Dua Tahun Setelah Pertemuan Mizuki Kira dan Tomioka Giyuu dengan Kamado Tanjirou...
Insiden di Gunung Natagumo...
"Ara ara, apa aku akan pergi mengerjakan misi bersama Tomioka-san lagi?"
Suara dari seorang gadis berambut hitam dengan gradasi ungu diujungnya memulai percakapan dimalam itu. Rambut hitamnya yang indah disanggul kebelakang. Dihias oleh jepit kupu-kupu berwarna ungu. Jepit itu menggantung cantik diantara helaian rambutnya.
"Kochou-san. Aku juga ikut misi bersamamu kali ini, loh."
Seorang gadis berusia 17 tahun ikut membalas. Manik merah dengan gradasi kuning kini sedang menatap lawan bicaranya. Rambut hijau tosca yang panjang digelung dekat ujung. Dibiarkan menjuntai di atas lantai kayu.
"Ara ara. Aku lupa, Mizuki-san."
"Sudah kukatakan berulang kali padamu, jangan memanggil namaku dengan menggunakan embel '-san', Kochou Shinobu-san. Lagipula kita ini hanya beda satu tahun saja. Jangan membuat diriku seolah lebih tua darimu, Kochou - san."
"Ah, gomen ne, Mizuki." Gadis dengan jepit rambut kupu-kupu tersenyum.
"Hah. Ya ampun." Gadis beiris merah mendesah lelah.
Sementara ditengah-tengah kedua gadis cantik nan manis ada seorang pria dengan surai hitam legam. Surainya diikat rendah nan asal. Ekspresi wajahnya datar. Pria itu duduk santai. Tidak menghiraukan percakapan singkat yang dilakukan oleh kedua gadis dikedua sisinya.
"Anak-anakku yang manis."
Suara lembut dari seorang pria di hadapan tiga orang dewasa itu menginterupsi ketinganya. Tiga pasang bola berbeda warna menatap penuh hormat pada pria yang ada di hadapan mereka. Pria tersebut memiliki surai hitam sebahu. Sebagian wajahnya terdapat penyakit. Ia tersenyum lembut.
"Mizuki Kira, Tomioka Giyuu, Kochou Shinobu. Pergilah ke Gunung Natagumo sekarang." Ucapnya dengan suara yang dapat menenangkan jiwa siapapun yang mendengar.
"Ha'i, Oyakata-sama." Ketiganya mengangguk bersamaan.
***
Mayat-mayat pemburu iblis bergelimpangan di atas tanah. Darah mengalir disekitarnya. Menguarkan bau busuk yang tak sedap. Kira menatap datar pada mayat-mayat tersebut.
"Apa ada kenalanmu disini, Tomioka-san?" Tanya Shinobu sambil melihat-lihat kondisi mayat di hadapannya. Giyuu tidak menanggapi perkataan gadis berjepit kupu-kupu dan lebih memilih diam.
"Sudah sebanyak ini yang tumbang?" Kira bertanya entah pada siapa. Jari telunjuk dan ibu jari mengusap-usap dagu.
"Ya ampun. Aku tidak menyangka akan separah ini keadaannya. Ini sebenarnya iblis-iblis itu yang terlalu kuat atau para pemburu iblis sekarang memang sangat lemah?" Lagi-lagi Kira menujukan pertanyaan entah pada siapa.
Jari tangan Kira menyentuh sesuatu diseragam milik pemburu iblis yang sudah menjadi mayat. "Benang?" Ucapnya pelan sehingga Giyuu dan Shinobu tidak dapat mendengarnya.
Cukup lama Kira terdiam memikirkan sesuatu. Tiba-tiba ia tersenyum misterius. Giyuu yang melihat senyuman itu merinding.
'Naruhodo.'
"Kudengar ada anggota Mizunoto yang dikirim kemari." Kali ini Shinobu yang berbicara. Ia menatap Kira dan juga Giyuu yang sedari tadi diam seperti batu.
"Mungkin saja mereka masih hidup. Aku akan pergi duluan." Setelah mengucapkan itu, Kira langsung menghilang. Meninggalkan Giyuu dan Shinobu berdua.
"Ara ara. Mizuki sepertinya sedang bersemangat hari ini." Ujar Shinobu dengan senyuman yang tak kalah meisterius.
Mereka berdua ini gadis yang sangat aneh. Ada sesuatu tertutupi oleh topeng manis dan senyuman diwajah mereka. Benar-benar gadis yang sangat misterius. Mengerikan.
***
"Tsuki ga kirei desune " Shinobu menatap bulan purnama. Malam ini bulan purnamanya bersinar terang. Sebagai penerang dikala malam menyapa sebagian belahan bumi.
"Karena sedang melakukan misi bersama. Bagaimana jika kita berbaikan dulu, Tomioka-san?"
"Aku datang kemari hanya untuk membunuh iblis." Giyuu menjawab dengan suara datarnya.
"Dingin sekali." Shinobu tersenyum.
"Baiklah. Lebih baik jika berpencar disini. Aku akan pergi ke arah Barat."
"Dimengerti."
Setelah itu Shinobu menghilang sedangkan Giyuu terus berlari maju ke depan.
***
Ctaar.
"Are? Apa itu suara petir?"
Kira melongok kesana kemari. Bola merah menggelinding bersama kepala yang menoleh mencari sumber suara. Matanya beralih menatap langit malam yang dihias bulan purnama.
"Aku yakin langitnya tidak mendung." Gumamnya.
Ctaar.
Suara petir kedua terdengar kembali. "Suaranya tidak jauh dari sini." Kira mengusap dagu runcingnya.
"Apa mungkin ada pengguna pernapasan petir disini?" Tanyanya seorang diri.
"Kalau memang benar. Akan sangat menarik jika aku bisa melihatnya. Yoshh." Kira berlari menembus hutan menuju sumber suara. Manik matanya berkilat senang.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfiction[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...