Part 22

4.8K 177 3
                                    


"Aku ingin dia seperti Edelwies, yang tetap abadi meski waktu merubahnya"


***

Angkasa dan kedua temannya sekarang sedang pergi ke toko bunga, bukan tanpa alasan mereka pergi ke sana. Ide si Dika curut lah yang membuat Angkasa dan Varo pergi mengikutinya.

"Lo berdua tau gak, kalo cewek itu tuh suka sama hal-hal yang berbau romantis" kata Dika sok bijak sambil mengitari isi ruangan toko bunga tersebut.

"Ya iyalah bambank, nenek gue juga suka yang romantisan" ucap Varo gemas dengan kelakuan Dika yang sok mengerti tentang cewek.

"Eh bukan gitu Varo blewah, pasti si Acha langsung klepek-klepek ampe mimisan kalo di tembak Angkasa terus di kasih bunga," ujar Dika lalu mengambil setangkai mawar bewarna merah.

"Lo ngasih mawar mah udah biasa banget, kek sinetron alay gitu aelah anak SD juga bisa kali nembak kayak gini," ucap Varo tak setuju dengan bunga pilihan Dika.

"Yaah jadi apa dong? Angkasa lo tau gak si Acha suka bunga apa?" tanya Dika, dilihatnya Angkasa sedari tadi sibuk mondar-mandir tak tentu arah.

"Gue mau ngasih dia sesuatu yang bisa dia simpen dan dia inget sampe kapanpun," Angkasa lalu naik ke lantai dua toko bunga tersebut, karena dirasa di lantai bawah tak ada bunga yang pas untuk Acha.

"Lo bantuin juga Var, aelah mau dapet traktiran kagak." Dika dengan sedikit memaksa menyuruh Varo yang sedari tadi hanya berdiri memandangi dirinya.

"Lo tau gak Var, bunga yang filosofi nya mirip sama kata-kata Angkasa tadi," Dika bertanya kepada Varo sambil memegang beberapa Lily putih.

"Sabar ini lagi mikir, bunga yang pas buat Acha apa ya kira-kira biar selalu keinget Angkasa?" tanya Varo kepada Dika.

"Kalo gue tau, gue gak bakal nanya lo Varo!!!" teriak Dika kesal, rasanya ia ingin menampol muka mulus Varo.

"Eh iya juga wkwk, iya iya gue cari nih" ucap Varo cengengesan lalu pergi ke sudut kiri toko tersebut.

Setelah beberapa jam kemudian Angkasa pun turun dari lantai dua sambil membawa sebucket besar bunga yang sudah dibungkus rapi. Pilihan Angkasa akhirnya jatuh pada bunga Edelweis bewarna merah.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo gak salah nih, milih bunga ginian mirip kembang kol," ucap Dika yang heran kenapa Angkasa memilih bunga Edelweis.

"Liat filosofi dan makna nya dong, ini katanya bunga abadi nah gue mau Acha tetep jadi cinta abadi buat gue," ucap Angkasa yakin dengan pilihannya.

"Anjir si Angkasa bisa bucin juga hahaha," tawa Varo ngakak sambil memegang perut nya tak tahan dengan ucapan Angkasa tadi.

"Apaan sih lo, sibuk aja" Angkasa menatap Varo dengan tatapan tajam, tapi si Varo hanya cengar-cengir tidak jelas.

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang