Part 1

9.2K 292 14
                                    

"Itulah kamu orang yang membuat gemetar hatiku untuk pertama kalinya dalam hidupku."


***

"Mama, kenapa sih kita pindah lagi bukannya mama janji kita gak akan pindah kemana-mana?" tanya Acha kepada mamanya, Anita. Wanita berkepala empat itu tersenyum kepada anaknya. Ada tatapan yang sangat sulit di artikan oleh Acha.

Anita mengusap kepala anaknya dengan sayang sambil menatap tatapan anaknya begitu dalam, "Papa kamu pindah kerjanya sayang jadi besok kamu harus siap-siap, kita pindah ke Jakarta."

"Iya ma, Acha juga tadi udah beres-beres kok," ucapnya. Acha itulah nama panggilannya, gadis berusia 16 tahun tersebut memeluk mamanya seakan tidak mau jauh darinya. Semenjak mamanya terkena penyakit jantung Acha menjadi lebih sering dirumah dengan mamanya, walaupun begitu Acha adalah anak yang selalu ceria dia memiliki banyak teman di sekolahnya.

"Sudah malam sayang kamu tidur ya, besok kita berangkat,"  ucap mamanya sambil mengecup kening anak semata wayang nya.

"Iya ma, mama juga tidur istirahat Acha sayang mama." Acha tersenyum ke arah mamanya dan mamanya juga tersenyum. Setelah mamanya pergi Acha masih memikirkan tentang dirinya yang harus pindah ke jakarta, bertemu orang baru dan beradaptasi tidaklah mudah baginya tapi semua harus dijalani bukan?

***

Jam menunjukan pukul 07:15 WIB, sebentar lagi Acha akan berangkat ke Jakarta. Sebelum berangkat Acha berpamitan dengan bik Minah dan mang Ujang asisten rumah tangga nya. "Bik, Acha pamit ya mau pergi dulu bibik hati-hati, mang ujang juga makasih ya udah nganterin Acha ke sekolah setiap hari," ucap Acha.

"Iya neng, hati-hati juga ya di jakarta kalau ada apa-apa hubungin bibik, bibik sama mang Ujang pasti bantuin si neng." Acha tersenyum dengan keduanya lalu masuk kedalam mobil, sorot matanya menandakan rasa tidak ingin pergi dari tempat ini.

Setelah Acha masuk kedalam mobil, Papa Acha pun melajukan mobilnya dengan kencang membelah jalanan yang mulai tampak ramai. Sepanjang perjalanan Acha terus melamun tidak siap jika harus pindah ke kota yang asing baginya.

Acha tertidur dengan pulas hingga tidak sadar sudah sampai di kota tujuannya. Acha membuka matanya lalu mengucek matanya tidak percaya, rumah yang akan di huni olehnya sangatlah besar jauh lebih besar dari rumahnya yang di Bandung.

"Pa ini beneran rumah kita?" tanya Acha ke Papanya.

"Iya, kamu suka gak?" ujar Wijaya Papanya Acha.

"Suka dong Pa," kata Acha sambil tersenyum. Acha turun dan langsung menurunkan bawaan nya sendiri karena tidak terlalu berat baginya.

Malam pun berlalu, kini Acha sedang makan malam dengan Mama dan Papanya. Mereka sedang membahas tentang sekolah Acha yang baru, sekolah Acha adalah SMA Garuda salah satu sekolah favorit di jakarta.

Acha hanya tersenyum mendengarkan papa dan mamanya. Ia masih memikirkan bagaimana besok dia di sekolah, akankah teman barunya menyenangkan dan baik seperti temannya di Bandung entahlah Acha pun tidak tau.

Sekarang ini Acha sudah di tempat tidur, ia mencoba memejamkan matanya tetapi tidak bisa. Ada suatu perasaan yang menodorong nya untuk tidak pergi ke sekolah besok pagi. Jam pun berlalu dengan cepat begitu pula dengan Acha yang tertidur dengan nyenyak.

***

"Acha bangun sayang kamu telat loh ini udah jam 7!!" teriak mamanya sambil membuka jendela kamar. Dengan masih mengantuk Acha membuka matanya secara paksa.

"Mama apaan sih orang masih jam 6 gini kok," kata Acha sambil menguap dan mengucek matanya, setelah ia melihat ke arah jam dinding di kamarnya matanya terbelalak kaget.

"Ya ampun, mama kenapa gak bangunin Acha?" tanya Acha dengan terburu-buru langsung menyambar handuk yang ada di kursi.

Mamanya menggeleng heran melihat kelakuan anaknya. "Siapa suruh dibangunin gak bangun-bangun," ucap mama Acha.

"Mama sama papa berangkat duluan ya sayang kamu bisa kan pergi sendiri, mama ada rapat pagi ini."

"Iya, ma!" jawab Acha dari kamar mandi. Setelah 10 menit berlalu Acha mandi, ia langsung memakai pakaian seragamnya dan langsung ke bawah untuk bergegas pergi ke sekolah. Acha melewatkan sarapannya, padahal jika mamanya tau Acha pasti bakal di omelin.

Acha memesan ojek online karena dilihatnya sudah tidak ada kendaraan umum yang melintas. "Ini pak, makasih ya kembalian nya buat Bapak aja," ucap Acha dengan senyum manisnya ketika sudah sampai di depan sekolah barunya. Acha langsung bergegas menyebrang jalan, dan ketika sampai di sana di lihatnya pagar sekolah terkunci.

TELAT!!!

Itulah sekarang yang di alami Acha. Gadis itu bingung harus bagaimana, di lihat nya lagi semua siswa sudah berkumpul untuk melaksanakan upacara bendera.

"Lo ngapain disini?" ada suara bariton cowok di balik punggung Acha, ia terkejut dan langsung menoleh kebelakang.

Acha terdiam kaku menatap mata cowok itu, ada tatapan terkejut dan tidak percaya dari sorot matanya. Dia mirip dengan anak itu, kata Acha di dalam hatinya.

***

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang