp Bima dan Bima pun mengambilnya.
"Lo gak pulang? Udah sore loh," ucap Bima.
"Gue lagi nunggu angkutan umum," ujar Acha sambil melihat lurus ke arah jalan.
"Gimana pulang sama gue? Kebetulan gue juga mau pulang," tawar Bima sambil tersenyum.
"Ehh gak usah Bim. Gue pulang sendiri aja," ucap Acha. Ia tak mau merepotkan orang apalagi Bima adalah orang yang baru di kenalnya.
"Beneran gak papa kok ayok pulang bareng gue," ujar Bima sambil menarik tangan Acha.
Baru saja Acha mau menarik kembali tangannya, sebuah tangan kekar melepas tangan Bima dari pergelangan tangan Acha.
"Kalau dia bilang gak mau lo gak usah maksa," ucap cowok tersebut dengan dingin.
"Angkasa!!! Lo ngapain disini?" tanya Acha terkejut.
Angkasa menatap mata Bima tajam setajam elang dan menusuk tepat di manik matanya, aura dingin Angkasa membuat waktu seolah membeku seketika. Sedangkan Bima langsung memasang muka datar dan kembali menatap Angkasa tajam.
Siapa yang tidak mengenal Angkasa maupun Bima. Sang most wanted dari sekolahnya masing-masing, dengan ketampanan di atas rata-rata.
Dari dulu SMA Garuda dan SMA Cendrawasih tidak pernah akur, begitu pula dengan keduanya. Satu hal yang perlu diketahui adalah Angkasa selalu menang dari Bima, itulah kenapa anak Cendrawasih tak berani dengan Angkasa, berani mencari perkara dengannya sama saja dengan mencari MATI.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu, aku ingin memberitahumu aku akan datang padamu dan memintamu untuk tinggal di sisiku." Ini kisah tentang Angkasa Kevin Pramudya lelaki berwajah tampan yang membuat siapa saja melihatnya terpana, cowok...